Janes CS Ungkap Tantangan Mendidik Anak Laki-Laki di Zaman Now
Mama dua anak ini sempat kaget saat anak pertama sudah mulai suka teman lawan jenis
24 September 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap orangtua pastinya punya tantangan tersendiri dalam mendidik anak. Terlepas anak perempuan atau laki-laki, keduanya bisa sangat menantang. Tentunya cara mendidik anak ini juga berkembang seiring zaman berganti.
Punya dua anak laki-laki, Janes CS, seorang influencer beauty mengungkapkan pendapatnya. Ia mengaku tidak bisa lagi menerapkan cara-cara dan gaya parenting zaman dulu saat orangtuanya mendidiknya.
Pasalnya dari segi sifat dan kemelekan informasi, anak-anak gen Alpha terutama sudah terpapar informasi sejak kecil. Ini yang membuat latar belakang informasi mereka lebih kaya sehingga lebih 'aware' dan kritis kepada orangtuanya.
Lantas apa yang dilakukan Janes CS? Berikut Popmama.com rangkum cerita tantangan mendidik anak laki-laki zaman now ala influencer satu ini selengkapnya.
1. Janes CS berfokus membentuk rasa tanggung jawab anak
Ada banyak hal yang perlu diajarkan kepada anak sebagai orangtua agar ia bisa memiliki masa depan yang cerah. Tidak hanya pendidikan formal, Janes CS juga menekankan beberapa poin lain yang berkaitan dengan rasa tangguh dan tanggung jawab kepada diri mereka sendiri.
"Lebih kepada membangun rasa tanggung jawab mereka untuk hidup mereka (kelak)," jelas Janes kepada Popmama.com.
Ada beberapa cara yang bisa orangtua lakukan untuk membentuk rasa tanggung jawab anak di usia belia. Studi dari The Journal of Early Adolescence menunjukkan bahwa memberikan tugas rumah tangga secara teratur dapat membantu.
Melibatkan anak laki-laki dalam pekerjaan rumah tangga membantu mereka memahami pentingnya kontribusi dalam lingkungan keluarga. Menurut penelitian ini, tanggung jawab yang diberikan kepada anak-anak dapat mengajarkan mereka keterampilan manajemen waktu dan mengembangkan empati.
Selain itu bisa juga menurut Child Development Journal, anak-anak mengembangkan sikap tanggung jawab melalui observasi perilaku orangtua dan figur otoritas. Anak laki-laki yang memiliki model peran yang bertanggung jawab cenderung lebih cepat menginternalisasi nilai-nilai tersebut. Misalnya dari sosok sang Papa.
Editors' Pick
2. Cara menghadapi anak yang mulai tertarik dengan lawan jenis
Tantangan selanjutnya yang dihadapi perempuan Jakarta, 20 Agustus 1988 ini adalah menghadapi anak laki-laki pertamanya, Jordan (9) yang mulai menyukai teman lawan jenisnya.
Menurutnya cara menghadapi ini tidak boleh seperti orangtua zaman dulu kepada orangtua milenial. Pasalnya saat ini anak-anak sudah lebih kritis. Sehingga hanya melarangnya saja tanpa alasan yang logis bisa membuat mereka justru tidak mendengarkan orangtua.
"Anak pertama 9 tahun udah mulai nanya naksir satu cewek di kelas, harus bagaimana? Gak bisa sekarang gaya orangtua zaman dulu, jangan kamu pacar-pacaran dulu, fokus sekolah, nggak bisa," tutur Janes.
Berikut adalah beberapa tips menghadapi anak laki-laki yang sudah mulai suka dengan teman lawan jenisnya:
- Menciptakan komunikasi yang terbuka dan tidak menghakimi, menurut Journal of Adolescence, anak-anak pra-remaja sering merasa malu atau bingung dengan perasaan baru mereka terhadap lawan jenis. Orangtua tanpa memberikan tekanan akan membantu anak merasa lebih nyaman berbicara tentang perasaannya.
- Mengajarkan batasan pribadi dan rasa hormat terhadap orang lain. Menurut studi dari Journal of Youth and Adolescence hal ini dapat dilakukan melalui diskusi terbuka tentang consent, menghormati ruang pribadi orang lain, dan menjaga hubungan yang sehat.
