Lebaran Anak Yatim 10 Muharram, Ini Keutaman dan Cara Memuliakannya
Apa itu Lebaran anak yatim yang biasa dirayakan pada tanggal 10 Muharram? Yuk, jelaskan pada anak
14 Juli 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam Islam, terdapat banyak hari peringatan yang penting untuk diingat sekaligus diperingati. Tak hanya perayaan Idulfitri maupun Iduladha, perayaan lebaran anak yatim juga sudah lama menjadi tradisi bagi umat muslim di Indonesia.
Lebaran anak yatim sendiri diperingati setiap tanggal 10 Muharram dalam kalender Hijriyah. Istilah lebaran anak yatim ini diperingat untuk memuliakan anak yatim di bulan suci Muharram.
Lantas, apa saja sih keutamaan dan cara memuliakan anak yatim di bulan yang suci ini, serta kapan peringatan Lebaran anak yatim diperingati?
Untuk mengetahui semua informasinya, berikut Popmama.com rangkumkan dalam artikel di bawah ini.
1. Apa itu lebaran anak yatim?
Lebaran anak yatim adalah istilah mengungkapkan kegembiraan anak-anak yatim karena banyak orang yang memerhatikan dan menyantuninya. Sering disebut Idul Yatama. Peringatan hari raya ini dilakukan setiap tanggal 10 Muharram kalender Hijriyah.
Istilah ini pada dasarnya sama seperti peringatan lain kok, Ma. Misalnya Hari Ayah, Hari Ibu, atau peringatan lainnya. Namun, pada bulan Muharram ini, umat Islam dianjurkan untuk memuliakan anak yatim agar mendapat syafaat dari Allah SWT dan para Rasullullah SAW.
Hal ini karena dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa Rasulullah SAW sangat menyayangi anak-anak yatim, terlebih lagi pada hari Asyura yang jatuh setiap tanggal 10 Muharram.
Itulah mengapa pada tanggal tersebut banyak ulama yang memperingatinya sebagai hari raya anak yatim dan menjadi sebuah perayaan yang masih terus diperingati hingga saat ini.
Editors' Pick
2. Dalil tentang lebaran anak yatim
Pada perayaan Asyura di setiap tanggal 10 Muharram, umat Islam dianjurkan berpuasa untuk mendapatkan 1.000 pahala malaikat dan 10.000 pahal syuhada.
Tak hanya puasa, dianjurkan juga bagi umat Islam untuk memuliakan anak yatim sebagaimana dijelaskan dalam kitab Tanbihul Ghafilin bi-Ahaditsi Sayyidil Anbiyaa-i wal Mursalin yang disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أَعْطَاهُ اللَّهُ تَعَالَى ثَوَابَ عَشْرَةِ آلافِ مَلَكٍ ، وَمَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أُعْطِيَ ثَوَابَ عَشْرَةِ آلَافِ حَاجٍّ وَمُعْتَمِرٍ وَعَشْرَةِ آلافِ شَهِيدٍ ، وَمَنْ مَسَحَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِ يَتِيمٍ يَوْمَ عَاشُورَاءَ رَفَعَ اللَّهُ تَعَالَى لَهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ دَرَجَةً
Artinya: “Barangsiapa berpuasa para hari Asyura (tanggal 10) Muharram, niscaya Allah akan memberikan seribu pahala malaikat dan pahala 10.000 pahala syuhada’. Dan barang siapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, niscaya Allah mengangkat derajatnya pada setiap rambut yang diusapnya“.
Penjelasan tentang kemuliaan bulan Muharram untuk berpuasa dan memuliakan anak yatim ini ditulis oleh KH Sholeh Darat pada bulan Muharram tahun 1317 H.
Namun, pada dasarnya menyantuni anak yatim bisa dilakukan kapan saja dan tidak perlu menunggu setiap tanggal 10 Muharram. Jadi, kita sebagai umat Islam akan senantiasa mendapat keutamaan dekat dengan Rasulullah di surga-Nya karena sudah menghilangkan kesusahan anak-anak yatim.
Hal ini juga yang telah dijanjikan Rasulullah SAW dalam sebuah hadis berikut:
“Aku dan orang yang mengasuh atau memelihara anak yatim akan berada di surga begini,” lalu beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengah serta merenggangkannya sedikit.” (HR Bukhari, Tirmidzi, Abu Daud dan Ahmad dari Sahl bin Sa’d).