Eksklusif: Pola Asuh Kimbab Family agar Anak Tidak Stres Belajar untuk Mengejar Nilai Sempurna
Korea Selatan memiliki beban belajar tinggi, anak-anak di sana mudah stres mengejar nilai
13 Maret 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kimbab Family dikenal sebagai keluarga yang inspiratif di Indonesia dengan gaya parentingnya. Keluarga Indonesia-Korea ini memang banyak penggemar, karena cara mereka mendidik anak-anak begitu mengagumkan.
Gina Selvina atau Mama Gina dan Yeon Seungjae atau Appa Ajay mengajarkan beberapa nilai penting ke anak-anak mereka dari kecil. Mulai dari menghargai waktu, bertanggung jawab hingga makna menghormati orang lain terutama orang yang lebih tua.
Ini menjadi ketiga anak mereka yakni Suji (10), Yunji (8) dan Jio (6) memiliki sifat santun sejak dini. Terutama poin untuk menghormati orang lain dan menghargai waktu, dua orangtua beda negara ini sepakat untuk tegas.
Millennial Family of the Month edisi Maret 2023 ini memang inspiratif dengan cara mereka sendiri. Terutama cara parenting Mama Gina dan Appa Jay yang ingin banyak diketahui masyarakat Indonesia.
Berikut Popmama.com rangkum pola asuh Kimbab Familyagar anak tidak stres belajar untuk mengejar nilai bagus yang bisa jadi inspirasi keluarga.
1. Keduanya membebaskan anak-anak untuk memilih hal mana yang masuk kamera atau tidak
Mengabadikan kegiatan sehari-hari lewat video Youtube, Mama Gina dan Appa Jay sadar kalau sebuah konten mungkin bisa berbalik berdampak buruk bagi keluarga mereka. Oleh karena itu, keduanya sepakat dari awal memang hanya menghadirkan konten yang aman untuk keluarga.
Diakui pasangan yang awal bertemu saat les bahasa itu, tidak semua detail dalam keseharian mereka masuk ke kamera. Mereka tetap memilih mana konten yang bisa masuk atau tidak.
"Biasanya kami pisahkan terlebih dahulu yang pribadi dan tidak, misalnya mandi atau menyangkut agama. Maunya yang umum-umum dulu kalau untuk anak-anak," pungkas Gina kepada Popmama.com.
Untuk anak-anak sendiri, seiring mereka bertumbuh sudah mulai memilih mana yang boleh atau tidak masuk kamera. Tentunya Mama Gina dan Appa Jay menghormati hal tersebut. Mereka akan menghapus bagian yang anak-anak tidak diizinkan untuk ada.
"Seiring mereka bertumbuh sudah mengeri dan meminta part mana yang boleh atau tidak (untuk ada di kamera). Itu juga kami perhatikan," pungkasnya.
2. Beban belajar di Korea Selatan dikenal tinggi, Mama Gina dan Appa Jay khawatir dengan anak-anak?
Korea Selatan dikenal sebagai negara dengan sistem pendidikan kuat dan salah satu yang terbaik di dunia. Dilansir dari Leverage Edu, Korea Selatan menempati posisi ke-17 di dunia untuk negara dengan sistem pendidikan terbaik tahun 2021.
Pencapaian ini sejalan dengan pola pikir masyarakat Korea Selatan yang sangat mementingkan pendidikan untuk anak-anaknya. Sistem pendidikan di Korea Selatan terkenal dengan persaingan yang ketat dengan jam belajar siswa yang panjang.
Fakta tersebut dilihat dan disadari betul oleh Mama Gina dan Appa Jay.
Namun, keduanya memang belum merasakan langsung kalau anak-anak mengalami beban tinggi saat belajar saat ini. Ke depannya, mereka sudah mulai memberikan wejangan soal hal itu.
"Saat ini anak-anak kami masih belum masuk ke stage yang tinggi sekali untuk belajar, tetapi sekarang Suji baru mulai. Kalau Jio masih TK, masih main-main. Begitupun Yunji juga baru masuk SD jadi masih adaptasi, belum serius," tutur Mama Gina.
Editors' Pick
3. Memberikan pemahaman dan membiarkan anak memilih sendiri kegiatan sekolahnya sesuai minat
Sistem pendidikan di Korea Selatan memang menghasilkan siswa yang pintar dan bekerja keras. Namun, tekanan yang dialami sejak usia muda pada akhirnya menimbulkan masalah sosial baru bagi para murid di sana.