- Mengajarkan pendidikan terkait pengendalian diri dan regulasi emosi. Menurut Journal of Adolescent Health untuk anak laki-laki pra-remaja yang memahami bagaimana mengelola emosi akan lebih mampu mengatasi perasaan terhadap lawan jenis dengan cara yang sehat dan tidak impulsif.
3. Janes CS sebut parenting ala Nikita Willy digabungkan dengan ala VOC
Orangtua milenial disebut lebih mudah mendapatkan informasi terkait parenting karena perkembangan teknologi. Namun, dibalik itu ada banyak pilihan parenting yang bisa diikuti.
Janes menyebut mulai dari parenting ala Nikita Willy yang mindfull dan adem dipadukan dengan parenting VOC, alias parenting yang cukup keras ala zaman dulu. Menurutnya dua hal ini bisa digabungkan untuk mendidik anak zaman sekarang, khususnya gen Alpha.
"Setengah VOC, setengah ala Nikita Willy, apalagi anak cowok pra-pubertas bertanya pendapat soal perempuan," jelasnya.
Sebagai informasi, parenting ala Nikita Willy dikenal memiliki core mindfull. Dimana orangtua berfokus sepenuhnya kepada anak. Nikita Willy sendiri tidak menggunakan baby sitter untuk mengurus anaknya.
Ia juga tidak memanjakan anak berlebihan dan bersikap tenang bahkan saat anak tantrum.
Sementara parenting VOC mulai viral di media sosial pertengahan 2024 ini. Bisa dikatakan parenting VOC adalah pola pengasuhan yang menerapkan kedisiplinan dan cenderung otoriter.
Asal-usulnya diambil dari kata “VOC” yang merujuk pada Vereenidge Ooostindische Compagnie, yakni perusahaan dagang yang didirikan oleh Belanda pada masa penjajahan di Indonesia. VOC dikenal sebagai perusahaan dagang yang kejam.
VOC tak segan untuk membentak, memerintah, dan mengarahkan rakyat pribumi agar mendapatkan keuntungan dagang yang maksimal. Istilah parenting VOC terinspirasi dari sifat tersebut, di mana para orangtua bersikap tegas dan cenderung otoriter dalam mendidik anaknya.
4. Membuat anak percaya kepada orangtua untuk bercerita apapun
Kunci dari parenting yang berhasil adalah bagaimana orangtua berkomunikasi ke anak tanpa hambatan. Sehingga anak bisa percaya menceritakan masalahnya kepada orangtua.
Ini yang membuat Janes CS cukup bangga sebagai orangtua. Karena ada banyak hal yang diceritakan oleh anaknya kepada dirinya sebagai orangtua. Termasuk soal tertarik dengan lawan jenis tadi.
"Positif thinking-nya adalah dia percaya untuk cerita itu kepada saya," pungkasnya.
Menurut Journal of Child Psychology and Psychiatry, ikatan emosional yang kuat sejak masa kanak-kanak membantu anak lebih merasa aman dan percaya pada orangtua. Orangtua yang menunjukkan kasih sayang, dukungan emosional, dan responsivitas terhadap kebutuhan anak, menciptakan lingkungan yang mendukung keterbukaan.
Anak yang merasa diperhatikan sejak kecil lebih mungkin berbagi cerita, terutama tentang hal-hal pribadi.
Selain itu juga menurut Journal of Applied Developmental Psychology menekankan bahwa orangtua harus menjadi contoh yang baik dalam keterbukaan dan kejujuran. Jika orangtua menunjukkan sikap terbuka dalam berbagi pengalaman dan perasaan, anak cenderung meniru perilaku ini.
Dengan menunjukkan bahwa bercerita adalah hal yang normal dan tidak menakutkan, orangtua bisa membantu anak merasa nyaman untuk berbagi cerita.
Itulah tadi cerita Janes CS soal tantangan mendidik anak laki-laki zaman now. Ingat, setiap gaya parenting bisa berbeda tergantung anak masing-masing. Jadi pilih yang terbaik dan cocok ya, Ma.
Baca juga:
- Zayn Anak Kedua Stevie Agnecya Ulang Tahun ke-7, Dapat Banyak Kejutan
- Momen Pandu Ardi Duet dengan Mahalini di Pestapora 2024
- Waspada, Anak Main Gadget Terlalu Lama Bisa Sebabkan Penyakit Jantung