Viral Anak SD Masuk Grup WhatsApp LGBT, Orangtua Diminta Waspada
Pentingnya peran orangtua untuk selalu memantau aktivitas bermedia sosial yang anak lakukan
21 Juni 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Belakangan ini, beredar kabar yang menyebutkan adanya grup WhatsApp LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) yang diisi oleh anak-anak SD di Pekanbaru, Riau. Kabar tersebut pun viral dan membuat membuat geger jagat maya.
Setelah laporan diinformasikan kepada Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Dinas Pendidikan Pekanbaru pun langsung menindaklanjuti dan menyebutkan bahwa isu tersebut adalah informasi yang keliru dan tidak benar.
Dijelaskan oleh Dinas Pendidikan setempat bahwa grup WhatsApp LGBT yang ditemukan di kalangan anak sekolah hanya ditemukan pada murid SMA, bukan SD.
Kendati demikian, maraknya grup pesan yang manggaungkan LGBT di kalangan anak-anak Indonesia tentunya membuat miris banyak pihak.
Itulah mengapa banyak pihak berharap para orangtua agar lebih waspada dan selalu memantau aktivitas bermedia sosial anaknya.
Untuk mengetahui informasi selengkapnya dan tips apa saja yang bisa Mama dan Papa lakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada anak, berikut Popmama.com rangkumkan informasinya dari berbagai sumber.
Editors' Pick
1. Tindak tegas pemerintah setempat atas grup LGBT dikalangan anak sekolah
Meskipun informasi terkait adanya grup WhatsApp LGBT anak SD dinyatakan tidak benar, pemerintah Pekanbaru melalui Dinas Pendidikan langsung menindak tegas isu tersebut sebagai bentuk antisipasi.
Guna mengantisipasi adanya penyimpangan seks yang merambah anak-anak SD di Pekanbaru, pemerintah setempat menginstruksikan sekolah-sekolah dan orangtua murid untuk sama-sama merangkul demi menjaga anak-anak mereka.
Cara pertama yang dilakukan adalah dengan mengundang narasumber dari Dinas PPPA Pekanbaru atau dari kepolisian guna menyampaikan pemahaman tentang bahaya LGBT.
Sementara itu, khusus di hari Jumat, pihak sekolah di Pekanbaru diinstruksikan untuk memanggil Ustad/Ustadzah melalui MUI untuk membahas kajian dengan tema LGBT.
Dengan adanya hal tersebut, pemerintah berharap anak-anak dapat dibekali informasi yang benar terkait penyimpangan seksual LGBT yang akan membahayakan kehidupan masa depan mereka kelak.
2. LGBT dalam pandangan Islam dan kesehatan
Jika dilihat dari sudut pandang agama di seluruh dunia, mayoritas dari kita sudah memahami bahwa LGBT adalah hal yang tidak dibenarkan. Bahkan, hubungan sesama jenis juga bertentangan dengan hukum alam yang ada.
Sementara, di Indonesia yang mayoritas adalah muslim, sangat menentang keras adanya penyakit LGBT di kalangan masyarakat. Hal ini juga telah dikisahkan dalam kisah Nabi Luth AS melalui ayat Al-Qur'an yang berbunyi:
وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِۦٓ أَتَأْتُونَ ٱلْفَٰحِشَةَ مَا سَبَقَكُم بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِّنَ ٱلْعَٰلَمِينَ
إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ ٱلرِّجَالَ شَهْوَةً مِّن دُونِ ٱلنِّسَآءِ ۚ بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُونَ
Artinya: “Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?” Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.” (QS: Al-A’raf 80-81).
Dikisahkan bahwa orang-orang Sodom dikenal sebagai masyarakat dengan akhlak yang rendah. Bahkan, di wilayah tersebut kemaksiatan dan kemungaran seolah sudah hal yang lumrah terjadi, termasuk tindakan homoseksual di antara lelaki dan lesbianisme di antara perempuan.
Sebagai umat Allah SWT, Nabi Luth pun berdakwah untuk mengajak umatnya meninggalkan perbuatan maksiat tersebut. Nyatanya, dakwah dari Nabi Luth tak diterima, termasuk oleh istrinya sendiri.
Akibatnya, Allah SWT pun murka dan menghancurkan tanah Sodom dengan gempa bumi yang dahsyat dan menghancurkan wilayah tersebut termasuk dengan seluruh penghuninya, yang mana saat ini dikenal sebagai Laut Mati.
Tak hanya ditentang oleh agama, LGBT juga ditentang dalam dunia kesehatan. Jika melihat dari sisi kesehatan, kelompok hubungan sesama jenis yang terjalin antara sesama lelaki lebih berisiko tertular HIV-AIDS karena penularan paling mudah adalah melalui dubur.
Selain HIV, ada sejumlah penyakit lainnya yang lebih rentan dialami oleh orang yang memiliki penyimpangan seksual. Mulai dari penyalahgunaan obat terlarang, gangguan pola makan, penyakit akibat gangguan hormon, dan kanker.
3. Hal yang bisa orangtua lakukan agar anak terhindar dari LGBT
Isu terkait LGBT di kalangan masyarakat Indonesia menjadi salah satu isu yang sangat sensitif dan perlu menjadi perhatian bagi banyak pihak, termasuk orangtua.
Pasalnya, peran kita sebagai orangtua sangatlah penting dalam membentuk kepribadian anak untuk menyokong masa depannya kelak nanti.
Orangtua perlu meningkatkan kewaspadaannya dengan mengikuti berbagai pelatihan untuk dirinya sendiri maupun anak mereka guna mengantisipasi, memitigasi, dan mengindentifikasi gejala-gejala, indikasi, dan tanda tanda awal adanya orang atau kelompok yang terpapar LGBT.
Selain itu, di era teknologi sekarang ini, orangtua diimbau untuk selalu memerhatikan aktivitas bermedia sosial anak agar tetap bijak dan tidak menyalahi aturan selama menggunakan ponsel.
Penting juga untuk memberikan pemahaman tentang larangan LGBT yang tidak sesuai kaidah agama dan membahayakan bagi kesehatannya. Ajarkan pada anak bahwa kodrat manusia adalah hidup berpasang-pasangan, sehingga saat dewasa nanti kelak ia bisa menemui pasangan hidupnya agar bisa seperti Mama dan Papanya.
Semua ini bukan hanya sebagai pemahaman anak agar terhindar dari LGBT, tetapi juga untuk keberlangsungan hidupnya di muka bumi dan melanjutkan garis keturunan kelak nanti. Dengan begitu, anak pun dapat memberikan pemahaman bahaya gaya hidup LGBT pada keturunannya kelak nanti.
Hal yang tak kalah penting, penting bagi orangtua untuk selalu meluangkan waktunya pada anak agar tetap terjalin hubungan dekat antara anak dan orangtua. Pasalnya, terjadinya penyimpangan seksual dan kenakalan remaja lainnya juga bisa disebabkan oleh kurangnya kasih sayang yang diberikan orangtua pada anak.
Dengan adanya informasi di atas, semoga bisa jadi pengingat bagi kita semua ya, Ma, untuk selalu waspada dan melindungi anak-anak kita dari bahaya LGBT yang semakin merajalela.
Baca juga:
- Kisah Nabi Kaum Luth Berpasangan dengan Sejenis, Sekarang Disebut LGBT
- Orangtua Perlu Hati-Hati, Iklan LGBT Muncul di Youtube Kids
- Eksklusif: 5 Cara Melindungi Anak dari Pelaku Penyimpangan Seksual