Sejarah Kota Tua, Situs Warisan Sejak Zaman Belanda
Banyak bangunan bersejarah yang sudah ada sejak zaman Belanda
12 Desember 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagai ibu kota Indonesia, Jakarta memiliki mempunyai banyak destinasi wisata, kuliner, serta tempat bersejarah yang memikat pendatang dari kota lain.
Salah satu tempat hits yang tidak pernah sepi pengunjung adalah kawasan wisata Kota tua.
Kota tua merupakan destinasi wisata yang berlokasi di Jalan Pintu Besar Utara nomor 27, Pinangsia, Tamansari, Jakarta Barat, DKI Jakarta.
Tempat ini memiliki luas sebesar 1,3 km yang melintasi wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Barat yang dipenuhi dengan berbagai bangunan unik dan bersejarah.
Bertempat di pusat Jakarta, Kota Tua dekat yang dengan kuliner, perumahan, dan transportasi umum yang membuat wisata ini mudah dijangkau.
Jika Mama dan Papa tertarik untuk mendatanginya, hanya perlu turun di Stasiun Jakarta Kota jika menggunakan KRL dan turun di Halte Kota apabila menggunakan Transjakarta.
Melansir dari berbagai sumber, berikut Popmama.com telah merangkum sejarah Kota Tua, situs warisan sejak zaman Belanda. Simak penjelasannya di bawah ini, yuk!
1. Penyerangan Pelabuhan Sunda Kelapa
Sejarah Kota Tua Jakarta dimulai sejak tahun 1526 dimana Fatahillah dikirim oleh Kesultanan Demak untuk menyerang Pelabuhan Sunda kelapa dimana pada saat itu berada di bawah kekuasaan Kerajaan Pajajaran.
Pelabuhan tersebut berdiri sejak zaman Kerajaan Sunda yang digunakan sebagai sarana perdagangan antarpulau di Nusantara.
Berlanjut dari peristiwa tersebut, pelabuhan berganti nama menjadi Jayakarta yang memiliki luas wilayah sebesar 15 hektare dan tata kota pelabuhan tradisional Jawa.
2. VOC menyerang Jayakarta dibawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen
Pada tahun 1619, Jayakarta diserang dan dihancurkan oleh Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) di bawah komando Jan Pieterszoon Coen.
Satu tahun kemudian, kota yang sudah diserang selama dua kali tersebut dibangun kembali menjadi kota yang baru oleh VOC. Dibangun di atas reruntuhan Jayakarta, proses pembangunan selesai pada tahun 1650.
3. Berdirinya “Batavia” sebagai kota baru
Kota yang dibangun oleh VOC di bawah pimpinan Pieterszoon Coen tersebut dinamai dengan ‘Batavia’.
Wilayah yang meluas sampai tepi barat Sungai Ciliwung ini difungsikan sebagai kantor pusat VOC di Hindia Timur. Selain itu, kota ini dikendalikan VOC sebagai tempat perdagangan, politik, sampai militer.
Kota Batavia dirancang dengan gaya Belanda Eropa yang dilengkapi dengan benteng, dinding kota, dan kanal.
Penduduk Batavia yang dikenal dengan sebutan “Batavianen” tersebut terdiri dari etnis kreol.
Editors' Pick
4. Kemunculan wabah tropis di Batavia
Kota Batavia diatur dalam beberapa blok yang dipisahkan oleh kanal. Kanal-kanal tersebut diisi akibat kemunculan wabah tropis.
Wabah tersebut terjadi karena sanitasi yang cukup buruk. Akibatnya, pada tahun 1835 dan 1870 setelah pandemi, Batavia meluas ke selatan.
Kondisi ini mendorong banyak orang keluar dari kota Batavia menuju ke wilayah Weltevreden. Weltevreden saat ini berlokasi di sekitar Sawah Besar, Jakarta Pusat yang membentang dari RSPAD Gatot Subroto sampai Museum Gajah.
5. Pergantian nama Batavia menjadi Jakarta
Nama Batavia berhasil bertahan mulai dari tahun 1621 sampai dengan 1942. Belanda pun berhasil ditaklukan oleh Jepang.
