Sejarah Awal Mula Huruf Braille, Alat Bantu Penyandang Tunanetra
Jadi alat bantu penyandang tunanetra, yuk ketahui awal mula huruf Braille
30 Juli 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tahukah Mama, bahwa tanggal 4 januari setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Braille Sedunia atau World Braille Day, lho!
Braille sendiri adalah sistem tulis dan cetakan yang digunakan sebagai alat bantu untuk para tunanetra di seluruh dunia. Peringatan Hari Braille tiap tahunnya dirayakan sebagai bentuk penghormatan kepada penemu huruf Braille, yaitu Louis Braille.
Jadi salah satu alat bantu yang membawa peranan penting dalam memajukan pendidikan dunia hingga akses informasi sosial, yuk ajak anak mama mengenal sejarah huruf Braille dalam rangkuman yang sudah Popmama.com siapkan berikut ini.
Editors' Pick
1. Sejarah sebelum terciptanya huruf Braille
Louis Braille merupakan seorang penyandang tunanetra yang menciptakan huruf Braille sebagai alat bantu para penyandang tunanetra lainnya di seluruh dunia.
Braille sendiri diketahui telah kehilangan penglihatannya ketika usianya masih tiga tahun. Hal ini terjadi karena kecelakaan yang ia alami saat sedang bermain yang melukai kedua matanya hingga mengalami peradangan.
Setelah kecelakaan yang dialami Braille di usia balita tersebut, ia pun harus menelan kenyataan pahit bahwa dirinya mengalami kebutaan total di usia yang masih sangat belia.
Meski demikian, Braille sendiri tidak patah semangat dalam menjalani hidupnya. Di usianya yang memasuki 10 tahun, ia bersekolah di Institution Royale de Jeunes Aveugles, Paris, bersama sekitar 100 tunanetra lainnya.
Nah, di sekolah ini Braille tetap diajarkan pelajaran membaca dengan memanfaatkan indra peraba menggunakan metode pelajaran huruf alfabet timbul. Metode pembelajaran ini diketahui diciptakan oleh salah seorang guru penyandang tunanetra bernama Valentin Hauy.
Hauy menciptakan metode pembelajaran tersebut dengan untuk membantu para siswa tunanetra yang memiliki keterbatasan dalam melihat. Tujuannya adalah agar mereka juga bisa membaca suatu kalimat dengan mengenali huruf timbul lewat sentuhan.
Namun sayang, Ma, metode pembelajaran Hauy ini ternyata tidak mampu diterima sepenuhnya oleh seluruh siswa. Diketahui membaca dan menulis dengan metode tersebut hanya bisa dilakukan sekitar 3-4 siswa tunanetra saja.
2. Louis Braille mengembangkan metode melalui sistem titik
Di sekolah tempatnya mengenyam pendidikan, Louis Braille dikenal sebagai salah satu siswa yang pintar, baik dalam pelajaran maupun keterampilan. Bahkan, Braille juga pernah ditunjuk sebagai re'pe'titeur atau guru magang di sekolah tersebut.
Sejarah awal mula huruf Braille mulai terbentuk secara perlahan diawali dengan kunjungan Charles Barbier yang mendemonstrasikan tentang sistem kode.
Sistem kode tersebut diketahui sempat digunakan oleh para tentara yang berada dalam keadaan cahaya yang gelap total, tetapi tetap bisa mengirim pesan satu sama lain melalui sistem titik-titik.
Metode ini pun mulai banyak diikuti oleh para siswa tunanetra yang dianggap lebih mudah dipahami daripada metode sebelumnya. Meskipun begitu, nyatanya masih banyak yang beranggapan bahwa sistem kode tersebut terlalu rumit karena memang bukan diciptakan untuk penyandang tunanetra.
Dari sinilah akhirnya Braille yang saat itu masih berusia 12 tahun mulai memiliki ketertarikan dengan sistem Barbier. Braille remaja pun akhirnya berusaha untuk terus mengembangkan sistem kode tersebut agar lebih mudah dipahami oleh para penyandang tunanetra sepertinya.