Imbasnya, tingkat bunuh diri anak dan remaja di Korea adalah salah satu yang tertinggi di antara negara-negara Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dikutip dari penelitian berjudul "Suicidal deaths in elementary school students in Korea" (Child and Adolescent Psychiatry and Mental Health oleh Hong, Cho, Kim, Ju, dan Kweon tahun 2017).
Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea Selatan menerbitkan laporan pada 2022 lalu.
Berdasarkan database OECD Health Statistics 2021, yang diluncurkan pada awal Juli 2022 menyebut angka kematian bunuh diri Korea Selatan atau jumlah bunuh diri per 100.000 orang adalah 24,7 pada 2018.
Hasil angka itu lebih dari dua kali lipat rata-rata tingkat bunuh diri negara OECD, yakni di level 11.
Melihat fakta itu, Mama Gina dan Appa Jay tetap membimbing dan mengawasi anaknya agar tetap seimbang antara belajar dan kehidupannya yang lain.
Suji, si Sulung sudah mulai memasuki fase dengan tingkat belajar tinggi tersebut. Keduanya pun kini mulai mempersiapkan hal itu.
"Suji ini baru mau serius, kita baru akan mulai. Namun, sejauh ini kita masih (pantau) misalnya ekstrakurikuler mereka sendiri yang pilih dan mereka suka. Kalau mereka suka jadi rajin jadi tidak stres," tutur Appa Jay.
Untuk masalah beban pekerjaan rumah (PR) sekolah, keduanya memang tegas. Karena itu bagian dari kewajibannya. Pasangan ini tetap membimbing agar tidak mendorong terlalu keras untuk bisa sempurna belajar setiap hari.
"Kami juga memberikan pemahaman kalau misal pekerjaan rumah atau segala macam itu memang kewajiban mereka, tapi kita tidak terlalu mendorong agar sempurna (nilai selalu bagus dan sebagainya). Kami membiarkan mereka menikmati saja," pungkas Appa Jay.
4. Pengalaman Appa Jay mengenyam pendidikan di Korea Selatan jadi salah satu patokan untuk anak-anaknya
Meski ada banyak isu dan kasus buruk soal pendidikan di Korea Selatan, keduanya tidak mau terlalu khawatir apalagi parno. Belajar dari pengalaman sang Papa, Appa Jay mengetahui kalau motivasi belajar harus datang dari si anak sendiri.
Laki-laki kelahiran Seoul ini percaya, ketika anak sudah suka dengan belajar maka ia akan lebih mudah menjalaninya. Oleh karena itu salah satu yang ditekankan oleh keduanya sebagai orangtua adalah 'rasa suka' terhadap proses belajar tersebut.
"Karena dari pengalaman kami kalau ada motivasi sendiri otomatis langsung paham. Jadi tidak perlu disuruh-suruh atau dipaksa nantinya," tuturnya.
5. Persiapan keduanya agar anak tidak stres berlebih karena belajar
Proses belajar kompetitif yang dilakukan sejak usia muda akan memberikan sedikit porsi waktu bermain untuk siswa. Kurangnya kegiatan relaksasi akan berpengaruh pada kebahagian mereka di masa depan
Menurut survei indeks kebahagiaan OECD pada tahun 2018 dalam penelitian berjudul "Students here among the smartest , but saddest" (oleh Chung & Nam tahun 2019), siswa Korea memang menempati performa akademik tertinggi, tetapi memiliki tingkat kebahagiaan rendah.
Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea Selatan menerbitkan laporan pada 2022 lalu.
Berdasarkan database OECD Health Statistics 2021, yang diluncurkan pada awal Juli 2022 menyebut angka kematian bunuh diri Korea Selatan atau jumlah bunuh diri per 100.000 orang adalah 24,7 pada 2018.
Hasil angka itu lebih dari dua kali lipat rata-rata tingkat bunuh diri negara OECD, yakni di level 11.
Mama Gina dan Appa Jay tidak mau anak-anak mereka tidak menikmati hidup. Belajar adalah hal penting dan menentukan masa depan mereka, oleh karenanya memberikan pemahaman sejak kecil ke anak-anak soal kehidupan belajar itu jadi salah satu caranya.
"Persiapan tentu ada, sekarang kami tanamkan di masa depan dunia tuh seperti apa terus yang paling penting motivasi mereka melakukan apa yang mereka suka. Kami support mereka suka, dan jalani hal itu," pungkas Mama Gina.
Appa Jay menambahkan, meski saat ini anak-anaknya masih belum memasuki fase untuk selalu belajar ia selalu mengingatkan masa itu akan datang. Namun, mereka juga diberikan pemahaman kalau kedua orangtua mereka akan selalu mendampingi apapun yang terjadi.
