4 Fakta Kelinci Bertanduk Rusa, Hewan Langka Ikon Budaya Barat
Apakah kelinci bertanduk rusa benar adanya? Simak, Ma untuk diberi tahu pada anak!
28 Januari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kelinci bertanduk rusa atau biasa yang dipanggil dengan nama Jackalope.
Rumor mengenai kelinci bertanduk ini sudah menjamur di berbagai pelosok Amerika Barat sejak ratusan tahun lalu.
Meski Jackalope sudah dinyatakan sebagai makhluk palsu yang tak pernah ada, tetapi masih banyak saja orang yang pergi memburunya.
Menurut Wikipedia, Jackalope adalah makhluk mitos dalam budaya rakyat Amerika yang diwujudkan sebagai seekor kelinci (jackrabbit) yang bertanduk antelop atau rusa, dan adakalanya berekor dan bertungkai belakang seperti burung pegar.
Mama penasaran dengan hewan ini? Berikut Popmama.com akan merangkum beberapa fakta kelinci bertanduk rusayang dilansir dari berbagai sumber. Yuk simak!
1. Kelinci bertanduk rusa yang dipercaya sebagai salah satu makhluk paling langka di dunia
Dikutip dari The Richest, Legends of America, Jackalope merupakan kelinci bertanduk rusa yang dipercaya sebagai salah satu makhluk paling langka di dunia. Kabarnya, Jakcalope juga merupakan hewan pemalu kecuali saat sengaja didekati.
Jackalope digambarkan sebagai makhluk berbulu coklat dengan berat antara tiga hingga lima pouund. Selain itu, Jackalope juga dapat berlari bagai kilat dengan kecepatan di atas 90 mil per jam.
Makhluk legendaris ini juga dikabarkan sangat kejam saat terlibat perkelahian dengan hewan lain. Jackalope pertama kali ditemukan John Colter, salah satu pria berkulit putih pertama yang masuk ke wilayah Wyoming.
Hewan unik ini kabarnya sangat agresif dan pergerakannya tak mudah ditebak. Meski rumornya menyebutkan hewan ini tak pernah ada di dunia, tapi beberapa orang mengaku pernah melihat makhluk langka ini.
Editors' Pick
2. Kelinci tidak menumbuhkan tanduk secara alami, tetapi ia terinfeksi virus papiloma kelinci
Meskipun tidak ada hewan hibrida seperti jacklope, memang ada unsur kebenaran dalam legenda itu, kata Michael Branch, seorang profesor sastra dan lingkungan di University of Nevada, Reno dan penulis buku "On the Trail of the Jackalope: How a Legend Captured the World's Imagination and Helped Us Cure Cancer”.
“Ini adalah makhluk mitologis. Tapi memang memiliki hubungan nyata dengan kelinci bertanduk di alam yang terserang virus papiloma," sambung Branch.
Kelinci tidak menumbuhkan tanduk secara alami. Tapi virus papiloma kelinci bisa membuat mereka melakukannya. Papillomavirus umum di banyak spesies, dan setiap jenis biasanya menginfeksi anggota spesies inang tertentu, kata Branch. Contoh utama adalah human papillomavirus, atau HPV.
Ketika virus papiloma kelinci menginfeksi kelinci, dapat menyebabkan tumbuhnya tumor jinak dari wajah atau kepalanya yang terkadang menyerupai tanduk atau tanduk. Kadang-kadang, tumor - terbuat dari keratin, protein yang sama yang membentuk kuku dan rambut - tumbuh di bagian tubuh lain, tetapi paling sering terjadi di kepala, kata Branch. Tumor bisa menjadi ganas pada beberapa kelinci.
Namun, pertumbuhan ini tidak selalu terlihat seperti tanduk. Mereka sering hitam dan asimetris, dan hampir tidak megah seperti tanduk jackalope.
"Ini cukup aneh, untuk mengatakan yang sebenarnya," kata Branch. "Tergantung seberapa parah penyakitnya pada kelinci, itu bisa terlihat sangat mengerikan."
Pada 1933, seorang ahli virologi Amerika bernama Richard Shope menemukan bahwa virus papiloma kelinci, yang dinamai Shope papillomavirus, menyebabkan kelinci yang terinfeksi menumbuhkan ciri-ciri yang menyerupai tanduk, menurut sebuah studi tahun 2015 di jurnal PLOS One.