5 Kebiasaan Mengelola Uang yang Harus Diajari Anak Usia 7 Tahun!
Sedini mungkin anak pun harus tahu fungsi uang dan cara mengelola uang sakunya sendiri, Ma!
3 Maret 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap orangtua tentunya menginginkan anak-anak mereka bisa terampil dalam mengatur keuangannya sendiri. Meskipun sulit untuk dibayangkan, mengajari anak-anak dengan pola dan kebiasaan mengelola uang, namun dengan cara ini anak akan belajar mengatur keuangannya semasa hidup di kemudian hari, Ma.
Pelajaran dalam mengelola keuangan memang tidak diajarkan di sekolah. Padahal, pelajaran ini merupakan hal dasar yang sangat penting diperkenalkan kepada anak sejak dini.
Pastinya di masa mendatang anak-anak akan bertemu masalah-masalah yang berkaitan dengan keuangan, baik itu masalah personal, keluarga, ataupun perusahaan.
Diketahui dari beberapa studi menunjukkan sebagian besar orangtua sudah mengajarkan hal ini sejak sekolah dasar, sekitar kelas dua atau berusia 7 tahun, lho, Ma.
Sebuah studi dari University of Cambridge, bertajuk Habit Formation and Learning in Young menjelaskan bahwa mengenalkan dan mengajari anak tentang konsep dasar yang berkaitan dengan perilaku mengatur keuangan seperti misalnya terkait penganggaran sesuatu, adanya pemenuhan keinginan yang tertunda, dan tabungan yang perlu dipersiapkan.
Ingin tahu bagaimana praktik sehari-hari dan cara membesarkan anak-anak yang cerdas dan kompeten secara finansial saat kelak tumbuh dewasa?
Yuk ajarkan kebiasaan sedini mungkin tentang cara mengelola keuangan pribadi kepada anak dengan metode yang mudah dipahaminya.
Berikut Popmama.com telah merangkum informasi seputar kebiasaan yang harus diajari pada anak usia 7 tahun, melansir dari parents.com.
Menanamkan Kebiasaan Mengelola Uang pada Anak Sedini Mungkin, Dinilai Sangat Penting!
Studi pada University of Cambridge selanjutnya menjelaskan bahwa perkembangan dan pembelajaran setiap anak sangat bergantung pada lingkungan fisik dan sosial tempat mereka tinggal.
Dengan catatan bahwa "Anak-anak, pada dasarnya adalah pembelajar sosial, memperoleh praktik budaya dengan mudah dan secara bertahap menerapkan nilai-nilai, sikap, norma, pengetahuan, dan perilaku yang berkaitan pada kelayakan finansial dan kesejahteraan."
Artinya, anak-anak mama pastinya mengamati perilaku, pola, dan sikap cara pengelolaan mama terhadap uang, dan mereka bisa belajar menirukan sejak usia dini.
Adapun lingkungan sosial juga membentuk sikap, keyakinan, dan nilai ekonomi yang mengacu ke berbagai tingkat pengetahuan dan perilaku keuangan.
Meskipun pada dasarnya sebagai orangtua kita sedang mempersiapkan generasi berikutnya untuk cermat dalam mengelola uang mereka.
Hal ini masih menjadi fakta yang menakutkan bagi sebagian orangtua untuk mempertimbangkan cara mengubah pola berpikir anak tentang uang pada usia yang begitu muda.
Memang begitu banyak yang harus dipelajari secara terus menerus sebagai orangtua dalam mengajari anak-anaknya. Namun, kabar baiknya adalah dengan menanamkan kebiasaan mengelola uang yang mendasar pada anak kecil dinilai relatif lebih mudah dan bahkan bisa menyenangkan.
Hal itu juga tergantung bagaimana cara orangtua mengajarinya sesuai karakteristik sang anak dalam menerima suatu hal baru yang di luar kemampuan mereka.
Berikut ada beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua untuk mengajari anak-anak mengelola keuangan tentunya menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak ya, Ma!
1. Bangun diskusi soal keuangan antara orangtua dengan anak
Pada tingkat yang paling mendasar, anak-anak akan belajar banyak tentang keuangan pribadinya dan gaya pengelolaan uang hanya dengan mendengarkan percakapan orang dewasa dalam kehidupan mereka.
