5 Cara Menghilangkan Kebiasaan Membentak Anak
Yuk, mulai bimbing anak tanpa perlu menggunakan bentakan!
30 Juli 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menjadi orangtua bukanlah tugas yang mudah. Mama harus menjadi pembimbing sekaligus sahabat bagi si Kecil agar dapat menjaga kesehatan mentalnya.
Kesehatan mental anak penting untuk diperhatikan sejak usia dini. Mental yang baik bisa membantu si Kecil dalam berkonsentrasi, berpikir jernih, dan mempelajari pengetahuan baru. Dalam mendukung hal tersebut, Mama bisa menerapkan pola bimbingan yang baik tanpa melakukan kekerasan, baik secara verbal maupun nonverbal.
Akan tetapi, terkadang pada saat anak berbuat salah, Mama secara kelepasan akan menegur sampai dengan membentak si Kecil. Padahal, jika dibiarkan secara terus-menerus, hal tersebut bisa menimbulkan kesehatan mental yang buruk bagi anak.
Alexandra Gabriella A., M.Psi, C.Ht, C.Est, Psikolog Klinis dan Hipnoterapis dari Smart Mind Center Consulting, mengatakan bahwa ada beberapa cara yang bisa Mama lakukan untuk menghilangkan kebiasaan membentak anak.
Oleh karena itu, sebagai orangtua, Mama perlu mengetahui pola asuh yang baik untuk menjaga kesehatan mental si Kecil. Berikut 5 cara menghilangkan kebiasaan membentak anak yang telah Popmama.com rangkum untuk Mama.
1. Latihan mengatur napas
Apabila emosi Mama sudah mencapai batas maksimal, rasanya pasti ingin segera membentak si Kecil. Emosi negatif tersebut mengakibatkan pernapasan yang berubah menjadi cepat tanpa kita sadari.
Dalam mengatasinya, Mama bisa diam sejenak dan pergunakan waktu tersebut untuk melatih pernapasan. Tarik dan buang napas sambil menghitung sampai 10 untuk menurunkan instensitas rasa kesal yang ada.
Setelah sudah tenang, barulah Mama bisa menegur dan membimbing anak dengan cara yang baik dan benar.
Editors' Pick
2. Mencoba melihat dari sudut pandang anak
Membentak anak bukanlah hal efektif untuk menjadikannya pribadi yang disiplin. Sebelum membentak anak, cobalah untuk melihat dari sudut pandang mereka.
Pada saat anak beranjak dewasa dan tidak berada di dekat Mama lagi. Seperti halnya ketika mereka harus melanjutkan pendidikan ataupun menikah nantinya. Pasti akan muncul perasaan rindu akan masa-masa bersama dengannya.
Hal yang satu ini terbukti cukup efektif dalam membantu Mama untuk lebih sabar dalam menghadapi si Kecil.