Mengenalkan Cap Go Meh pada Anak, Tradisi 15 Hari Setelah Imlek
Bukan sekadar penanda sebagai berakhirnya Imlek
25 Januari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tak hanya Imlek, masyarakat keturunan Tionghoa biasanya juga akan melangsungkan perayaan Cap Go Meh sebagai penanda berakhirnya Hari Raya Imlek. Tradisi ini dilakukan 15 hari setelah perayaan Imlek.
Kebalikan dari Imlek yang identik dengan kesunyian, doa, dan keluarga, Cap Go Meh justru dilangsungkan dengan festival besar sebagai berakhirnya perayaan tahun baru tersebut.
Bisa dijadikan pembelajaran baru bagi anak-anak, berikut Popmama.com rangkumkan fakta menarik terkait perayaan Cap Go Meh, tradisi 15 haris setelah Imlek. Yuk, simak artikel di bawah ini sampai akhir ya!
Editors' Pick
1. Sejarah Cap Go Meh
Cap Go Meh adalah akhir dari rangkaian perayaan tahun baru Imlek yang mana tradisi ini dilakukan 15 hari setelah Imlek, atau tiap tanggal 15 bulan pertama pada kalender penanggalan Tionghoa.
Istilah Cap Go Meh sendiri berasal dari bahasa Hokkien yakni "Chap Goh Meh" (十五冥), di mana memiliki arti malam kelima belas. Tahukah Mama bahwa istilah ini hanya digunakan oleh masyarakat Tionghoa di Indonesia dan Malaysia, lho. Di Tiongkok sendiri namanya adalah festival lampion (元宵節; Pinyin: yuánxiāo jié).
Mengutip dari Wikipedia, perayaan Cap Go Meh sudah dilakukan sejak abad ke-17 Masehi pada masa Dinasti Han di Tiongkok, terutama ketika adanya migrasi masyarakat Tionghoa ke wilayah bagian selatan Tiongkok.
Baik raja mau pun masyarakat, mereka akan beramai-ramai merayakan di malam ke-15 bulan pertama penanggalan Tionghoa. Masyarakat kemudian akan memasang lampion dengan ragam warna untuk menakuti binatang perusak tanaman dan juga membuat pemandangan menjadi lebih indah.
Untuk memeriahkan perayaan tersebut, diadakan pula pertunjukan musik dengan barongsai yang turut menari. Dari sinilah kemudian perayaan Cap Go Meh dilakukan turun temurun oleh masyarakat Tionghoa di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
2. Tradisi Cap Go Meh
Setiap daerah di Tiongkok sana memiliki tradisi perayaan Cap Go Meh yang berbeda-beda. Namun secara umum, tradisi Cap Go Meh akan dimulai dengan berdoa di wihara, lalu menyantap hidangan yang menjadi ciri khas perayaan tersebut yakni kue keranjang atau ti kwe, di mana makanan ini menyerupai dodol atau disebut sebagai dodol China.
Selanjutnya ada pula tradisi lainnya yang biasa ditemukan saat perayaan Cap Go Meh yakni pertunjukan tarian Barongsai yang disebutkan sebagai kuda berkepala naga atau Ma Lung Tze kemudian menjadi Barongsai di Indonesia. Adanya barongsai disebutkan sebagai lambang kebijakan umur panjang, kepatuhan dan rasa hormat kepada orangtua, keturunan yang cemerlang dan pemerintahan yang baik.
Tak hanya Barongsai, ada pula tarian Liong yang diisi oleh lebih banyak penari di dalamnya. Sesuai dengan namanya yang dalam bahasa Tiongkok berarti naga, tarian atraksi ini menggunakan banyak orang dan membentuk meliuk selayaknya naga yang sedang bergerak atau terbang.
3. Pusat perayaan Cap Go Meh di Indonesia
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa nama Cap Go Meh hanya populer di masyarakat Tionghoa Indonesia atau Malaysia, sementara di negara asalnya biasanya dikenal dengan festival lampion.
Sesuai dengan namanya, masyarakat yang merayakan biasanya turut melangsungkan parade lampion yang begitu indah dan meriah. Sebagai informasi, di Indonesia sendiri juga turut melangsungkan festival lampion yang cukup meriah, meski memang tidak semeriah masyarakat Tionghoa sana.
Singkawang, Kalimantan Barat jadi pusat perayaan Cap Go Meh terbaik versi Indonesia. Selain penuh dengan lampion, pertunjukan barongsai dan replika naga yang begitu indah, festival Cap Go Meh di Singkawang juga menampilkan Tatung atau orang-orang pilihan yang dimasuki roh baik.
Tak sekadar dimasuki roh, nantinya mereka akan ikut berkeliling daerah Singkawang sambil melukai tubuhnya sendiri. Inilah yang menjadi ritual unik dari Cap Go Meh, tujuannya adalah untuk menolak bala dna mengusir roh jahat.
Uniknya tradisi Tatung pada acara Cap Go Meh ini kemudian diakui oleh UNESCO sebagai tradisi yang patut dilestarikan. Itulah mengapa perayaan Cap Go Meh dilangsungkan secara besar-besaran di daerah Singkawang ini.
Itulah beberapa fakta menarik tentang Cap Go Meh yang bisa Mama ajarkan pada anak. Sebagai budaya yang perlu diwariskan, anak juga perlu memahami apa makna dibalik perayaan besar-besaran tersebut.
Semoga bermanfaat ya, Ma!
Baca juga:
- Apa Itu Imlek, Budaya yang Dapat Diwariskan ke Anak
- 40 Ucapan Imlek 2022 dalam Bahasa Indonesia, Mandarin/Kanton & Inggris
- 8 Tradisi Perayaan Imlek yang Penuh Makna