Alhasil, Jepang mengubah nama Batavia menjadi Jakarta yang bertahan sampai dengan saat ini.
6. Menjadi situs warisan yang dilindungi
Ali Sadikin, Gubernur Jakarta yang menjabat sejak tahun 1966 sampai dengan 1977 ini mengeluarkan dekret resmi yang menjadikan Kota Tua sebagai situs warisan pada tahun 1972.
Pengeluaran dekret ini bertujuan untuk melindungi sejarah arsitektur kota ataupun bangunan yang masih tersisa.
7. Tempat-tempat di Kota Tua yang dihancurkan
Dikarenakan adanya pembangunan yang berlangsung di daerah Jakarta, beberapa tempat ataupun bangunan yang berlokasi di Kota Tua terpaksa harus dihancurkan.
Hal tersebut disebabkan karena bangunan bersejarah di kawasan ini bukan bangunan otentik. Beberapa bangunan telah dipugar karena rusak akibat peristiwa kemerdekaan.
Berikut ini beberapa bangunan yang harus dihancurkan pada kawasan Kota Tua, meliput:
Benteng Batavia : Benteng ini dihancurkan sekitar tahun 1890-1910. Material sisa bangunan ini digunakan untuk pembangunan Istana Daendels yang saat ini dijadikan gedung Departemen Keuangan Nasional.
Gerbang Amsterdam : Gerbang Amsterdam dihancurkan pada tahun 1950 an dengan tujuan pelebaran jalan.
Jalur Trem Batavia : Jalur trem yang pernah ada di Kota Batavia ini dihancurkan karena Presiden Soekarno beranggapan trem membuat jalanan menjadi macet.
8. Wisata dengan museum terbanyak
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, Kota Tua merupakan tempat yang kaya akan tempat-tempat bersejarah.
Hal tersebut menjadikan kawasan ini disebut sebagai wisata yang memiliki museum terbanyak. Berikut 6 museum yang berada di Kota Tua, antara lain:
Museum Fatahillah : Museum Fatahillah diresmikan pada 30 Maret 1974 yang sering disebut juga sebagai Museum Sejarah Jakarta. Museum ini menyediakan repplika peninggalan masa Kerajaan Tarumanegara dan Padjajaran seperti keramik, gerabah, dan batu-batu prasasti.
Museum Seni Rupa dan Keramik : Bangunan ini diresmikan sejak tahun 1990 yang awalnya diberi nama sebagai Balai Seni Rupa dan Keramik. Sesuai dengan namanya, museum ini menyimpan koleksi keramik dari berbagai daerah di Indonesia.
Museum Wayang : Museum Wayang merupakan bangunan yang diresmikan pada tahun 1975 dimana sebelumnya adalah Gereja Baru Belanda. Museum ini memamerkan koleksi wayang dari seluruh Indonesia dengan total 4.000 wayang lebih.
Museum Bank Mandiri : Gedung ini dibangun pada tahun 1929 dan berlokasi di Jalan Lapangan Stasiun, Jakarta Barat. Museum yang menjadi koleksi objek karena aktivitas perbankan zaman dulu ini menyimpan koleksi mata uang kuno, brankas, dan surat-surat berharga.
Museum Bank Indonesia : Museum lainnya yang bisa Mama dan Papa temui ketika berkunjung ke Kota Tua adalah Museum Bank Indonesia. Museum ini diresmikan pada tahun 2006. Museum ini memamerkan koleksi yang berhubungan dengan dunia perbankan.
Museum Bahari : Museum yang termasuk sebagai cagar budaya ini diresmikan pada tahun 1977. Bangunan ini menyimpan koleksi miniatur kapal. peralatan berlayar, dan berbagai jenis biota laut dari perairan Indonesia.
Nah, itu dia sejarah Kota Tua yang menjadi situs warisan sejak zaman Belanda. Semoga bisa bermanfaat dan menambah pengetahuan Mama, Papa, dan si Kecil ya.
Baca juga:
- Sejarah dan Asal-Usul Kota Sumedang, Dulu Berbentuk Kerajaan
- Sejarah Berubahnya Nama Jayakarta, Batavia hingga Jadi Jakarta
- Cari Tahu Sejarah Kota Bandung, Surga Wisata di Jawa Barat