Dampak Pola Asuh Otoriter, Ini 5 Hal yang Akan Terjadi pada Anak
Bisa berdampak negatif jika terlalu otoriter
2 Juli 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap orangtua yang memiliki anak tentu menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Banyak orangtua yang menerapkan pola asuh yang keras, hal ini diharapkan anak dapat tumbuh seperti yang mereka inginkan.
Namun perlu Mama ketahui, pola asuh yang terlalu keras yang diterapkan sejak kecil ternyata akan memengaruhi bagaimana ia tumbuh saat dewasa kelak.
Pada kondisi tertentu, ketegasan dan konsisten orangtua terhadap anak memang diperlukan, ini tujuannya untuk membentuk kedisiplinan mereka.
Namun apabila hal ini diterapkan dengan cara kurang tepat, bisa jadi akan menimbulkan otorisasi orangtua yang justru berdampak buruk pada perkembangan anak selanjutnya.
Jika Mama dan Papa terlalu bersikap otoriter pada anak sejak kecil, berikut Popmama.com telah merangkum 5 dampak pola asuh otoriter pada anak.
1. Kesulitan menyampaikan pendapatnya
Anak yang dididik dengan pola asuh otoriter biasanya akan merasa takut mengeluarkan pendapatnya. Hal ini sebab orangtua menutup rapat diskusi dengan anak.
Ketika Mama dan Papa mulai seperti ini, anak akan menjadi pribadi yang peragu atau takut salah ketika ingin mengutatakan sesuatu.
Jika Mama dan Papa terlalu otoriter pada anak, maka ia akan kesulitan mengambil keputusan sendiri, Ma.
Anak mengembangkan pribadi yang cenderung people pleaser, dimana ia akan kesulitan mengatakan tidak pada orang lain.
Editors' Pick
2. Mudah berbohong demi menghindari hukuman
Anak akan menjadi pribadi yang lebih mudah berbohong untuk menghindari hukuman terhadap perilaku yang menurut Mama dan Papa kurang pantas.
Anak juga terbiasa bersikap manipulatif ketika mendapat pola asuh yang terlalu otoriter. Ini dilakukannya agar terhindari dari hukuman yang akan Mama dan Papa berikan.
3. Self esteem yang rendah
Self esteem atau penghargaan terhadap diri sendiri juga akan berpengaruh ketika pola asuh yang didapat terlalu otoriter.
Orangtua otoriter biasanya memberikan hukuman ketika mendidik, bukan kedisiplinan yang seharusnya dibutuhkan anak. Bukannya mengajarkan anak bagaimana membuat pilihan yang baik, sering kali tanpa sadar Mama dan Papa justru membuatnya menyesal atas kesalahan yang dilakukan.
Anak yang tumbuh dalam pola asuh ini biasanya memiliki karakter yang keras dan selalu mengikuti aturan. Ada yang harus dikorbankan untuk ketaatan yang anak lakukan, yaitu risiko dalam penghargaan diri yang rendah.
Sebab dalam hal ini, orangtua biasanya tak pernah menghargai pendapat anak sehingga membuat ia memiliki penghargaan diri yang rendah.
4. Kurangnya motivasi
Pola asuh yang keras dan mengekang bisa berdampak negatif pads tumbuh kembang mereka kelak, Ma.
Jika ia terlalu dituntut banyak hal, itu sama saja Mama mematikan kebebasan anak dan pada akhirnya membuatnya menjadi pribadi yang kurang memiliki motivasi.
Anak akan menjadi pribadi yang mudah cemas karena rasa aman dan kasih sayang yang diberikan tidak terpenuhi. Padahal ini merupakan kebutuhan dasar yang seharusnya diberikan oleh orangtua saat usia dini.
Saat anak mulai kehilangan motivasi, tak hanya memengaruhi pendidikannya, ia juga akan menjadi pribadi yang sulit dalam mengambil keputusan atau bersikap.
5. Bersikap agresif dan sering bermusuhan
Melansir 4 Types of Parents and Their Effects on Kids dari EFATA Christian School 2018 oleh Ami Morin, anak dengan pola asuh otoriter lebih mungkin jadi agresif dan bermusuhan daripada memikirkan bagaimana melakukan hal yang lebih baik ke depannya.
Sebab pola asuh yang otoriter akan membatasi ruang anak bahkan menyertakan hukuman fisik. Hal ini membuat anak menjadi agresif dan berfokus pada kemarahan yang mereka rasakan terhadap orangtuanya.
Bukan hanya lebih agresif, anak yang mendapat pola asuh otoriter juga bisa alami bisa krisis kepercayaan diri dan jadi pribadi pemalu.
Itulah 5 hal yang mungkin akan terjadi sebagai dampak pola asuh otoriter pada anak meski terjadi secara perlahan dan tanpa Mama atau Papa sadari.
Mendidikan kedispilinan sejak dini memang baik untuk tumbuh kembangnya, namun tak harus dengan pola asuh yang otoriter.
Mama dan Papa bisa memberikannya kasih sayang dan rasa aman yang seimbang, alih-alih terlalu otoriter padanya.
Baca juga:
- 7 Kalimat Terlarang yang Tidak Boleh Diucapkan Orangtua pada Anak
- Bagaimana Pertengkaran Orangtua Berdampak pada Mental Anak?
- 7 Tips dalam Mengatasi Anak yang Takut akan Suara Keras