Identifikasi Rumah Adat di Indonesia, Bisa Jadi Pengetahuan Baru Anak
Di Indonesia terdapat rumah adat yang memiliki keunikan berbeda-beda, lho
14 Februari 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Adapun salah satu contoh dari bentuk keberagaman budaya yang juga termasuk ke dalam kekayaan Indonesia yaitu rumah adat.
Pengertian dari rumah adat adalah sebuah bangunan yang dibangun sesuai dengan cara yang sama dari satu generasi ke generasi lain.
Umumnya, keberadaan rumah adat ini sudah ada ketika di zaman nenek moyang tentunya yang memiliki keunikan dan ciri khas di dalamnya, hingga sampai saat ini masih digunakan oleh beberapa masyarakat.
Di berbagai wilayah Indonesia, pastinya sering ditemukan adanya berbagai keunikan jenis rumah adat di daerah masing-masing.
Lantas, apakah di daerah asal Mama dan Papa masih banyak orang yang menggunakan rumah adat untuk dijadikan tempat tinggal?
Untuk penjelasan selengkapnya, berikut Popmama.com telah merangkum informasi mengenai identifikasirumah adat di Indonesia, penting diketahui anak agar bisa menambah wawasannya seputar salah satu ragam budaya yang perlu dilesatarikan. Yuk, disimak!
1. Rumah adat Baileo
Di Indonesia terdapat rumah adat Baileo yaitu rumah adat yang berasal dari suku Huaulu, tepatnya penduduk asli wilayah Pulau Seram.
Biasanya suku Huaulu bertempat tinggal di Pulau Seram, tepatnya berada di kaki gunung Binaiya, Provinsi Maluku, Indonesia.
Jadi, Baileo merupakan bentuk bangunan tradisional Maluku yang diakui oleh seluruh warga masyarakat Maluku, karena Baileo merupakan satu-satunya bangunan warisan nenek moyang yang menggambarkan kebudayaan siwa-lima.
Adapun keunikan dari rumah adat Baileo ini adalah dilihat dari segi bentuk bangunan yang mirip seperti rumah panggung disertai dengan banyaknya tiang penyangga.
Tak hanya itu, rumah adat ini memiliki atap yang kukuh dan besar dan menutupi sebagian badan rumahnya. Untuk bagian atap Baileo ini terbuat dari rumbia, sedangkan dindingnya terbuat dari tangkai rumbia yang disebut gaba-gaba.
Selanjutnya, keunikan dari rumah adat ini ternyata tidak menggunakan paku dalam untuk pembangunannya, lho. Untuk menyatukan rancang bangunannya, biasanya masyarakat suku Huaulu di setiap bagian rumahnya saling direkatkan dengan ijuk dan juga pasak yang terbuat dari kayu.
Editors' Pick
2. Rumah adat Honai
Adapun rumah adat lainnya yang berasal dari Pulau Papua tepatnya di Lembah Baliem dan didirikan oleh Suku Dani yaitu rumah adat Honai.
Rasanya sudah bukan jadi hal yang asing lagi melihat rumah adat ini, karena sudah dikenal sejak pelajaran di Sekolah Dasar, apalagi melihat rumah adat Honai yang memiliki bentuk yang khas, dan uniknya masyarakat suku Dani pun membuat rumah ini terinspirasi dari sarang burung.
Oleh sebab itu, bentuk fisik dari bangunan Honai ini memiliki ciri-ciri pada bagian dindingnya berbentuk bundar dan atap yang dirancang melengkung seperti layaknya setengah bola.
Adapun kemiripan dari rumah adat ini dengan rumah adat lainnya, yakni Honai dibangun tanpa menggunakan paku, melainkan rancangan bangunan ini direkatkan dengan bahan alami misalnya seperti rotan atau kayu sedangkan untuk atapnya berasal dari ilalang.
Selain itu, untuk Honai laki-laki dan perempuan dibangun secara terpisah, untuk Honai laki-laki terletak persis menghadap pintu gerbang. Terdapat keunikan rumah adat ini bukan hanya terletak pada arsitektur bangunannya saja yang berbentuk bulat dan mungil layaknya sebuah jamur.
