Dukungan Psikososial Anak Korban Gempa Cianjur untuk Memulihkan Trauma
Trauma bisa terjadi karena bencana alam dan berefek seumur hidup
30 November 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tak hanya bantuan berupa materi, dukungan secara psikososial juga penting untuk pemulihan mental anak-anak yang terkena bencana alam. Korban gempa Cianjur disebut oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mayorita adalah anak-anak.
Hal itu bisa terjadi karena saat gempa banyak anak-anak yang masih menjalani kegiatan madrasah siang. Ketika gempa terjadi di Cianjur, banyak bangunan madrasah di sana ambruk. Ini penyebab berjatuhannya korban anak-anak karena bencana alam yang terjadi pada Senin (21/11/2022) siang tersebut.
Dukungan psikososial menggunakan pendekatan yang menekankan pada pemahaman adanya hubungan yang dinamis antara aspek psikologis dan sosial seseorang, dimana kedua aspek tersebut saling terkait dan mempengaruhi.
Hal ini penting dilakukan untuk memulihkan dan mendukung kekuatan mental mereka apalagi jika hidup sementara di pengungsian. Tragedi bencana bisa menimbulkan efek traumatis tertentu jika tak segera ditangani.
Berikut Popmama.com rangkum dukungan psikososial untuk anak korban gempa Cianjur sangat penting.
1. Dukungan psikososial pada korban anak-anak gempa Cianjur
Badan Intelijen Negara (BIN) bersama Yayasan Akasia dan Yayasan Cinta Anak Bangsa Bandung mengadakan kegiatan trauma healing bagi korban gempa di Cianjur. Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong pemulihan bagi para korban khususnya anak-anak.
Puluhan anak-anak pengungsi mengikuti kegiatan trauma healing di Posko Bantuan BIN, jalan lintas Labuan-Cianjur, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
Anak-anak itu tertawa dan tersenyum lepas usai mendengar dongeng dari personel BIN. Selain kegiatan dongeng, diadakan pula berbagai permainan untuk menghilangkan rasa takut dan cemas anak-anak korban bencana tersebut.
Selain BIN, Yayasan Akasia dan Yayasan Cinta Anak Bangsa Bandung, ada beberapa badan lain yang memberikan bantuan trauma healing pada anak-anak di korban gempa Cianjur.
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) juga memberangkatkan Tim Psikologi dari Dinas Psikologi Angkatan Laut (Dispsial) khususnya unit trauma healing untuk membantu korban gempa bumi termasuk anak-anak.
Editors' Pick
2. Bencana alam dan hidup di pengungsian, bisa menimbulkan trauma bagi anak-anak
Anak-anak yang terkena bencana dapat mengalami trauma dengan memberikan respon dengan berbagai cara, baik secara psikologis maupun emosional. Perpindahan yang secara tiba-tiba terjadi, perubahan lingkungan secara mendadak, bahkan reunifikasi bisa tertunda mampu menambah stres pada anak.
Bisa jadi hanya berkurang sedikit, karena kekhawatiran bencana susulan tentu masih terlintas di pikiran, membuat rasa cemas tak berhenti melanda. Ada beberapa hal yang bisa terjadi pada anak setelah mengalami kejadian bencana alam. Misalnya ia lebih rewel dan sering menangis karena ketakutan.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantu anak melewati masa trauma. Misalnya dengan ajak ngobrol agar suasana hatinya menjadi lebih baik. Biarkan ia berbicara untuk mengutarakan isi hatinya.
Lalu saat suasana hatinya mulai membaik, bisa mengajaknya bermain bersama. Dapat membantu mengurangi keresahan dan kecemasan serta ketakutan yang mereka rasakan.
Setiap anak menunjukkan reaksi trauma yang berbeda. Sehingga sangat dibutuhkan peran orang-orang dewasa misalnya relawan untuk memberikan dukungan dan pendampingan.
3. Anak-anak bisa mengalami trauma pasca bencana seumur hidup jika tidak ditangani
World Risk Report tahun 2018 menyatakan bahwa anak-anak merupakan populasi yang mengalami dampak terburuk dari terjadinya bencana terutama di negara-negara berkembang. Menurut Fothergill dalam buku Panduan Dukungan Psikososial bagi Anak Korban Bencana Alam.
Menurut proyeksi gangguan mental pada populasi yang terdampak bencana yang dilakukan oleh WHO (World Health Organization) pada tahun 2012, sebanyak 76-82 persen reaksi yang dialami oleh para penyintas bencana alam masih tergolong reaksi stress yang normal.
Sedangkan terdapat sekitar 3-4 persen dari populasi penyintas bencana yang menunjukkan reaksi gangguan psikologis berat setelah bencana terjadi. Reaksi gangguan psikologis ini dapat berupa PTSD (Post Traumatic Stress Disorder)/Gangguan Stres Pasca Trauma, depresi, pikiran bunuh diri dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
4. Pentingnya dukungan psikososial untuk anak setelah bencana
Dukungan psikososial adalah semua bentuk kegiatan yang berfokus untuk menguatkan faktor resiliensi (aspek psikologis) dan relasi sosial individu dengan lingkungannya (aspek sosial).
Dalam situasi bencana seseorang dapat melanjutkan hidupnya untuk dapat kembali normal tidak dapat dilakukan seorang diri saja. Apalagi anak masih sangat membutuhkan orang dewasa untuk kelangsungan hidup dan tumbuh kembangnya.
Mereka membutuhkan dukungan dari keluarga dan komunitas dalam membantu mengatasi permasalahan bersama-sama, yang berkaitan dengan ekonomi, sosial, dan keamanan.
Begitu pula dengan lingkungan sosial juga tergantung dengan kondisi orang-orang yang ada di lingkungannya. Dengan demikian, dukungan psikososial pasca bencana adalah dukungan yang diberikan untuk memulihkan kesejahteraan psikologis dan sosial dari komunitas yang terkena bencana, dalam hal ini adalah dukungan psikososial bagi anak dan lingkungannya.
5. Tujuan dukungan psikososial pada anak korban bencana
Adapun dukungan psikososial bagi anak korban bencana alam memiliki tujuan sebagai berikut:
- Melindungi dan meningkatkan kesejahteraan psikososial anak,
- termasuk terhindar dari kekerasan dan penelantaran.
- Mencegah, mengurangi resiko, dan menangani masalah atau gangguan
- kesehatan mental akibat bencana pada anak dan keluarganya.
- Memberikan layanan lebih lanjut yang dibutuhkan anak (lintas sektor).
Dukungan psikososial yang diberikan seawal mungkin dapat mempercepat pemulihan dan dapat menurunkan risiko seorang anak mengalami permasalahan yang lebih berat di masa yang akan datang.
Itulah tadi pentingnya dukungan psikososial anak korban gempa Cianjur. Semoga bencana ini segera bisa dilewati mereka yang megalami tanpa meninggalkan trauma yang mendalam ya!
Baca juga:
- Anak 6 Tahun Selamat dari Gempa Cianjur, Runtuhan Tertahan Lemari
- 5 Foto Akrab Dinar Candy dan Adiknya, Sempat Hilang saat Gempa Cianjur
- Banyak Madrasah Ambruk, Anak-Anak Jadi Mayoritas Korban Gempa Cianjur