Tips Mencegah ISPA pada Anak akibat Polusi Udara Tinggi
Sejumlah gangguan pernapasan mudah menyerang anak di tengah kualitas udara buruk
27 Juli 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
ISPA atau infeksi saluran pernapasan akut adalah infeksi yang menyerang saluran pernapasan. Beberapa contoh ISPA adalah flu biasa, influenza, sinus, dan radang tenggorokan.
Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa bisa terkena ISPA, terutama mereka dengan kondisi tubuh yang kurang fit. Kondisi ini disebabkan oleh adanya infeksi virus atau bakteri pada saluran pernapasan.
Baik pernapasan atas maupun bawah dapat terserang infeksi, tetapi paling sering terjadi pada bagian pernapasan atas. dr. Budiman I. SpA-K dari Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre (RS MMC) menjelaskan di tengah tingginya polusi udara masalah yang paling sering dikeluhkan orangtua adalah batuk pada anak.
"Keluhan yang paling banyak adalah batuk pada anak. Sebagian besar yang datang berobat adalah batuk," tuturnya.
Lantai bagaimana tips mencegah ISPA pada anak akibat polusi udara tinggi? Berikut Popmama.com rangkum informasi selengkapnya.
1. Saluran pernapasan sering terpapar dengan lingkungan luar
Dokter Budiman menjelaskan kepada peserta webinar "Gangguan Pernapasan pada Anak Akibat Polusi Udara" pada Selasa (25/7/2023) dari saat bayi lahir ke dunia ada 3 hal yang langsung terpapar dengan dunia luar. Saluran pernapasan adalah hal kedua yang sering terpapar bakteri hingga virus setiap hari.
"Ada 3 hal dari manusia yang sering terpapar dengan dunia luar yakni kulit, pernapasan dan usus. Dari ketiganya yang terbanyak kulit tapi yang menduduki hal kedua adalah saluran napas. Dari lahir saluran napas selalu berhubungan dengan dunia luar. Udara di lingkungan kita tidak selamanya bersih karena banyak partikel berterbangan akibat polusi. Momoknya adalah polusi dengan indoor dan outdoor pollution dari gas buangan, emisi dan kendaraan," tuturnya.
Editors' Pick
2. Batuk bisa jadi mekanisme tubuh melawan penyakit, jangan panik dulu!
Orangtua yang mendapati anaknya mengalami batuk ringan bisa jadi langsung panik. Padahal menurut dokter Budiman hal itu bisa menjadi pertanda kalau imun tubuh anak merespons dengan baik.
Ia menjelaskan kalau saluran napas manusia saat terpapar virus dan bakteri dampaknya pertama adanya rangsangan. Dari partikel yang masuk itu menyebabkan gejala batuk. Di mana batuk tadi adalah upaya tubuh untuk mengeluarkan partikel berbahaya itu.
Tubuh manusia punya mekanisme sendiri untuk membuang bakteri dan virus berbahaya. Sama seperti batuk, tujuannya untuk 'mengusir' partikel penyebab sakit bertahan di saluran napas kita.
"Batuk biasa kebanyakan akan recover dalam 1 minggu. Jadi jangan terlalu diberi banyak minum obat. Cukup banyak minum dan makanan yang baik itu sangat membantu karena biasanya recover secara sendiri. Nah, yang perlu diwaspadai itu kalau dampaknya berkepanjangan," terangnya.