Pentingnya Mengembangkan Kecerdasan Sosial dan Emosional untuk Anak

Kecerdasan sosial dan emosional penting untuk perkembangan holistik anak

17 Desember 2024

Penting Mengembangkan Kecerdasan Sosial Emosional Anak
Dok. Sekolah Bakti Mulya

Sebagai orangtua, Mama tentu ingin anak-anak Mama tumbuh menjadi individu yang sukses, tidak hanya dalam hal akademik, tetapi juga dalam kehidupan sosial mereka. Di sinilah pentingnya mengembangkan kecerdasan sosial dan emosional.

Kemampuan ini mencakup cara anak memahami perasaan mereka sendiri, mengenali emosi orang lain, serta berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang positif.

Hal tersebut lah yang ditunjukan oleh Sekolah Bakti Mulya (BM) 400 Cibubur melalui penyelenggaraan Talk Show bertema “Nurturing Social-Emotional Learning for Holistic Growth” sebagai komitmen dalam mencetak generasi muda yang unggul dalam bidang akademik juga memiliki kecerdasan emosional dan sosial yang kuat. 

Acara ini menghadirkan tiga pembicara inspiratif yang berbagi wawasan dan pengalaman mereka terkait pentingnya pengembangan kecerdasan sosial-emosional (Social-Emotional Learning/SEL) dalam mendukung pertumbuhan holistik anak. Seperti apa informasi selengkapnya? Berikut Popmama.com telah merangkum informasinya lebih lanjut.

Editors' Pick

1. Empati merupakan kunci untuk memahami orang lain

1. Empati merupakan kunci memahami orang lain
Freepik

Empati adalah kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain seolah-olah kita berada di posisi mereka. Bagi anak-anak, kemampuan ini sangat penting karena membantu mereka membangun hubungan yang sehat dengan teman, keluarga, dan orang-orang di sekitar mereka.

Ketika anak belajar berempati, mereka tidak hanya menjadi lebih peka terhadap kebutuhan orang lain, tetapi juga mampu berkomunikasi dan bekerja sama dengan lebih baik. Empati mengajarkan anak untuk menghargai perbedaan, meredakan konflik, dan menciptakan lingkungan yang harmonis.

Pembicara pertama Redha Bhawika Putra yang merupakan seorang alumni Sekolah Bakti Mulya 400 membawakan topik “Empathy and Leadership: A Foundation for Success”. Dalam sesinya, Redha menekankan bahwa empati adalah kunci untuk memahami orang lain dan membangun hubungan yang kuat, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.

“Empati bukan hanya kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain, tetapi juga sebuah keterampilan yang memungkinkan kita memimpin dengan hati. Saya percaya bahwa kepemimpinan yang berlandaskan empati adalah fondasi dari kesuksesan yang berkelanjutan,” ungkap Redha.

Melatih empati bisa dimulai dengan cara sederhana, seperti mengajarkan anak untuk mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian, berbagi dengan teman, atau memikirkan bagaimana tindakan mereka memengaruhi perasaan orang lain. Dengan memupuk empati sejak dini, anak akan tumbuh menjadi individu yang lebih peduli dan memahami orang lain.

2. Pengelolaan emosi harus diajarkan sejak dini

2. Pengelolaan emosi harus diajarkan sejak dini
Freepik/bristekjegor

Pembicara kedua, Verti Tri Wahyuni, seorang mom influencer yang dikenal dengan konten edukatifnya tentang pengasuhan modern, mengangkat topik “Social-Emotional Learning: The Cornerstone of Modern Parenting”. Verti menyoroti bahwa pembelajaran sosial-emosional bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga harus menjadi bagian integral dari pengasuhan di rumah.

Dalam paparannya, Verti menekankan bahwa kemampuan sosial-emosional seperti pengelolaan emosi, empati, dan kemampuan berkomunikasi harus ditanamkan sejak dini untuk membentuk anak-anak yang tangguh dan mampu menghadapi tantangan di masa depan.

“Sebagai orang tua, kita harus menjadi teladan dalam mengelola emosi kita sendiri. Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat. Dengan mengintegrasikan SEL ke dalam pola asuh sehari-hari, kita dapat membantu anak-anak menjadi individu yang percaya diri, peduli, dan penuh tanggung jawab,” kata Verti.

3. Pentingnya komunikasi antara orangtua dan guru

3. Penting komunikasi antara orangtua guru
Pexels/Max Fischer

Peran orangtua dan guru sangatlah penting dalam mendukung tumbuh kembang anak, terutama dalam hal kecerdasan sosial dan emosional. Namun, kerja sama ini hanya bisa terjalin dengan baik jika ada komunikasi yang terbuka di antara keduanya.

Melalui komunikasi yang baik, orangtua dan guru dapat saling berbagi informasi mengenai perkembangan anak, baik di rumah maupun di sekolah. Misalnya, jika anak menunjukkan kesulitan mengelola emosi di kelas, guru dapat memberi tahu orangtua agar mereka bisa membantu anak mengatasinya di rumah. Begitu pula sebaliknya, orangtua dapat memberi masukan kepada guru tentang kebiasaan atau tantangan yang dihadapi anak di rumah.

Pembicara ketiga, Elias Yazwania Azhar, seorang orang tua siswa Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur, membagikan perspektifnya melalui topik “Collaborating for a Child’s Holistic Growth: A Parent’s Perspective”. Dalam sesinya, Elias menyoroti pentingnya komunikasi yang efektif antara orang tua dan guru, serta bagaimana dukungan lingkungan rumah dan sekolah dapat menciptakan keseimbangan yang ideal untuk perkembangan anak.

“Kami, sebagai orangtua, adalah mitra utama sekolah dalam membimbing anak-anak. Dengan kerjasama yang erat, kita dapat membantu anak-anak tidak hanya sukses secara akademik tetapi juga berkembang sebagai individu yang memiliki karakter kuat,” ujar Elias.

Itulah informasi tentang pentingnya mengembangkan kecerdasan sosial dan emosional untuk anak. Dengan adanya acara seperti ini, Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur berharap dapat terus menjadi pelopor dalam mengintegrasikan social-emotional learning ke dalam sistem pendidikan dan pola asuh. Talk show ini juga menjadi bagian dari upaya sekolah untuk menciptakan komunitas yang peduli, inklusif, dan berorientasi pada pembentukan karakter.

Baca juga:

The Latest