Kecelakaan lalu lintas bisa berakibat fatal bagi orang dewasa dan anak-anak. Oleh karenanya menjaga keselamatan selama di jalan penting dilakukan. Orangtua hendaknya mengajarkan kepada anak-anak soal hal ini sedini mungkin.
Dikutip dari blog robikurnia1 yang menyebut anaknya bersekolah SD di Jepang tahun 2016 menceritakan anaknya mendapatkan edukasi tata tertib lalu lintas sejak kelas 1 SD. Ia menyimpulkan, pendidikan keselamatan transportasi yang sudah diberikan sejak dini ini memengaruhi tertibnya lalu lintas di negeri Sakura itu.
Di media sosial beredar cara orang Jepang memberikan edukasi kepada pelajar mereka soal kecelakaan lalu lintas. Ini bisa jadi perspektif lain untuk kita sebagai orangtua mengajarkan ketertiban lalu lintas ke anak nih.
Berikut Popmama.com rangkum cara pelajar SD di Jepang diedukasi kecelakaan lalu lintas.
1. Pemerintah Jepang ingin ciptakan jalanan yang aman
Pexels/Ngeow Shen Sin
Perubahan ini didorong karena Jepang sempat mengalami kecelakaan lalu lintas di jalan yang cukup tinggi. Lebih dari 15.000 orang kehilangan nyawa setiap tahun pada tahun 1970. Dari sana pemerintah Jepang menggandakan upayanya untuk mengurangi kecelakaan lalu lintas, dengan tujuan menjadikan jalan raya Jepang yang paling aman di dunia.
Kampanye baru mengurangi jumlah kecelakaan secara dramatis, dan pada tahun 2009 jumlah kematian di jalan turun menjadi kurang dari 5.000. Meskipun ada hampir lima kali lebih banyak mobil di jalan hari ini dibandingkan tahun 1970, hanya ada sepertiga kematian akibat lalu lintas.
Usaha itu tampaknya dilakukan dengan gencar dan sungguh-sungguh. Terbukti pada tahun 2020 kecelakaan kendaraan darat di Jepang menewaskan 2.839 orang, memecahkan rekor terendah selama empat tahun berturut-turut.
2. Pendidikan soal keselamatan lalu lintas dikenalkan sejak dini
Freepik/jcomp
Jepang dikenal sebagai salah satu produsen otomotif terbesar di dunia. Mobil dan motor produksi mereka beredar sangat luas di Indonesia. Karena hal itu, Pemerintah Jepang menyadari betul bahwa kemajuan teknologi yang tidak dibarengi dengan kedisiplinan pemanfaatannya akan membawa kemunduran.
Sehingga untuk menyeimbangkan, pembelajaran di level TK dan SD adalah pembelajaran tentang sikap, semangat kemandirian, aturan hidup bersama dan kedisiplinan. Tentu saja salah satunya diajak untuk penggambaran detail mengenai peraturan lalu lintas dan bermasyarakat.
Bagaimana anak memanfaatkan transportasi dijelaskan kepada mereka baik melalui buku maupun lisan para guru. Pengalaman dari blogger robikurnia1 itu menyebut karena aturan yang jelas itu pengendara mobil ataupun motor juga sangat mengutamakan pejalan kaki dan yang naik sepeda.
Di mana di Jepang aturan sekolah anak yang menggunakan zonasi tidak memperbolehkan mereka naik sepeda untuk umur tertentu. Sehingga banyak dari mereka berjalan kaki menuju sekolah sejak kecil.
Sepeda untuk digunakan sekolah umumnya hanya boleh dilakukan oleh anak SMP dan SMA. Di mana ada aturan juga harus mengenakan helm dan (kadang) pelindung lutut juga lengan.
Editors' Pick
3. Ada sekolah mengemudi khusus anak-anak di Jepang
Freepik/jcomp
Dikutip dari Kids Web Japan, tren yang menarik banyak perhatian di Jepang adalah sekolah mengemudi khusus untuk anak-anak. Sekolah ini bukan mengajarkan anak-anak mengenai cara mengemudi, melainkan informasi yang mereka butuhkan agar aman di jalan.
Program di Taman Mengemudi Anak-Anak terletak di Prefektur Chiba, dimulai dengan mengambil foto anak-anak untuk mendapatkan "SIM khusus", lalu memberi mereka kelas tentang peraturan lalu lintas.
