Eksklusif: Tak Mau Kehilangan Identitas, Duma Riris dan Judika Sudah Ajarkan Bahasa hingga Budaya Batak ke Anak
Judika pernah menghadiahkan putri pertamanya video klip lagu 'Boru Panggoaran'
28 Desember 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lahir dan besar dari keluarga yang penuh tradisi, membuat Duma Riris Silalahi ingin anak-anaknya kenal dengan kebudayaan asal dirinya. Oleh karenanya meski besar di Jakarta, kedua anak Duma tetap dikenalkan dengan tradisi asal sukunya yaitu Batak.
Lewat wawancara khusus dengan Popmama, Duma Riris sebagai Millennial Mama of The Month Desember 2020 mengatakan meski anaknya masih kecil, ia sudah mulai mengenalkan tentang budaya dan bahasa Batak kepada mereka.
“Anak-anak karena masih umurnya masih kecil jadi belum terlalu banyak (budaya yang dikenalkan). Tapi, mereka sudah mulai tahu nama-nama panggilan di kalangan orang Batak. Misalnya, ini panggilnya Bou. Terus juga panggilan untuk keluarga dari Papa namanya Namboru, dan sebagainya. Jadi baru mengajarkan silsilah itu,” jelas Duma.
Meski anaknya cukup mahir berbahasa asing, ia tak ingin bahasa Batak ini sirna dari mereka. Oleh karenanya, ia dan Judika sudah mulai mengenalkan bahasa Batak dengan mengobrol meski kadang mereka pun belum mengerti.
Berikut Popmama.com rangkum cara Duma Riris dan Judika mengenalkan dan mengajarkan budaya Batak kepada kedua anak mereka.
Editors' Pick
1. Nilai-nilai penting dalam budaya Batak sudah mulai diajarkan
Salah satu adat dalam budaya Batak adalah menjunjung tinggi hormat kepada orangtua dan orang yang lebih tua. Meski diakui Duma bahwa hal ini tidak hanya dalam budaya Batak, ada sikap-sikap dan nilai tertentu yang harus diketahui anak mereka sebagai bagian dari tradisi besar budaya dan adat mereka.
“Dia harus sopan kalau Opungnya datang, terus kalau ada tamu sikapnya harus bagaimana. Kalau dia ada Tulang (saudara dari Mama), maka sikap ke Tulang itu harus seperti apa. Meski kita belum bilang spesifik, tapi paling tidak dia harus menyambut, karena orang batak kan tulang itu posisinya agak tinggi,” jelas Duma.
Lalu mengenai silsilah keluarga dan marga, Duma belum mengajarkan ke anak mereka. Namun, pasti ketika anak-anaknya sudah lebih dewasa hal ini tidak akan luput untuk diajarkan.
“Kalau soal silsilah misalnya marga kita akan diajarkan. Kalau dulu saya tahu itu pas kelas 6 SD. Tapi, karena Cleo masih 6 tahun jadi belum sampai sana. Tapi pasti akan kita ajarkan,” tutur Duma Riris.
2. Melibatkan anak dalam tradisi keluarga besar
Pernikahan keluarga dari suku Batak biasanya ramai dan menjadi tradisi yang menyenangkan untuk dilihat. Sebagai bentuk pengenalan, ternyata Duma dan Judika juga turut melibatkan anak mereka untuk menyaksikan salah satu kebiasaan ini.
“Mereka paling sering dibawa ke pernikahan. Dari lihat-lihat itu biar dia tahu saja dulu, dia belum ada pertanyaan soal adat ini, cuma dia tahu kalau ini adat pernikahan di Batak,” tutur Duma.
Meski kadang kedua anaknya masih bingung dengan adat dan kebiasaan yang ada, makna dari setiap hal yang anaknya saksikan juga kerap dijelaskan Duma.
“Saya menjelaskan ‘itu supaya dia sejahtera, supaya baik-baik aja, lancar, banyak rejekinya jadi seperti perumpaaan’ gitu. Memang dia belum nanya, tapi karena saya sering bawa dan dia sering diberi, jadi dia tau, kalau seperti ini maknanya seperti itu,” jelasnya.