Sebagai orangtua, mungkin Mama pernah mengalami situasi ketika si Kecil tiba-tiba menyela pembicaraan saat sedang berbicara dengan orang lain. Kebiasaan ini sering terjadi pada anak-anak karena mereka cenderung impulsif dan ingin segera menyampaikan apa yang ada di pikiran mereka.
Namun, membiarkan kebiasaan ini berlanjut dapat berdampak pada kemampuan sosial mereka di masa depan. Mengajarkan anak untuk tidak memotong pembicaraan orang lain adalah langkah penting dalam membentuk sikap hormat dan kesabaran.
Dengan pendekatan yang tepat, anak bisa memahami bahwa mendengarkan dengan baik sama pentingnya dengan berbicara. Lalu, bagaimana cara efektif untuk mengajarkan hal ini kepada anak?
Anak perlu memahami bahwa tidak semua situasi memungkinkan mereka untuk menyela pembicaraan orangtua. Namun, ada kondisi tertentu yang membuat interupsi dapat diterima, misalnya jika terjadi keadaan darurat.
Orangtua dapat memberikan contoh konkret kepada anak, seperti ketika seseorang mengetuk pintu dan menghalangi akses masuk, atau saat melihat saudara kandung mereka terluka dan membutuhkan pertolongan segera.
Dengan memberikan pemahaman ini, anak akan lebih mampu membedakan kapan mereka boleh menyela dan kapan mereka harus menunggu giliran berbicara.
2. Latih etika berbicara
Pexels/Yan Krukov
Selain mengajarkan kapan boleh menyela, orangtua juga perlu membimbing anak tentang bagaimana cara melakukannya dengan sopan. Anak-anak bisa diajarkan untuk menggunakan kata-kata seperti "permisi" atau "maaf" sebelum berbicara di tengah-tengah percakapan orangtua.
Selain itu, orang tua bisa memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, saat berbicara dengan anak, tunjukkan bagaimana Mama juga menghormati orang lain dengan tidak menyela mereka. Jika anak mulai mengadopsi kebiasaan ini, berikan apresiasi dengan pujian agar mereka semakin termotivasi untuk menerapkan etika berbicara yang baik.
Sering kali, orangtua secara refleks langsung menanggapi anak ketika mereka menyela. Namun, hal ini justru memperkuat kebiasaan buruk mereka. Anak akan berpikir bahwa mereka selalu bisa mendapatkan perhatian segera, meskipun itu mengganggu percakapan orangtua.
Cara terbaik untuk mengatasi hal ini adalah dengan tetap melanjutkan percakapan Mama seolah-olah interupsi tidak terjadi. Setelah Mama menyelesaikan pembicaraan, barulah beri perhatian kepada anak dan tanyakan apa yang ingin mereka sampaikan.
Dengan begitu, anak akan belajar bahwa mereka perlu menunggu hingga orang tua selesai berbicara sebelum mendapatkan respons.
4. Koreksi dengan tenang
Freepik
Saat anak menyela pembicaraan, orangtua mungkin merasa kesal dan langsung menegur mereka. Namun, cara koreksi yang terlalu keras atau kasar bisa membuat anak merasa malu atau bahkan takut untuk berbicara di kemudian hari.
Sebaliknya, koreksi harus dilakukan dengan sopan dan tenang. Jika anak menyela, berhentilah sejenak, tatap mereka, lalu katakan dengan lembut bahwa Mama akan menjawab setelah menyelesaikan percakapan.
Dengan cara ini, anak akan memahami bahwa mereka harus menunggu tanpa merasa dimarahi. Selain itu, sikap sopan yang ditunjukkan orangtua juga menjadi contoh bagi anak dalam berkomunikasi dengan orang lain.
5. Ajarkan isyarat non verbal
Pexels/anete-lusina
Salah satu cara yang efektif untuk mengurangi interupsi adalah dengan mengajarkan anak untuk menggunakan isyarat nonverbal saat ingin berbicara. Misalnya, ajarkan mereka untuk meremas tangan Mama sebagai tanda bahwa mereka ingin mengatakan sesuatu.
Sebagai respons, Mama bisa meremas balik tangan anak untuk menunjukkan bahwa pesan mereka sudah diterima dan akan ditanggapi segera setelah percakapan selesai.
Pada awalnya, pastikan untuk merespons dengan cepat agar anak memahami bahwa metode ini berhasil. Seiring berjalannya waktu, anak bisa diajarkan untuk lebih sabar menunggu dengan tetap mendapatkan kepastian bahwa permintaan mereka tidak diabaikan.
6. Beri peringatan sebelum berbicara dengan orang lain
Pexels/RDNE Stock project
Sebelum Mamaa mulai berbicara di telepon, menerima tamu, atau menghadiri rapat online, beri tahu anak bahwa Mama membutuhkan waktu untuk menyelesaikan percakapan dan tidak boleh diganggu kecuali dalam keadaan darurat.
Untuk membantu anak tetap menahan diri, Mama bisa memberikan solusi lain, seperti meminta mereka menuliskan pertanyaan atau permintaan mereka di selembar kertas.
Dengan begitu, anak tetap bisa menyampaikan kebutuhannya tanpa mengganggu pembicaraan. Setelah Mama selesai berbicara, segera periksa catatan mereka dan tanggapi apa yang mereka butuhkan agar anak tetap merasa dihargai.
Itulah informasi mengenai cara mengajarkan anak agar tidak memotong pembicaraan orang lain. Dengan menerapkan langkah-langkah ini secara konsisten, anak akan belajar untuk menunggu giliran berbicara dan menghargai percakapan orang lain.