Mulai dari rambu-rambu lalu lintas, hingga rambu lalu lintas di jalan. Setelah edukasi itu, anak-anak akan mencoba 'kendaraan' mereka. Siswa SMP dan SMA menggunakan gokart bertenaga motor, sementara balita usia 3 tahun ke atas mengendarai gokart bertenaga listrik.
Uniknya, gokart tidak bergerak kecuali sabuk pengaman dikenakan. Gokart dilengkapi dengan sinyal belok dan kaca spion samping yang dapat disesuaikan.
4. Anak diajak untuk praktek dengan cara menyenangkan
Freepik
Kecelakaan yang melibatkan sepeda motor dan mobil menjadi perhatian utama untuk Jepang. Tak hanya kursus mengemudi dengan mobil untuk anak-anak, Sirkuit Suzuka menawarkan kursus Pipira Moto Field yang mengajarkan anak-anak tentang mengendarai sepeda motor dan peraturan lalu lintas.
Berbagai macam pilihan tersedia untuk disesuaikan dengan berbagai usia dan tingkat pengalaman, mulai dari sepeda motor roda tiga untuk mereka yang masih belum bisa mengendarai sepeda dan sepeda khusus untuk pelatihan ukuran anak-anak, hingga yang asli.
Untuk mendukung edukasi itu, di Jepang diadakan Kelas Keselamatan Lalu Lintas Anak setiap tahun di lebih dari seribu lokasi di seluruh Jepang. Selama kelas anak-anak akan mengikuti kuis tentang peraturan lalu lintas dan mobil yang sebenarnya digunakan untuk menjelaskan kepada anak-anak di kursi penumpang di mana soal "titik buta" yang berbahaya.
Tentunya ini adalah cara Jepang beradaptasi dengan kemajuan kendaraan mereka. Mereka membuatnya menjadi cara kreatif yang digunakan untuk mengajari anak-anak tentang keselamatan lalu lintas dengan cara yang menyenangkan dan mudah diingat.
5. Pelajar yang lebih besar menyaksikan demo kecelakaan oleh stuntman
Instagram.com/fyifact
Di Instagram @fyifact menunjukkan para pelajar Jepang yang sudah lebih besar menyaksikan demonstrasi kecelakaan lalu lintas. Tenang, peragaan kecelakaan itu dilakukan oleh para stuntman profesional.
Demo itu menunjukkan berbagai kecelakaan lalu lintas yang bisa terjadi pada pengendara sepeda, motor dan mobil. Pada sesi itu anak-anak diajarkan kalau kendaraan besar seperti truk dan mobil boks memiliki titik buta.
Kecelakaan realistis berusaha ditunjukkan oleh para stuntman. Ada berbagai jenis kecelakaan yang didemonstrasikan akibat blind spot (titik buta) yang jika tidak dipelajari bisa berbahaya untuk pengendara itu sendiri.
Pelajaran mengenai titik buta kendaraan ini sudah diajarkan kepada anak-anak Jepang di atas. Sehingga saat umur mereka sudah cukup untuk mengendarai sepeda dan kendaraan bermotor lain bisa memerhatikan hal ini.
6. Melihat aman dan mandirinya anak-anak di jalanan Jepang sejak kecil
Dok. Netflix
Jepang dikenal sebagai negara yang disiplin dengan aturan mereka. Kita bisa melihat hal itu di salah satu acara TV Jepang yang terkenal tentang bagaimana orangtua melatih keberanian dan kemandirian anaknya.
Hajimete No Otsukai (belanja pertamaku), acara anak kecil yang diberi tugas oleh ibunya untuk berbelanja sendirian. Ada juga acara Hajimete No Oshampo (jalan-jalan pertamaku) yakni anak kecil yang diberi tugas jalan-jalan bersama anjingnya.
Sejak dini anak-anak di Jepang sudah dilatih mandiri secara perlahan. Termasuk bagaimana mereka bisa tertib di jalan raya saat pergi dan pulang sekolah sendirian. Anak jadi punya rasa kontrol dan tanggung jawab mereka terhadap lingkungan sejak kecil!
Itulah tadi cara pelajar SD di Jepang diedukasi kecelakaan lalu lintas. Semoga ini juga jadi inspirasi untuk kita bisa menciptakan jalanan yang aman dan ramah anak ya!