Makam Nabi Muhammad SAW di Madinah merupakan salah satu tempat yang menarik untuk umat Islam di seluruh dunia. Makam ini terletak di dalam Masjid Nabawi, yang menjadi tujuan utama bagi para jamaah yang datang untuk berziarah.
Selain menjadi tempat peristirahatan terakhir Rasulullah SAW, makam ini juga menyimpan nilai sejarah yang mendalam karena menjadi bagian dari perjalanan Islam sejak masa awal. Keberadaannya menjadi simbol penghormatan dan kecintaan umat Muslim kepada Nabi Muhammad SAW.
Masjid Nabawi yang menaungi makam Rasulullah telah mengalami berbagai renovasi dan perluasan sepanjang sejarah, menjadikannya salah satu masjid terbesar dan termegah di dunia.
Berikut Popmama.com rangkum fakta makam Nabi Muhammad di Madinah: sejarah dan lokasi tepatnya jika ingin berziarah.
1. Sejarah makam Nabi Muhammad SAW
Pexels/Yousaf Abbasi
Nabi Muhammad SAW wafat pada 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriah (632 Masehi) di kamar istrinya, Aisyah RA. Sesuai dengan tradisi saat itu, jenazah Rasulullah SAW dimakamkan di tempat beliau wafat.
Lokasi ini kemudian menjadi bagian dari kompleks Masjid Nabawi seiring dengan perluasan masjid pada masa kekhalifahan. Pada masa Khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khattab, makam ini tetap dibiarkan sebagaimana adanya.
Namun, pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan memainkan peran penting dalam mengembangkan area di sekitar makam. Seiring berjalannya waktu, makam Nabi Muhammad SAW diperkuat dan dikelilingi oleh pagar untuk melindunginya dari kerusakan dan penyalahgunaan.
Editors' Pick
2. Lokasi makam Nabi Muhammad SAW, ada di dalam Masjid Nabawi
Pexels/Saad Alkot
Makam Nabi Muhammad SAW terletak di dalam kompleks Masjid Nabawi di Kota Madinah, Arab Saudi. Makam ini berada di bagian timur masjid, di dalam ruangan yang dikenal sebagai Raudhah—sebuah area yang disebut sebagai taman surga dalam hadis Nabi.
Raudhah sendiri dianggap sangat dihormati dan merupakan salah satu tempat paling diberkahi untuk berdoa. Setiap langkah menuju makam ini seolah membawa kita lebih dekat kepada sejarah dan kemegahan Nabi Muhammad.
Selain makam Rasulullah SAW, di tempat ini juga terdapat makam dua sahabat terdekat beliau, yaitu Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Khalifah Umar bin Khattab.
3. Ciri-ciri makam Nabi Muhammad SAW
Pexels/ Yasir Gürbüz
Adapun ciri-ciri makan Nabi Muhammad SAW di Madinah dikelilingi oleh dinding dan pagar besi. Makam Nabi Muhammad memang tidak dapat langsung dilihat oleh pengunjung.
Dalam satu ruangan ini terdapat tiga makam yang berjajar, yaitu makam Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar RA, dan Umar bin Khattab RA. Pengembangan Masjid Nabawi membuat makam Nabi Muhammad SAW tidak ada kubah khusus.
Makamnya memang terletak di bawah Kubah Hijau (Qubbah Khadra) yang menjadi ciri khas Masjid Nabawi, tetapi tidak memiliki kubah khusus sendiri yang menandakan makam dari luar masjid.
4. Perkembangan arsitektur makam Nabi Muhammad SAW
Pexels/Samet Kaplan
Sejak masa awal, kawasan di sekitar makam Nabi Muhammad telah mengalami berbagai transformasi. Pada abad ke-7, area makam mulai diperluas, dan masjid di sekelilingnya berkembang dengan pesat.
Renovasi terkini telah memperbarui atap makam dengan desain yang megah serta hiasan yang memukau. Arsitektur yang ada saat ini mencerminkan komitmen umat Islam dalam merawat dan menghormati situs bersejarah ini.
5. Hukum berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW
Pexels/Mutefekkirane
Umat Islam yang berkunjung ke Masjid Nabawi banyak yang berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk penghormatan dan cinta kepada Rasulullah. Dalam hadis disebutkan bahwa siapa yang mengunjungi makam Nabi dengan niat yang ikhlas akan mendapatkan syafaat beliau di hari kiamat.
Hal ini dijelaskan Imam al-Ghazali dalam Mukhtashar Ihya Ulumuddin seperti diterjemahkan oleh 'Abdul Rosyad Siddiq:
Artinya: "Barang siapa menziarahi aku sepeninggalanku nanti, seakan-akan ia menziarahi aku saat aku masih hidup." (HR at-Thabrani dan ad-Daruquthni)
Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda: مَنْ جَادَنِي زَابِرَ الأَيَهُمُهُ إِلَّا زِيَارَتِي كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ أَكُونَ لَهُ شَفِيعًا
Artinya "Barang siapa datang hanya untuk menziarahi aku, niscaya aku punya hak atas Allah sebagai pemberi syafaat untuknya." (HR at-Thabrani).
Hukum ziarah ke makam Rasulullah SAW telah ditegaskan oleh banyak ulama dalam berbagai kitab, seperti Imam Taqiyyuddin as-Subkhi dalam Syifa' as-Saqam Fi Ziyarah Khair al Anam, serta Imam an-Nawawi dalam Matn al 'Idlah fi al Manasik yang menyatakan bahwa ziarah ke makam Nabi merupakan salah satu cara terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Bagi jamaah haji yang berada di Madinah, disarankan untuk meluangkan waktu berziarah ke makam Rasulullah SAW, karena keutamaan yang didapat tidak bisa ditemukan di tempat lain.
Itulah tadi fakta makam Nabi Muhammad di Madinah: sejarah dan lokasi tepatnya. Jangan lupa saat ibadah umrah dan haji sempatkan ke sana ya!