5 Hal yang Tidak Boleh Diucapkan pada Anak Biar Nggak Toxic

Jangan sampai tidak sengaja ucapkan hal-hal ini di rumah ya Ma!

2 April 2024

5 Hal Tidak Boleh Diucapkan Anak Biar Nggak Toxic
Freepik/our-team

Sebagai orangtua, sudah menjadi kewajiban untuk mendidik anak-anaknya dengan baik. Mendidik anak bukan merupakan hal yang mudah, namun cara-cara yang digunakan juga sangat penting dan akan berpengaruh pada perkembangan anak. Setiap orangtua pasti memiliki caranya masing-masing dalam mendidik anaknya.

Jennifer B Wallace, seorang peneliti dari Harvard yang juga penulis buku 'When Achievement Culture Becomes Toxic - And What We Can Do About It' mengungkapkan, bahwa cara orangtua yang salah bisa saja menimbulkan persepsi tertentu pada anak. Mungkin terkadang, yang dimaksud adalah hal-hal yang dimaksudkan untuk kebaikan anaknya. Namun, si Anak malah berpikir yang sebaliknya.

Berikut Popmama.com telah merangkum informasi seputar 5 hal yang tidak boleh diucapkan pada anak biar nggak toxic. 

Mama bisa membaca informasi di bawah ini agar dapat mengetahui perkataan-perkataan seperti apa yang dapat menimbulan persepsi buruk dari anak ya!

1. Tugasmu adalah belajar

1. Tugasmu adalah belajar
Freepik/jcomp

Orangtua terkadang terlalu menuntut anaknya untuk mengejar prestasi setinggi mungkin di sekolah. Namun, perlu diingat bahwa anak juga dapat sukses dengan cara lain. Contohnya adalah mengikuti kegiatan yang memiliki kontribusi positif di lingkungan sekitar.

Mengutip dari CNBC, Wallace menjelaskan hal tersebut dapat menunjukkan kepada anak-anak bahwa mereka memiliki bakat atau keterampilan yang bisa digunakan untuk menunjukan sesuatu selain nilai yang tinggi di sekolah.

Maka dari itu, penting bagi Mama untuk selalu memberikan dukungan apapun pada anak selama kegiatan yang dilakukannya bernilai positif.

Editors' Pick

2. Bagaimana sekolahmu?

2. Bagaimana sekolahmu
Pexels/Max Fischer

Memang sudah sepantasnya bagi setiap orangtua untuk selalu mengetahui perkembangan anaknya di sekolah. Namun, pertanyaan tersebut juga tidak harus selalu ditanyakan setiap saat. Wallace mengatakan alangkah baiknya orangtua menjadwalkan untuk membahas hal tersebut di waktu-waktu tertentu saja.

Metode tersebut dilakukan dengan tujuan agar anak dapat terhindar dari stress berlebih, dan dapat menikmati waktu santai dan istirahatnya dengan lebih maksimal selama berada di rumah.

Mereka juga dapat mengalihkan fokus mereka sejenak pada hal-hal penting lainnya.

3. Bagaimana nilaimu?

3. Bagaimana nilaimu
Freepik/Pressfoto

Pertanyaan tentang nilai juga sebenarnya bukan merupakan hal yang salah apabila ditanyakan pada anak. Namun, Wallace menjelaskan bahwa sebaiknya pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan pada anak, adalah pertanyaan-pertanyaan yang bersifat ringan terlebih dahulu.

Jika ingin menanyakan nilai pun, sebaiknya jangan terlalu fokus pada besar atau kecilnya nilai tersebut.

Cobalah tunjukkan keingintahuan Mama sebagai orangtua mengenai proses yang sudah anak lalui untuk mendapatkannya. Ingatlah untuk memberi apresiasi padanya, bukan dengan hadiah yang serba mahal namun cukup dengan kalimat positif yang membangun saja sebagai bentuk validasi bahwa yang anak lakukan sudah benar.

4. Mama dan Papa ingin kamu selalu memberikan 100 persen

4. Mama Papa ingin kamu selalu memberikan 100 persen
Freepik/lookstudio

Wallace menuturkan menjadi 'siswa yang baik' bukan berarti dengan mengerahkan 100 persen dalam setiap hal. Menurutnya, hal tersebut justru dapat menyebabkan kelelahan dan memicu kencenderungan sifat perfeksionis yang berlebih pada anak. 

Mama dapat menggantinya dengan mengajarkan anak untuk bersikap strategis dalam menentukan di mana ia harus memberikan usaha lebih ekstra, agar tenaga yang terbuang juga tidak sia-sia.

5. Mama dan Papa hanya ingin kamu bahagia

5. Mama Papa ha ingin kamu bahagia
Freepik/bearfotos

Setiap orangtua juga pasti menginginkan kebahagiaan untuk anak-anaknya. Namun, hal tersebut juga dapat disalahartikan. Wallace mengatakan hal tersebut dapat membuat anak cenderung menumbuhkan sifat egois dan tidak ingin kalah dari siapapun. Karena itu, Wallace selalu mengajarkan anak-anaknya untuk menjalani kehidupan yang bermakna dan memiliki tujuan.

"Saya sering memberitahu anak-anak bahwa saya ingin mereka menemukan orang dan tempat di dunia yang membutuhkan bantuan mereka. Bukan menjadi lebih baik dari orang lain, tapi menjadi lebih baik bagi orang lain," tandasnya.

Selain itu, kebahagiaan anak juga bukan hal yang harus dipaksakan. Jika Mama terlalu memaksakan kebahagiaan pada anak, maka Mama harus bertanya pada diri sendiri apakah hal tersebut kebahagiaan untuk si Anak atau untuk diri Mama sendiri.

Itulah informasi tentang 5 hal yang tidak boleh diucapkan pada anak. Semoga informasi tersebut dapat berguna bagi Mama untuk selalu berhati-hati dalam mengatakan sesuatu pada anak di rumah ya!

Baca juga:

The Latest