Meskipun anak-anak mungkin tidak bisa memahami poin-poin penting pada usia 5, 6, atau 7 tahun, namun mereka pasti bisa memahami emosional atau perasaaan yang berkaitan dengan diskusi tentang uang.
Dan bagaimana uang bisa membuat orang dewasa di sekitar mereka bisa merasa dan bertindak untuk menggunakannya. Dan inilah poin utamanya yakni anak-anak pada akhirnya akan belajar untuk merasakan dan berperilaku dengan cara yang sama terkait dengan uang.
"Sungguh, dengan anak kecil, banyak yang jadi model atau percakapan di meja makan," kata money coach Carrie Casden, seorang pendiri Summit Financial, memberitahukan kepada parents.com.
"Orangtua berbicara tentang segala macam hal dan tidak menganggap anak-anak bisa mendengar atau mengerti," tambahnya.
Namun faktanya, kebanyakan anak-anak akan mendengarkan orangtuanya berbicara. Dan biasanya mereka jauh lebih pintar daripada apa yang diketahui oleh orangtua.
Jika anak menemukan istilah baru yang sebelumnya tidak diketahui dan bukan bahasa yang mereka pahami, itu adalah dorongan untuknya dalam mengasah pola kritis terhadap uang, Ma.
Editors' Pick
2. Sampaikan pesan yang dapat dimengerti anak
Selanjutnya, selain menunda pembicaraan keuangan pribadi yang rumit sampai anak-anak tidak mendengarkan, Casden menyarankan untuk mempertimbangkan diskusi yang mama lakukan dengan anak-anak seputar uang dan keputusan yang mama buat.
Memastikan juga bahwa pesan yang mama sampaikan ke anak disesuaikan dengan kepribadiannya sehingga pesannya mudah dipahami oleh anak mama.
Mengutip dari parents.com menjelaskan sebagian orangtua tanpa disadari pernah memberitahukan pada anak mereka bahwa orangtuanya tidak punya cukup uang untuk membelikan sesuatu. Padahal, ada penggunaan kalimat yang baik yang bisa digunakan untuk memberikan pengertian pada anak.
"Salah satu kesalahan besar yang saya lihat dilakukan oleh orangtua adalah mengatakan, 'Kamu tidak bisa memiliki sepatu tenis yang kamu inginkan karena kami tidak mampu membelinya," jelas Casden.
"Tapi pesannya yang disampaikan seharusnya, 'Itu bukan cara kami (orangtua) memilih membelanjakan uang. Orangtua selalu ingin mengutamakan tabungan', atau 'orangtua tidak ingin menjadi impulsif secara berlebihan'. Orangtua perlu mengajari anak-anak untuk memperhatikan fakta bahwa uang bukanlah sebuah sumber daya yang bisa didapatkan secara tidak terbatas."
Terlebih lagi, jika orangtua mengatakan, "Kami tidak menghasilkan cukup uang" pesan tersebut tidak dapat tersampaikan dengan baik, dan pastinya berbeda jika orangtua mengatakan "Itu bukan cara mama atau papa memilih untuk membelanjakan uang" atau bisa juga " Menurut mama, itu bukan suatu barang yang bernilai baik untuk membelanjakannya."
Adapun perbedaan yang dapat kita lihat, pendekatan pertama, orangtua menyampaikan ketidakstabilan situasi keuangan orangtuanya.
Sedangkan pendekatan kedua, menyampaikan pesan bahwa pilihan dan keputusan mengeluarkan uang secara bijaksana dapat mengarahkan anak-anak pada hasil yang diinginkan dan dimengerti olehnya.
3. Jadikan uang sebagai bentuk yang terlihat dari kehidupan sehari-hari
Dengan kehadiran semua teknologi, aplikasi transaksi pembelian terkini dan bahkan kartu kredit atau debit yang kita andalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Saat ini banyak anak yang tidak lagi melihat fungsi uang yang sebenarnya digunakan untuk pembelian. Itu bisa menjadi suatu hal bermasalah karena menyebabkan kurangnya pemahaman anak tentang nilai uang satu rupiah, Ma.
