WHO: 5 Faktor dalam Mengelola Risiko Penularan Covid-19 di Sekolah
Ketahui risiko penularan Covid-19 yang terjadi di sekolah
17 Desember 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setelah berbulan-bulan menjalani sekolah daring atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), banyak orangtua mengeluhkan sekolah menjadi tak efektif dan malah menimbulkan berbagai dampak negatif pada anak-anak.
Untuk itu, banyak negara yang mulai menerapkan kembali sekolah tatap muka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat demi keselamatan dan keamanan anak-anak selama menjalani kegiatan belajar mengajar.
Sudah banyak negara yang menerapkan kembali sekolah tatap muka di tengah pandemi, termasuk Indonesia yang akan menyambut kembalinya sekolah tatap muka pada Januari 2021 mendatang.
Namun, pembukaan kembali sekolah tatap muka dirasa akan menimbulkan risiko penularan baru jika tak dijalankan dengan seharusnya. Seperti yang dilansir dari laman WHO seputar risiko penularan virus di sekolah, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan untuk memutuskan bagaimana mengelola risiko di sekolah.
Berikut ini Popmama.com telah merangkum 5 faktor yang telah WHO sebutkan untuk mengelola risiko penularan virus Covid-19 dalam menyambut pembukaan kembali sekolah tatap muka.
1. Memahami konteks lokal
Maksudnya adalah, sekolah harus memahami informasi penyebaran virus yang ada di lingkungan sekolah dan tren epidemi di lingkungan guna memahami apakah lingkungan sekolah aman jika digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Editors' Pick
2. Mengukur kapasitas kesehatan masyarakat
Mengukur kapasitas kesehatan masyarakat sekitar sekolah untuk mendeteksi dan menangani kasus atau timbulnya wabah baru dengan cepat. Cara ini bisa menjadi penghambat risiko penularan jika ditangani dengan cepat.
Untuk itu, pihak sekolah harus memahami kesehatan seluruh pekerja serta lingkungan sekolah agar tak terjadinya penularan kepada anak-anak ketika menjalani proses belajar mengajar.