Gunung Semeru, yang juga dikenal sebagai Mahameru, adalah gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, Indonesia. Dengan ketinggian mencapai 3.676 meter di atas permukaan laut, kehadiran megahnya menjadi ikon alam yang menakjubkan dan berharga bagi penduduk setempat serta pendaki dari berbagai belahan dunia.
Berikut Popmama.comtelah merangkum informasi seputar sejarah, mitos, dan fakta Gunung Semeru beserta aktivitas terkininya. Simak informasinya di bawah ini.
1. Sejarah
Facebook.com/tnbromotenggersemeru
Gunung Semeru, seperti gunung berapi lainnya, terbentuk melalui proses vulkanik yang panjang dan bertahap. Proses ini melibatkan letusan, penumpukan lava, dan pembentukan kubah lava serta kubah lava baru. Seiring waktu, akumulasi material vulkanik ini membentuk konfigurasi puncak gunung yang ikonik.
Catatan Letusan
Semeru memiliki sejarah letusan yang tercatat. Beberapa catatan sejarah menunjukkan letusan yang signifikan, termasuk letusan besar pada tahun 1967 yang mengakibatkan kerusakan dan korban jiwa. Aktivitas vulkanik terus diamati oleh ahli vulkanologi untuk memahami pola letusan dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.
Editors' Pick
2. Lokasi
google.com/maps
Gunung Semeru terletak di Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Indonesia. Kawasan sekitar gunung ini merupakan bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, yang juga meliputi Gunung Bromo yang juga sangat terkenal.
3. Mitos
Instagram.com/explore.semeru
Gunung Semeru, sebagai salah satu gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, tidak hanya mempesona dengan keindahan alamnya yang megah tetapi juga dihiasi oleh berbagai mitos dan legenda yang sudah sangat umum di dengar oleh warga lokal maupun para pendaki. Namun, mitos-mitos tersebut juga seakan menjadi daya tarik bagi para pendaki. Berikut adalah beberapa mitos yang melekat pada Gunung Semeru:
Danau Ranukumbolo: Ranu Kumbolo merupakan salah satu danau yang terletak di kaki Gunung Semeru. Pendaki harus melewati jalur melelahkan untuk mencapai lokasi. Meski termasuk telaga yang eksotis bagi semua orang, konon air Ranu Kumbolo sering digunakan untuk proses ritual keagamaan. Oleh karena itu, para pendaki gunung dilarang mandi, mencuci, bahkan mendirikan tenda dengan jarak minimal 10 meter dari danau.
Tanjakan Cinta: Tanjakan Cinta atau dikenal juga sebagai Bukit Cinta sebenarnya tidak terlalu terjal, namun cukup panjang, sehingga bisa membuat pendaki merasa kelelahan. Diyakini bahwa jika pendaki melewati rute ini tanpa istirahat dan tidak melihat ke belakang sambil memikirkan sang pujaan hati, maka cinta yang diharapkan oleh pendaki tersebut akan terkabul. Namun sebaliknya, jika pendaki berani menengok ke belakang, maka kisah cinta mereka akan berakhir menyedihkan.
Paku pulau Jawa: Konon, Gunung Semeru adalah paku Pulau Jawa. Mahameru diyakini dipindahkan oleh para dewa untuk menjadi paku dan memberikan keseimbangan bagi Pulau Jawa yang dulunya terombang-ambing di lautan, bahkan ini tertulis dalam Tantu Pagelaran kuno. Menurut catatan, dewa memindahkan Gunung Meru di India ke Pulau Jawa. Pada awalnya, gunung ini berada di ujung barat Pulau Jawa. Tetapi akhirnya gunung itu terbagi menjadi dua dengan Gunung Semeru di sisi timur dan Gunung Penanggungan di sisi barat.
Mbah Dipo: Mbah Dipo adalah salah satu kuncen Gunung Semeru yang telah meninggal dunia. Meski begitu, Mbah Dipo masih menjadi kenangan masyarakat sekitar. Salah satu pesan Mbah Dipo kepada warga setempat adalah jika Gunung Semeru meletus, warga harus bergerak maju ke sungai dan dilarang ke Gunung Sawur.
4. Fakta
Instagram.com/bbtnbromotenggersemeru
Berikut adalah fakta-fakta menarik tentang Gunung Semeru:
Puncak tertinggi di pulau Jawa: Dengan ketinggian mencapai 3.676 meter, Gunung Semeru merupakan puncak tertinggi di Pulau Jawa. Keindahannya tidak hanya menarik pendaki lokal tetapi juga internasional untuk menaklukkan puncaknya.
Gunung berapi aktif: Gunung Semeru adalah gunung berapi yang aktif dengan sejarah letusan yang cukup tercatat. Letusan terbesarnya terjadi pada tahun 1967, dan aktivitas vulkaniknya masih terus diamati secara ketat oleh para ilmuwan.
Lingkungan ekosistem yang kaya: Meskipun lingkungannya keras dan sulit, Gunung Semeru mendukung berbagai jenis flora dan fauna. Di lereng-lerengnya, Anda dapat menemukan hutan tropis yang subur dan biodiversitas yang kaya.
5. Aktivitas terkini
Dok. Antara
Saat ini jalur pendakian di Gunung Semeru sedang ditutup. Diketahui, bahwa di kawasan Gunung Semeru saat ini sering terjadi erupsi. Baru-baru ini Gunung Semeru mengalami erupsi pada Senin pagi (19/2/2024) pukul 04.56 WIB. Laporan Magma ESDM menyebutkan, tinggi kolom abu erupsi Gunung Semeru kali ini teramati mencapai 800 meter di atas puncak atau 4.476 mdpl.
Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Erupsi Gunung Semeru terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 145 detik.
Status Siaga Level III
Waspada potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. Sepanjang awal tahun 2024, Gunung Semeru tercatat sudah meletus sebanyak 54 kali. Hingga saat ini Gunung Semeru masih berstatus Siaga (Level III).
Masyarakat dan wisatawan yang berada d sekitar lokasi Gunung Semeru dilarang beraktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak. Masyarakat juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Itulah informasi seputar sejarah, mitos, dan fakta Gunung Semeru beserta aktivitas terkininya. Mari kita doakan agar aktivitas pada Gunung Semeru segera menurun agar erupsi yang belakangan ini sering terjadi berhenti. Sehingga, aktivitas di sekitar Gunung Semeru bisa kembali normal, dan jalur pendakian ke puncak Mahameru dapat kembali dibuka.