Waspada! Penggunaan Antibiotik Bisa Meningkatkan Risiko Asma pada Anak
Lebih berhati-hati lagi ya Ma!
18 Maret 2025

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Antibiotik sering digunakan untuk mengobati infeksi pada anak-anak. Namun, tahukah Mama dan Papa bahwa penggunaan antibiotik sejak dini ternyata bisa berdampak pada kesehatan anak di masa depan?
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa antibiotik dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik di usus, yang berperan penting dalam perkembangan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, anak menjadi lebih rentan terhadap alergi dan asma. Bagaimana hal ini bisa terjadi?
Berikut Popmama.com telah merangkum informasi seputar penggunaan antibiotik bisa meningkatkan risiko asma pada anak. Simak di bawah ini.
Editors' Pick
1. Antibiotik menghambat produksi IPA
Asam indole propionat (IPA) adalah senyawa biokimia yang dihasilkan oleh bakteri usus dan berperan dalam melindungi tubuh dari peradangan saluran napas. Penelitian yang dilakukan oleh Ben Marsland, profesor imunologi dari Monash University di Australia, menemukan bahwa antibiotik dapat mengurangi jumlah bakteri yang memproduksi IPA.
Akibatnya, anak-anak yang menerima antibiotik di usia dini menjadi lebih rentan terhadap alergi tungau debu, yang merupakan pemicu umum asma.
"Kami menemukan bahwa konsekuensi dari pengobatan antibiotik adalah penurunan bakteri yang menghasilkan IPA, yang merupakan molekul kunci untuk mencegah asma," kata Marsland.
2. Lebih rentan terhadap alergi debu atau tungau
Studi yang dilakukan pada tikus menunjukkan bahwa meskipun mikrobioma usus dan kadar IPA kembali normal setelah penghentian antibiotik, tikus yang menerima antibiotik di usia dini tetap lebih rentan terhadap alergi tungau debu dalam jangka panjang.
Hal ini disebabkan oleh dampak antibiotik pada perkembangan sistem imun yang terjadi pada masa-masa awal kehidupan. Sistem kekebalan tubuh yang seharusnya terbiasa menghadapi alergen seperti tungau debu menjadi terganggu karena berkurangnya IPA.
IPA sendiri berperan dalam mengurangi peradangan pada saluran pernapasan dan membantu tubuh membangun toleransi terhadap alergen. Ketika senyawa ini berkurang, tubuh menjadi lebih sensitif terhadap pemicu alergi.
Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa perubahan pada mikrobioma usus yang disebabkan oleh antibiotik dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Meskipun komposisi bakteri usus akhirnya pulih, efek pada sistem imun dan respons inflamasi tetap berlangsung. Ini membuktikan betapa pentingnya mikrobioma usus yang sehat dalam membentuk respons imun yang optimal sejak dini.