Waspada! Ketahui Potensi Risiko Terinfeksi Virus Corona pada Anak-Anak
Yuk ketahui potensi risiko penularan pada anak-anak, Ma
20 Mei 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mewabahnya pandemi Covid-19 secara tak langsung banyak membuat perubahan pada hidup kita. Berbagai upaya pencegahan terus dilakukan guna memutus mata rantai virus corona tersebut.
Sama dengan orang dewasa yang mengerjakan pekerjaan dari rumah, anak-anak pun menjalani kegiatan belajar mengajar mereka melalui metode pembelajaran secara online dari rumah sejak bulan Maret 2020 lalu.
Hal ini tentunya dilakukan pemerintah demi membatasi kontak langsung anak-anak pada orang lain.
Dengan semakin bertambahnya kasus positif baru di Indonesia, tentu membuat banyak orangtua merasa khawatir akan kesehatan dan keamanan anak-anak mereka.
Untuk itu sejumlah negara telah melakukan berbagai penelitian terhadap risiko penularan virus corona pada anak-anak.
Agar lebih waspada, yuk ketahui potensi risiko terinfeksi virus corona pada anak-anak yang telah Popmama.com rangkum berikut ini, Ma!
1. Beberapa sekolah sudah kembali dibuka
Meski di Indonesia masih menerapkan di rumah saja dan sekolah melalui Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), berbeda di beberapa negara yang sudah mulai melonggarkan lockdown dan mulai membuka kembali kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Seperti di Cina dan Jepang yang sudah mulai membuka kembali sekolah dengan tetap memerhatikan jarak sosial antara masing-masing murid. Begitu pun di Eropa yang akan kembali membuka sekolah dalam waktu dekat.
Dengan kembali dibukanya sekolah, tentu membuat orangtua menjadi lebih khawatir akan keselamatan anak-anak mereka. Seperti yang dilansir dari The Guardian, Kamis (14/5/2020) lalu, anak-anak mewakili sebagian kecil dari kasus Covid-19 yang dikonfirmasi.
Oleh karena itu sampai saat ini banyak studi terus melakukan penelitian untuk melihat kerentanan dan potensi risiko infeksi virus corona pada anak-anak.
Editors' Pick
2. Kasus positif corona pada anak-anak
Dari banyaknya kasus positif virus corona diberbagai negara, berikut prsentase kasus yang dilaporkan pada anak-anak dengan usia beragam.
Di China, Italia, dan Amerika Serikat, kurang dari 2 persen kasus dilaporkan terjadi pada orang di bawah usia 18 tahun. Begitu pun dengan Inggris yang melaporkan kurang dari 2 persen terjadi pada anak di bawah 18 tahun.
Sementara di Indonesia, dilansir dari laman covid19.go.id pada 14 Mei 2020, sebagai berikut:
- pasien positif pada rentang usia 0-5 tahun di Indonesia berkisar 1,4 persen,
- usia 6-17 tahun berkisar 4,4 persen.
Angka tersebut juga terlihat lebih sedikit jika dibandingkan dengan persentase kasus yang berusia di atas 18 tahun.
3. Gejala lebih ringan terjadi pada anak-anak
Berbeda dengan orang dewasa, anak-anak dikatakan cenderung alami gejala yang lebih ringan jika terinfeksi virus corona. Sangat jarang ditemui kasus positif corona pada anak dengan gejala sakit parah bahkan kritis.
Terdapat sebuah penelitian yang dipublikasi Lancet Infectious Diseases mengenai studi Covid-19 di Cina menyebutkan bahwa, anak-anak usia di bawah 10 tahun memiliki kemungkinan sama besar dengan orang dewasa yang terinfeksi.
Bukti lain menyebutkan bahwa di Korea Selatan, Italia dan Islandia menunjukkan tingkat infeksi anak-anak tetap lebih rendah jika dibandingkan dengan orang dewasa.
Perbedaan inilah yang memungkinkan adanya beberapa perbedaan dalam interaksi sosial di berbagai negara.
4. Benarkah anak-anak dianggap lebih tak berisiko dibanding orang dewasa?
Banyaknya kasus positif virus corona didominasi oleh orang dengan usia lanjut, itulah yang sering membuat banyak orang beranggapan bahwa anak-anak lebih tak berisiko dibanding orang dewasa. Benarkah demikian?
Jika dilihat dari beberapa penelitian yang ada, kemungkinan ini dilihat dari satu teori yang muncul bahwa paru-paru anak mengandung lebih sedikit ACE2 atau enzim yang dibutuhkan virus untuk masuk ke dalam sel. Namun tetap dibutuhkan penelitian lebih lanjut terhadap kebenarannya.
Adapun kemungkinan lain yang menjadi alasan anak lebih tak berisiko adalah karena sistem kekebalan tubuh mereka lebih kuat dalam merespon virus.
Saat terinfeksi, tubuh anak akan melawan tanpa mengeluarkan protein inflamasi yang berlebihan. Berbeda terbalik dengan orang dewasa yang bisa menimbulkan persoalan kesehatan yang lebih serius.
Kemudian satu pertanyaan yang muncul adalah, apakah anak-anak berpotensi menjadi carrier virus corona?
Penelitian Jerman baru-baru ini membandingkan viral load 4.000 orang dengan rentan usia 1 hingga 100 tahun.
Hasilnya menunjukkan bahwa semua orang berapa pun usianya, memiliki potensi yang sama sebagai penyebar virus.
Itulah potensi risiko penularan virus corona pada anak-anak yang perlu Mama ketahui. Lindungi anak agar selalu dalam keadaan sehat, tetap di rumah saja ya Ma.
Baca juga:
- Waspadai Penyebaran Covid-19! Hindari Anak dari 5 Tempat Berisiko Ini
- Vietnam Kembali Buka Sekolah dan Terapkan Partisi di Meja Siswa
- Bebas dari Tekanan, Ini 7 Tips Mengasuh Anak di Tengah Pandemi Corona