Stop Membantu Anak Setiap Saat untuk Membentuk Karakter Positif
Anak tak harus selalu dibantu kok, Ma. Coba pikirkan hal ini yuk!
4 Maret 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagai orangtua, tentunya kita ingin memberikan yang terbaik untuk buah hati. Namun, tak sedikit pula orangtua yang justru membuat anak mereka merasa ketergantungan karena terus mendapat bantuan dalam menyelesaikan berbagai masalah.
Ketika anak dihadapkan pada masalah, banyak dari orangtua yang tanpa sadar membantu semua masalah anak. Padahal, dengan begitu justru anak akan kurang inisiatif, tanggung jawab dan tak termotivasi dalam memecahkan masalah yang ada.
Tak masalah kok jika membantu anak, namun tidak semua keadaan dan setiap saat, Ma. Seperti yang dijelaskan Psikologi Anak, Saskhya Aulia Prima pada Instagram pribadinya mengenai kesalahan orangtua yang selalu membantu anak setiap saat.
Mengapa demikian? Yuk, simak jawaban yang sudah Popmama.com rangkum dari unggahan Psikolog Anak, Saskhya yang bisa dijadikan pertimbangan Mama dan Papa dalam membentuk karakter positif anak sejak dini.
1. Alasan dibalik orangtua terus membantu anak
Sebagai orangtua, memang kewajiban kita untuk membantu anak. Namun, tak setiap saat anak perlu dibantu, Ma. Justru dengan membantu anak, sama saja kita membiarkan anak menjadi ketergantungan dan tidak memiliki rasa tanggung jawab akan masalah yang dihadapinya.
Umumnya para orangtua yang selalu membantu anaknya setiap saat lantaran berbagai alasan berikut ini:
- Anak menangis karena tidak dapat mengerjakan sesuatu sehingga membuat Mama atau Papa ingin membantu menyelesaikan pekerjaan anak.
- Anak menangis atau rewel ketika mainan yang dimainkannya tak sesuai keinginannya. Misalnya ketika bermain susun balok lalu balok-balok tersebut terjatuh. Orangtua biasanya akan langsung membantu anak menyusun kembali balok agar anak berhenti menangis.
- Anak merasa tidak tenang karena pekerjaan sekolahnya tidak diselesaikan dengan baik. Di sini orangtua juga biasanya akan turun tangan membantu anak menyelesaikan pekerjaannya tanpa mengajarkan.
- Anak panik ketika ada perlengkapan sekolah yang tertinggal atau tak ia bawa. Mungkin Mama atau Papa akan langsung bergegas mengambilkan perlengkapannya yang tertinggal agar anak tidak mendapat hukuman di sekolah. Bukan begitu, Ma, Pa?
- Anak merasa ketakutan atau sedih ketika memiliki masalah dengan temannya. Tak jarang orangtua ikut turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini, padahal seharusnya anak diajarkan bagaimana cara menyelesaikan masalah, bukan malah diselesaikan oleh orangtuanya.
Editors' Pick
2. Wajar membantu anak, namun tidak setiap saat
Sebagai orangtua wajar jika kita merasa berkewajiban dalam setiap tumbuh kembang anak. Tak jarang Mama dan Papa akan merasa geregetan karena sang anak yang terlihat tak kunjung bisa menyelesaikan masalah atau pekerjaannya.
Padahal, yang namanya kehidupan tentu akan selalu ada masalah dan kegagalan, Ma. Justru sedari kecil anak perlu dikenalkan dengan beragam masalah agar dapat bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah yang ada sejak dini.
Selain itu, dengan menghadapi masalahnya sendiri, anak juga akan lebih percaya diri dan kuat dalam bangkit kembali jika dirinya jatuh dalam kegagalan. Berbeda jika anak terus menerus dibantu, justru mereka akan ketergantungan dan hilang rasa percaya diri pada dirinya sendiri.