Cara Membangun Kesehatan Mental yang Kuat pada Anak
Agar anak tangguh menghadapi dunia luar nantinya
15 Juli 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kesehatan mental adalah cara anak-anak berpikir dan merasakan tentang diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka. Hal ini memengaruhi bagaimana anak-anak menghadapi tantangan dan tekanan hidup.
Anak-anak dengan kesehatan mental yang baik merasa dicintai, aman, dan terjamin di lingkungan mereka. Mereka juga sering merasa bahagia dan positif tentang diri mereka sendiri.
Mereka tidak membenci diri sendiri saat melewati masa-masa sulit atau ketika segala sesuatunya tidak berjalan seperti yang mereka harapkan. Ini berarti mereka merasa baik-baik saja untuk mencoba hal-hal baru atau menantang.
Mereka menikmati hidup, belajar dengan baik dan rukun dengan keluarga dan teman. Dan mereka dapat mengelola perasaan sedih, khawatir, atau marah dan bangkit kembali dari masa-masa sulit.
Kesehatan mental yang baik adalah bagian penting dari perkembangan anak yang sehat. Hal Ini membantu anak-anak membangun keterampilan sosial, emosional, perilaku, berpikir, dan komunikasi yang positif.
Sudah merupakan kewajiban kita sebagai orangtua untuk mendidik anak menjadi pribadi yang sehat mental. Namun, apa yang harus dilakukan untuk mewujudkannya? Di bawah, akan Popmama.com paparkan cara membangun kesehatan mental yang kuat pada anak tercinta.
Editors' Pick
1. Bangun relasi positif dengan anak
Hubungan positif dengan orangtua dapat memengaruhi kesehatan mental anak secara positif pula. Hubungan positif berarti anak hampir selalu merasa aman, nyaman, dan dicintai.
Keluarga adalah komunitas pertama yang anak habiskan kebanyakan waktunya. Kondisi keluarga tegang dan tidak bersahabat dapat menyebabkan perasaan terasingkan, kebencian, kesalahpahaman, dan memperburuk kesehatan mental si Kecil.
Langkah konkrit membangun relasi positif dengan anak:
- Ungkapkan rasa sayang melalui komunikasi verbal maupun nonverbal; Katakan "Mama dan Papa sayang kamu", lakukan kontak mata ketika berbicara dengan anak, beri pelukan, dan rajin senyum pada anak.
- Pandu perilaku anak dengan positif dan konstruktif; Perbaiki perilaku buruk anak dengan mengenalkan perilaku baik dan memujinya setelah berperilaku baik.
- Luangkan waktu setiap hari untuk berbincang dengan anak; Beri perhatian penuh pada cerita si Kecil
- Dorong anak untuk terhubungan dengan dengan komunitas di luar keluarga; Kenalkan anak dengan tetangga, hadiri bazaar, dan ajak gotong royong. Hal ini mengajarkannya cara berhubungan dengan orang lain dan juga memupuk jiwa sosialnya.
2. Ajarkan pengelolaan emosi
Anak-anak mengalami segala macam emosi seperti ketakutan, kekecewaan, kesedihan, kecemasan, kemarahan, kegembiraan, dan harapan sebagai bagian dari pertumbuhan. Ketika anak-anak dapat mengatasi emosi besar atau menenangkan diri dalam situasi sulit atau emosional, mereka akan merasa nyaman dengan diri mereka sendiri.
Langkah konkrit mengajarkan pengelolaan emosi pada anak:
- Bicarakan tentang emosi dengan anak; Hal ini dapat membantu mereka mengenali emosi yang dirasakannya. Ajari mereka bahwa memiliki segala macam perasaan itu wajar. Contoh, "Mama mengerti kamu sedih karena harus berpisah dengan Kakek dan Nenek."
- Contohkan cara berpandangan positif; Orangtua melewati kesulitan setiap harinya dan hal itu diobservasi oleh si Kecil. "Mama kecewa karena kue buatan Mama gagal, tapi tidak apa-apa nanti Mama coba buat lagi lain kali."
- Dorong anak kelola khawatiran kecil; Anak kecil rentan merasa tidak mampu melakukan hal-hal karena pengalamannya yang masih sedikit. Daripada membiarkannya menghindari situasi sulit, yakinkan ia bahwa ia dapat melewatinya.