"Meskipun mereka belum harus belajar keras, kami selalu kasih tahu suatu saat nanti akan tiba waktunya untuk hal itu," ucap Appa Jay.
6. Cara Mama Gina dan Appa Jay memotivasi anak untuk respect ke orang lain, melindungi dari perundungan
Isu perundungan juga menjadi salah satu yang menjadi spotlight di Korea Selatan. Perundungan atau bullying ini bisa terjadi ketika tidak ada rasa saling hormat atau respect kepada sesama teman.
Pasangan ini mencontohkan respect itu dari rumah. Ya, keluarga mereka sendiri menjadi 'lab' percobaan untuk kehidupan bersosial anak-anak di lingkungan sekolah.
"Biasanya kalau mereka sedang bertengkar di rumah, misalnya Suji 'menyenggol' sedikit, kami ingatkan 'apakah seperti itu baik? bagaimana kalau Suji yang diperlakukan seperti itu?'. Kami beri contoh banyak yang seperti itu. Kami selalu minta anak-anak untuk menempatkan diri dan belajar dari sepatu orang lain (sudut pandang orang lain) agar mereka mengerti," ucap Mama Gina.
7. Ketika anak bertengkar, Mama Gina dan Appa Jay mendorong anak-anak untuk bisa menyelesaikan sendiri terlebih dulu
Layaknya keluarga pada umumnya baik Suji, Yunji dan Jio juga sering bertengkar di rumah. Saat hal itu terjadi, Mama Gina dan Appa Jay menunggu untuk mereka bisa menyelesaikannya sendiri.
Ini melatih anak-anak mereka untuk bisa menangani masalah mereka sendiri dengan baik kelak. Minimal hal itu dilakukan di lingkup keluarga mereka sendiri jika terjadi perselisihan dengan adik atau kakaknya.
"Kalau bertengkar biasanya karena rebutan makanan, mainan, mamanya dan papanya. Biasanya kami biarin dulu mereka menyelesaikan sendiri, tidak terlalu banyak ikut campur. Namun, kalau sudah minta tolong baru kami ajak ngobrol masalahnya di mana, kenapa, dan mendengar dari kedua belah pihak. Kalau sudah gitu baru kami beri pendapat dan mereka yang mendengarkan," ucap Mama Gina.
Cara itu dipilih pasangan ini agar anak-anak belajar berkompromi dengan orang lain. Sehingga ketika mereka bersosialisasi ketiganya bisa memiliki kepekaan terhadap emosi dan keadaan orang lain.
"Menurut kami mereka sudah cukup besar untuk mulai menyelesaikan masalah sendiri. Biasanya kalau terdengar sedang bertengkar kami diam dan mendengarkan, dibiarkan dulu. Kalau sudah terdengar ada bahaya baru kami melihat. Biasanya mereka memanggil atau menemui kami kalau butuh bantuan," ucap Mama Gina dan Appa Jay.
Itulah tadi pola asuh Kimbab Family, cara Mama Gina dan Appa Jay menjadi orangtua inspiratif untuk anak-anak mereka. Pantas saja keluarga ini selalu menjadi perbincangan banyak keluarga di Indonesia ya, Ma. Patut dicontoh!
Millennial Family of the Month Edisi Maret 2023: Kimbab Family
Editor in Chief - Sandra Ratnasari
Senior Editor - Novy Agrina
Editor - Onic Metheany
Reporter - Putri Syifa Nurfadilah & Sania Chandra Nurfitriana
Social Media - Irma Ediarti
Design - Aristika Medinasari
Photographer - Michael Andrew P.
Asst. Photographer - Adi Nugroho
Videographer - Krisnaji Iswandani, Norman Indra Issudewo
Stylist - Onic Metheany, Putri Syifa Nurfadilah
Makeup Artist - Linda Kusumdewi
Hair stylist - Yuniarti Ningih
Kimbab's wardrobe - UNIQLO, CALLA THE LABEL, KIM AND KIN
Baca juga:
- Millennial Family of the Month Edisi Maret 2023: Kimbab Family
- Gelar Jumpa Fans Pertama, Kimbab Family Turut Berbagi Tips Parenting
- Eksklusif: Suka Modelling, Mama Gina Pernah Jadi Finalis Puteri Indonesia Jawa Barat 2003
Popmama Star
Kimbab Family
Sebagai orangtua, memperlakukan anak laki-laki dan perempuan tidak ada perbedaan