Indonesia Gawat Darurat, Ini Cara Tanamkan Cinta Tanah Air Sejak Dini
Agar anak terbiasa untuk mencintintai negaranya, yuk tanamkan cara-cara ini
24 Agustus 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sejak beberapa hari terakhir, media sosial diramaikan dengan foto maupun video berisikan tulisan "Peringatan Darurat" yang diunggah oleh banyak figur publik ternama dan netizen.
Foto dan video dengan latar warna biru ini pun trending di media sosial X (dulu bernama Twitter) bersama tagar #KawalPutusanMK, yang juga dibarengi dengan aksi demonstrasi masyarakat sejak Kamis (22/4/2024) lalu.
Bersamaan dengan ini, Najelaa Shihab yang dikenal sebagai penggiat pendidikan di Indonesia pun membagikan sebuah unggahan dengan latar warna yang sama, yang berisikan cara kita sebagai orangtua untuk menanamkan cinta Indonesia pada anak-anak.
Adapun cara menanamkan cinta tanah air pada anak sejak dini adalah untuk menghadapi kondisi gawat darurat Indonesia dan membangun generasi yang patriotik. Seperti apa caranya? Berikut Popmama.com rangkumkan informasinya.
Sekolah dan Keluarga Bisa Ajarkan Demokrasi Sejak Dini
Dalam unggahan terbarunya tersebut, psikolog dan praktisi pendidikan itu menjelaskan maksud dari istilah yang sedang ramai di media sosial saat ini sepatutnya sudah menjadi peran penting bagi para orangtua dalam mengajarkan demokrasi pada anak sejak dini.
Dengan tulisan apiknya yang selalu disukai oleh banyak netizen, terutama pada orangtua, perempuan yang akrab disapa mba Elaa itu menuliskan bahwa peran pendidikan dan pengasuhan anak usia dini hingga perguruan tinggi menjadi penentu masa depan Indonesia.
Berikut adalah apa yang dibagikan oleh Najelaa dalam tulisannya:
Sebagian kita yang dewasa, hari ini memilih berdemonstrasi. Sebagian lagi, memilih berjuang dengan caranya sendiri - lewat kegiatan lain yang dilakukan sebagai bukti mencintai negeri ini.
Yang pasti, peran dalam pendidikan dan pengasuhan untuk anak sejak usia dini hingga perguruan tinggi, adalah tanggung jawab bersama guru dan orangtua, bahkan semua orang dewasa yang hadir di sekitarnya, yang akan menentukan masa depan Indonesia.
Urgensi berpihak kepada generasi mendatang selalu ada - sebelum atau sesudah pilkada - karena keberdayaan harus menjadi tujuan tumbuh kembang, bagi semua dan setiap anak bangsa.
Menurutnya, apapun yang kita lakukan hari ini, di ruang kelas dan ruang keluarga setiap hari, mari jadikan momen ini memiliki percakapan bermakna tentang demokrasi, untuk mengajarkan anak cara mencintai tanah air lebih baik lagi.
Berikut adalah cara menanamkan cinta Indonesia kepada anak sejak dini:
Editors' Pick
1. Memahami sejarah dengan membiasakan perspektif yang beragam
Masih dalam unggahan yang sama di slide berikutnya, Najelaa Shihab menuliskan cara pertama yang bisa ditanamkan para orangtua untuk membuat anaknya bisa mencintai tanah air lebih baik lagi adalah dengan memahami sejarah dengan membiasakan perspektif beragam saat menganalisis peristiwa dan aktor-aktornya.
Salah satunya adalah peristiwa paling penting di Indonesia, yakni waktu kemerdekaan yang bertepatan pada 17 Agustus 1945 yang baru saja kita rayakan bersama.
Najelaa menyampaikan bahwa peristiwa penting seperti yang terjadi pada 21 Agustus 2024 (proses sidang di DPR) tidak hanya dipengaruhi oleh tokoh besar seperti Soekarno, Hatta, atau para pemimpin dan influencer terkenal. Justru, perubahan yang berarti sering kali digerakkan oleh orang-orang biasa yang memiliki kepedulian besar, meskipun mereka tidak dikenal luas, mereka berkontribusi melalui tindakan dan doa dari berbagai penjuru Indonesia.
