Viral Kekerasan pada Anak Autisme di 'Calming Room', Bikin Geram!
Memancing emosi netizen, CCTV kekerasan pada anak autisme di London tuai kecaman
30 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Baru-baru ini, publik dikejutkan dengan pemberitaan terkait tindak kekerasan yang terjadi pada anak-anak autisme di sebuah sekolah khusus di London.
Dalam rekaman CCTV yang bocor dan dipublikasikan oleh BBC News, terlihat anak-anak dengan disabilitas belajar dan gangguan mental berat dipaksa masuk ke dalam calming room, ruangan tanpa jendela yang seharusnya digunakan untuk menenangkan.
Bikin geram netizen yang melihat, berikut Popmama.com rangkumkan beberapa faktanya terkait kekerasan pada anak autsime di London.
Editors' Pick
1. 'Calming room' yang tidak sesuai fungsinya
Seperti yang kita ketahui bersama, calming room adalah ruangan khusus yang memang digunakan untuk menenangkan seseorang, terutama anak-anak berkebutuhan khusus seperti autisme atau gangguan sensorik.
Namun, alih-alih menenangkan anak, BBC News belum lama ini melaporkan hasil CCTV yang memerlihatkan anak autisme justru diperlakukan kasar di dalam ruangan tersebut.
Dalam rekaman CCTV yang beredar, beberapa anak didorong hingga terjatuh, bahkan dikunci berjam-jam tanpa makanan dan minuman, serta dibiarkan duduk dalam kondisi tidak higienis.
Ruangan yang seharusnya untuk menenangkan anak, justru memberikan dampak serius atas perlakuan yang mereka dapatkan. Mulai dari luka fisik karena didorong hingga terjatuh, serta trauma psikologis dan PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder).
2. Bikin trauma berkepanjangan
Dilansir dari media yang sama, diketahui banyak anak berkebutuhan khusus di sekolah tersebut yang mengalami kerusakan mental akibat perlakuan kekerasan yang diterima mereka.
Dilaporkan bahwa salah satu anak bahkan harus dirawat di rumah sakit jiwa karena dianggap berisiko melukai diri sendiri.
Kasus lainnya juga tercatat bahwa ada anak yang mengalami epilepsi untuk pertama kalinya setelah dikurung di ruangan tersebut, kedua hal ini diduga terjadi akibat stres berat.
Meski sudah adanya bukti rekaman CCTV, laporan dari para orangtua korban justru sering kali diabaikan. Beberapa dari orangtua menyebutkan ini sebagai bentuk pengabaian dari pihak sekolah.
3. Staf di sekolah tidak ditindak tegas
Para orangtua korban pun lantas melaporkan kejadian yang menimpa anaknya pada pihak sekolah. Dari hasil rekaman CCTV yang diperlihatkan, total enam staf sekolah terbukti melakukan tindak kekerasan pada anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah tersebut.
Meski begitu, staf yang melakukan perilaku penyalahgunaan tersebut justru tidak dilaporkan ke pemerintah untuk diberikan sanksi. Bahkan, tiga di antaranya tetap diizinkan bekerja di sekolah tersebut.
Dari pemberitaan tersebut, perlu diingat kembali bahwa menenangkan anak berkebutuhan khusus perlu adanya pendekatan yang sesuai, Ma, seperti menciptakan lingkungan tenang, menggunakan teknik sensorik, dan berkomunikasi dengan jelas sesuai kebutuhan mereka.
Hindari perlakuan kasar, karena hal ini justru dapat memperburuk kondisi anak dan meningkatkan stres mereka. Yuk, sama-sama pahami kebutuhan mereka dengan lebih baik untuk memberikan dukungan yang penuh kasih.
Baca juga:
- Speech Delay Bisa Jadi Gejala Autisme? Ini Kata Dokter!
- Keunikan Proses Menerima Informasi pada Otak Anak Autisme
- Fakta Autisme pada Anak yang Mama Jarang Tahu