7 Fakta Anak SD di Subang Meninggal Usai Dianiaya Kakak Kelas

Korban diduga dipukul, ditendang hingga kepalanya dibenturkan ke tembok

26 November 2024

7 Fakta Anak SD Subang Meninggal Usai Dianiaya Kakak Kelas
Instagram.com/pasundanekspres

ARO (9) anak kelas 3 SD di di Subang, Jawa Barat meninggal dunia setelah dianiaya atau dirundung kakak kelasnya sendiri. Ia meregang nyawa di ruang intensive care unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Subang pada Senin (25/11/2024) sekitar pukul 16.10 WIB.

Sebelum meninggal dunia korban sempat dirawat beberapa karena mengalami beberapa keluhan. Mulai dari keluhan sakit kepala hingga muntah.

Berikut Popmama.com rangkum fakta anak SD di Subang meninggal dunia usia dianiaya kakak kelas sendiri.

1. Korban dipalak uang oleh kakak kelasnya tetapi menolak

1. Korban dipalak uang oleh kakak kelas tetapi menolak
Freepik/gpointstudio
Ilustrasi

Dugaan bullying atau perundungan menimpa ARO berawal dari pemalakan terhadap korban. Pemalakan itu dilakukan oleh kakak kelasnya yakni M, D dan O saat jam istirahat.

Namun, ARO menolak memberikan uang kepada kakak kelasnya tetapi langsung dipukul oleh pelaku. Setelah kejadian itu korban mengeluhkan rasa sakit di kepala disertai muntah-muntah hingga tidak sadarkan diri.

2. Alami muntah, korban dibawa ke rumah sakit dan masuk ICU

2. Alami muntah, korban dibawa ke rumah sakit masuk ICU
Freepik/rorozoa
Ilustrasi

Karena keluhan korban itu, pihak keluarga segera membawa korban ke RSUD Subang. Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, korban mengalami luka serius di bagian otak.

Dari keterangan dokter menyebut jiak ARO mengalami luka berupa pendarahan di otak yang menyebabkan kondisi koma. Hal itu disampaikan oleh Wakil Direktur Pelayanan Medik RSUD Subang, dr Syamsu Riza.

Editors' Pick

3. Perundungan terjadi di luar sekolah saat istirahat

3. Perundungan terjadi luar sekolah saat istirahat
Freepik
Ilustrasi

Sementara itu, keterangan dari kepala sekolah SD korban, Kasim, mengatakan bahwa ARO sempat masuk sekolah setelah diduga di-bully kakak kelasnya.

Pihak sekolah mengaku kalau kejadian bullying itu tidak diketahui dan baru mengetahui hal ini setelah korban dirawat di ICU. Dari keterangan Kasim, kasus bullying itu dialami korban terjadi di luar sekolah ketika jam istirahat.

Menurut Kasim, kejadian bullying itu terjadi sekitar satu mingguan. Di momen itu ARO sempat masuk sekolah dan tidak menunjukkan sakit atau keluhan lain seperti tanda-tanda di-bully.

4. Korban tidak bisa membuka mata dan berjalan

4. Korban tidak bisa membuka mata berjalan
x.com/kabarnegri_

Akibat bullying dan aniaya oleh kakak kelasnya, ARO merasakan sakit kepala hebat dan muntah-muntah selama dua hari. Pada awalnya, keluarga merawat korban di rumah.

Karena bullying ini pula korban tidak bisa membuka mata dan kesulitan berjalan hingga terpaksa merangkak saat di rumah.

Namun, korban dilarikan ke RSUD Subang karena kondisinya memburuk. Setelah tiba di RSUD Subang, dokter segera memindahkan korban ke ICU karena kondisinya sudah kritis.

5. Korban berulang dipukul, ditendang dan dibenturkan ke tembok

5. Korban berulang dipukul, ditendang dibenturkan ke tembok
motherbabychild.com

Dari pengakuan kerabat yang melihat kondisi korban, ARO mengaku sering dipukul, ditendang, dan dibenturkan ke tembok oleh pelaku. Kakak kelas korban diketahui berasal dari kelas 4 dan 5 SD.

Korban ARO awalnya tidak cerita apa-apa ke keluarga karena takut. Sebelum kejadian bullying terakhir, ARO sudah sering dipukul oleh tida kakaknya yakni M, D dan O itu.

6. Jasad korban akan di otopsi, polisi lakukan penyelidikan

6. Jasad korban akan otopsi, polisi lakukan penyelidikan
Freepik/Standret
Ilustrasi

ARO merupakan anak kelas 3 di SDN Jayamukti di Subang, Jawa Barat. Sebelum meninggal dunia ARO sudah beberapa hari terbaring di rumah sakit.

Saat dirawat di rumah, ARO tidak bisa makan. Karena setiap makan ia selalu muntah ditambah perutnya juga sakit. Dibawa ke RS pun keadaannya memburuk, bahkan di pindah ke ICU RSUD Subang. Tidak lama dirawat, ARO meninggal dunia.

Kondisi ini memaksa polisi turun tangan. Setelah dinyatakan meninggal, polisi membawa jenazah korban ke RS Bhayangkara di Losarang Indramayu untuk dilakukan autopsi.

Polisi melakukan otopsi sebagai langkah penyelidikan untuk mengungkap penyebab kematian korban. Apakah korban meninggal akibat sakit bawaan atau sakit ada kekerasan pada tubuhnya.

Pihaknya juga sudah melakukan pemeriksaan saksi-saksi pasca ramainya kasus perundungan yang sudah terjadi beberapa waktu lalu. Hingga saat ini belum ada tersangka per Selasa (26/11/2024).

7. Dinilai lalai, kepala sekolah SD korban diberhentikan

7. Dinilai lalai, kepala sekolah SD korban diberhentikan
Freepik/master1305

Sebelumnya kepala sekolah SDN Jayamukti di Subang, Jawa Barat, Kasim menyebut pihaknya tidak mengetahui adanya bullying ini. Sekolah dinilai lalai karena hal tersebut.

PJ Bupati Subang Imran pun mengambil langkah dengan menonaktifkan kepala sekolah SDN Jayamukti di Subang itu. Ini dilakukan dalam upaya pemerintah Subang pasca kejadian agar tidak terjadi hal serupa.

Imran  menyebutkan sosialisasi anti-bullying secara masif dilakukan. Namun, hal itu belum membuahkan hasil.

Itulah tadi fakta anak SD di Subang meninggal dunia usia dianiaya kakak kelas. Semoga menjadi pembelajaran sehingga tidak ada kasus serupa di kemudian hari.

Baca juga:

The Latest