Artinya, perubahan besar bukan hanya hasil kerja para tokoh terkenal seperti Soekarno, Hatta, atau pemimpin dan influencer. Namun, juga dari orang-orang biasa yang peduli dan bertindak dengan tulus dari seluruh penjuru Indonesia untuk membantu menumbuhkan cinta tanah air.
2. Menguatkan literasi media, terutama cara untuk menghadapi disinformasi
Sebagai orang yang akan dicontoh oleh anak, tentu kita sebagai orangtua perlu mengajarkan pada anak bagaimana memilah informasi yang beredar.
Kta harus mendukung berita yang benar dan menjauhi berita palsu. Siapa yang kita ikuti di media sosial dan apa yang kita bagikan di grup chat adalah contoh bagi anak-anak, baik di sekolah maupun di rumah.
Dengan mendukung pemberitaan yang terpercaya, ini menjadi bagian penting dari demokrasi yang mana bisa menumbuhkan rasa cinta tanah air pada anak.
Jadi, apa yang Mama dan Papa terima dari media sosial, bijaklah untuk mencernanya lebih baik agar terhindar dari penyebaran berita palsu atau hoax yang bertujuan memanipulasi fakta.
3. Mengenalkan anak pada berbagai saluran beraksi dan bersuara
Ratusan, bahkan ribuan, mahasiswa serta masyarakat sipil di berbagai wilayah pun tergerak untuk turun ke jalan dalam menunjukkan rasa tidak terima mereka terhadap apa yang telah dilakukan pemerintah kepada masyarakatnya.
Cara protes ini perlu diapresiasi sebagai langkah patriotik warga negara. Tak hanya orang dewasa, Najelaa Shihab menjelaskan bahwa masih banyak praktik lain yang bisa dilakukan berbagai usia, termasuk anak-anak.
"Menulis surat atau petisi kepada pihak berwenang yang kita tak sependapat dengannya, bertanya tentang tata tertib sekolah yang kurang tepat penerapannya, menunjukkan dukungan dengan mencoblos atau menunjukkan penentangan dengan tidak mencoblos di bilik pilkada maupun pemilihan ketua OSIS di sekolah, memboikot produk tak ramah lingkungan atau investasi kaum penjajah," tulisnya dalam unggahan berlatar biru tersebut.
Dari penjelasan ini, orangtua memiliki kesempatan untuk melatih kemerdekaan anak lewat aksi "kecil" untuk membela negara setiap harinya.
4. Mempraktikan nilai-nilai keadilan dan integritas
Baik di sekolah maupun di rumah, guru dan orangtua bisa mempraktikan nilai keadilan dan integritas dalam interaksi sehari-hari. Hal ini bisa menjadi cara menanamkan rasa cinta anak kepada tanah air sejak dini.
Cara mudah mempraktikannya pun dicontohkan oleh mba Elaa seperti misalnya, tidak mencontek dan menjunjung tinggi kejujuran intelektual saat mengerjakan penelitian, tidak menyogok anak dengan berbagai hadiah agar mau membantu menjaga kerapian ruangan, menggunakan gawai dan aplikasi sesuai batas umur serta ketentuan privasi dan keamanan, menghormati pendapat anak walaupun kekritisannya kadang menyulitkan bahkan menyebalkan.
Dengan cara-cara sederhana di atas, anak pun belajar arti demokrasi untuk nantinya bisa ikut serta menghadapi kondisi gawat darurat Indonesia dan membangun generasi yang patriotik.
Pesan terakhir dalam unggahan tersebut yang ingin disampaikannya adalah demokrasi bukan hanya soal membela hukum atau posisi politisi, tetapi soal menjaga nilai-nilai moral. Menjadi warga yang aktif berkontribusi juga butuh pendidikan dan pengasuhan yang membebaskan pikiran sejak kecil.
Semoga informasi di atas bisa bermanfaat bagi kita semua dalam mendidik anak agar bsia mencintai Indonesia lebih baik lagi.
Baca juga:
- 7 Artis yang Ikut Suarakan Peringatan Darurat, Ada Duta Sheila on 7
- Lagi Viral, Apa Arti Peringatan Darurat?
- 7 Potret Artis Ikut Aksi Demo di Gedung DPR, Tolak RUU Pilkada!