Orangtua Hati-Hati, Pelajari 5 Hal Ini agar Tak jadi Toxic Parents
Jangan sampai membuat anak tak nyaman karena toxic parents ya
21 September 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tanpa kita sadari, ternyata tak semua orangtua memiliki kemampuan dalam mendidik anaknya dengan baik. Bukan perihal finansial saja, Ma, sisi emosional dan pola pikir dalam mendidik anak juga sangat penting.
Hal-hal tersebut tentunya akan menjadi penyumbang terbesar karakter anak di masa depan nanti. Namun jika Mama dan Papa selalu merasa benar, tak mau dibantah dan menghakimi anak saat terkena masalah dibanding merangkul adalah beberapa di antara karakter orangtua toxic yang dirasakan banyak anak.
Jadi, di luar kemampuan finansial yang diberikan pada anak, setidaknya ada 5 hal lain yang harus Mama dan Papa ketahui agar kelak tak menjadi orangtua toxic bagi buah hati tercinta. Apa saja ya?
Yuk, simak ulasan Popmama.com mengenai cara agar tidak menjadi toxic parents berikut ini!
1. Kemampuan menyembunyikan masalah pribadi
Hidup merupakan sebuah ujian yang selalu ada masalah setiap harinya. Meski berat, hal ini tak bisa dipungkiri terlebih saat menjadi orangtua yang memiliki kewajiban lebih pada anak.
Agar tak menjadi orangtua toxic kelak, cobalah berusaha untuk tak menampakannya di depan anak-anak. Mereka tidak pantas terkena cipratan masalah kita di usianya yang masih terlalu dini.
Salah satu masalah yang wajib disembunyikan dari anak ialah masalah yang dihadapi Mama dan Papa. Hal ini akan membuat anak sedih, ketakutan, tidak betah di rumah dan hilang respek kepada orangtuanya ketika mendapati mereka bertengkar.
Editors' Pick
2. Kemampuan menghargai dan respek
Saat anak berbuat salah dan berkata jujur pada Mama dan Papa, hal seharusnya dilakukan bukanlah memarahi apalagi membentaknya. Belajarnya menghargai dan memberikan respek padanya dengan berterima kasih karena telah berani mengatakan kesalahannya.
Sembari mengatakan hal tersebut pada anak, Mama dan Papa juga bisa menyelipkan nasihat agar anak tak mengulangi kesalahan yang sama dilain waktu.
Saat anak baru memasuki usia sekolah, hargai berapa pun nilai sekolah yang ia terima. Berikan pujian serta semangat agar anak lebih giat dalam belajar. Katakan padanya bahwa apa yang ia dapat selama hasil sendiri lebih berharga dari apa pun. Dengan begitu, anak akan merasa bahwa dirinya berharga.