Ternyata rumah adat Honai juga tidak memiliki jendela dan hanya memiliki satu pintu. Hal ini pun juga ada tujuannya yakni melindungi dari dinginnya angin, khususnya pada malam hari di mana suhu bisa mencapai 10 derajat celcius.
3. Rumah adat Lamin
Berikutnya terdapat rumah adat yang berasal dari Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya milik suku Dayak yaitu disebut dengan rumah adat Lamin. Jadi, adanya rumah Lamin ini merupakan bentuk identitas masyarakat Dayak di Kalimantan Timur.
Adapun keunikan dari rumat adat Lamin yakni memiliki bentuk seperti halnya rumah panggung yang panjang dan saling sambung menyambung.
Selain itu, ciri khas dari rumah Lamin sendiri mempunyai panjang bisa mencapai 300 meter dengan memiliki lebar 15 meter, dan ketinggiannya pun kurang lebih ada 3 meter.
Uniknya, dari bangunan satu rumah Lamin ini ternyata bisa ditempati oleh 25 sampai 30 kepala keluarga beserta keturunannya lho, Ma. Selain itu, rumah Lamin dapat menampung kurang lebih 100 orang.
4. Rumah adat Tambi
Adapun rumah adat lainnya yang berasal dari Provinsi Sulawesi Tengah tepatnya di wilayah Lembah Bada dan Lembah Behoa terdapat rumah adat suku Lore yang disebut sebagai rumah adat Tambi.
Terdapat keunikan dari rumah adat Tambi ini yaitu memiliki bentuk rumah panggung pendek disertai dengan adanya atap yang berbentuk khas terbuat dari kayu.
Konstruksinya dirancang tanpa paku dan hanya diikat dengan rotan di setiap sambungan balok kayu. Pondasinya tak di tanam di tanah melainkan ditumpangkan pada batu di setiap sudutnya.
Untuk bagian atapnya yang terbuat dari ijuk, bagian depan dan belakang berupa anyaman bambu. Selain itu, di dalam rumah adat Tambi ini pun pada bagian bubungan rumahnya dibedakan bentuknya menyesuaikan dengan status sosial si penghuninya.
Apabila penghuninya termasuk golongan para raja, maka di bagian depan dan belakang bubungan tersebut memiliki simbol kepala kerbau.
5. Rumah adat Tongkonan
Adapun rumah adat lainnya yang berasal dari daerah Tana Toraja, Sulawesi Selatan disebut sebagai rumah adat Tongkonan.
Di zaman dahulu rumah adat ini hanya boleh digunakan oleh mereka yang memiliki kedudukan tinggi di dalam masyarakat tersebut seperti para raja, kepala suku, dan keturunannya.
Keunikan dari rumah adat Tongkonan ini adalah salah satunya memiliki bentuk secara keseluruhan yang menyerupai sebuah perahu kerajaan Tiongkok zaman dahulu dan tidak mengandung unsur logam serta terdapat ukiran gambar berupa ayam, babi, dan kerbau.
Adapun ciri lain yang menonjol, yaitu kepala kerbau menempel di depan rumah dan tanduk-tanduk kerbau pada tiang utama di setiap rumah orang Toraja.
Jumlah tanduk kepala kerbau tersebut berbaris dari atas ke bawah dan menunjukkan tingginya derajat keluarga yang mendiami rumah tersebut.
Semakin banyak tanduk yang terpasang di depan Tongkonan, maka semakin tinggi pula status sosial keluarga pemilik rumah Tongkonan tersebut.
Umumnya, tanduk kerbau yang ada pada Tongkonan ini akan bertahan lama sampai ratusan tahun lamanya, lho.
Namun saat ini, rumah adat Tongkonan cenderung lebih sering dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai tempat untuk upacara religi bagi para keluarga yang menghuni rumah ini.
Nah itulah, Ma penjelasan lengkapnya terkait identifikasi rumah adat yang ada di Indonesia. Semoga informasi ini bisa bermanfaat dan memperkaya wawasan untuk Anak, Mama, dan Papa.
Baca juga:
- 6 Fakta Unik Rumah Adat Joglo dari Pulau Jawa
- 34 Rumah Adat Indonesia dari Semua Provinsi, Bisa Jadi Ilmu Baru Anak
- 5 Foto Mahalini Lakukan Tradisi Adat Bali di Rumah Barunya