Atau bahkan anak bisa memutuskan pembelian barang secara impulsif tanpa adanya pembicaraan terlebih dulu dengan orangtuanya, hingga pada akhirnya dapat menjadi bencana jika mereka kelak menjadi orang dewasa yang tidak memiliki konsep mengelola uang yang sehat.
Untuk membantu mengatasi hal ini, cobalah orangtua secara aktif mendiskusikan transaksi keuangan rutin secara terbuka selama diskusi berlangsung, dan gunakan momen kecil ini sebagai sesuatu yang dapat diajarkan.
"Biasakan para orangtua untuk menjelaskan dengan sikap tegas, seperti halnya biaya apa yang mama keluarkan untuk membeli barang atau berapa biaya keseluruhannya setelah melakukan transaksi pembelian," kata Jennifer Seitz, seorang instruktur pendidikan keuangan dan pimpinan konten pendidikan untuk Greenlight yang dikutip dalam parents.com.
Untuk membicarakan soal kartu debit, "Mendiskusikan pada anak bagaimana mama memilih harga terbaik di sebuah toko perbelanjaan atau menabung secara konsisten yang menyenangkan, hal tersebut menunjukkan kepada mereka bahwa adanya proses berpikir secara matang untuk membelanjakan uang, bahkan jika anak-anak tidak dapat melihat secara fisik uang yang Mama belanjakan." tambah Seitz.
Membeli barang obral adalah momen berharga yang bisa diajarkan ke anak, kata Casden. "Ketika anak perempuan saya masih kecil, kami selalu mencari di rak penjualan dan saya akan mengatakan kepadanya 'Asal tahu saja, gaun ini sekarang seharga $30, tetapi dulunya $100. Jadi kami dapat melakukan lebih banyak hal dengan uang, dengan membeli gaun itu untuk dijual.' Sekarang putri saya sangat pandai membeli barang-barang obral sendiri."
Selain itu, khususnya untuk anak-anak, orangtua bahkan bisa menjelaskan kepada mereka bahwa untuk dapat memiliki tiga mainan sekaligus dengan harga seperti satu mainan, maka mereka dapat memilih cara untuk membeli mainan ketika saat obral atau on sale.
"Poin pentingnya adalah menjadikan obrolan tentang uang antara orangtua dan anak sebagai bagian rutin dari komunikasi sehari-hari, menekankan sedikit emosional dari percakapan bahkan bisa dengan soal bagaimana mama menggunakan uang dan proses berpikir yang tepat untuk membeli sesuatu," kata Kari Lorz, seorang instruktur pendidikan keuangan dan pendiri di MoneyfortheMamas.com, untuk mengedukasi banyak orangtua.
"Saat berbelanja bahan makanan, mama mungkin akan berkata 'Wow, harga ayam lagi bagus minggu ini, kita harus membeli lebih banyak,' atau saat merencanakan perjalanan liburan musim panas, katakan pada anak 'Kita harus mulai menabung untuk perjalanan ini dari sekarang, karena biayanya cukup mahal." jelas Lorz.
Percakapan ini harus dibawa dengan santai, tidak serius, tambah Lorz. Jadikan poin pembicaraan pada anak dengan gaya bicara yang menyenangkan, sama seperti mama berbicara dengan menanyakan hal tentang makanan apa yang ingin disantap untuk makan malam.
4. Ajarkan dan biasakan anak-anak untuk menabung dari uang saku mereka
Membuat anak-anak gemar menabung pada usia dini juga merupakan suatu tugas penting bagi para orangtua untuk mengajarinya sedini mungkin.
Hal ini sangat penting untuk membesarkan anak bisa tumbuh dewasa dengan pemikiran yang cerdas dan sukses secara finansial, Ma. Ada berbagai cara untuk mengajari anak tentang menabung ini dan tidak ada hal yang rumit untuk diterapkan.
"Kunci untuk mengajari anak-anak muda tentang pentingnya menabung, dan cara menabung adalah menunjukkannya secara nyata dan jelas," kata Kelly Lannan, wakil presiden senior untuk Fidelity Investments dikutip dari parents.com.
"Bahkan anak-anak berusia 3 hingga 6 tahun dapat memahami tujuan dalam memiliki tabungan dan membuat sebuah kemajuan, selama mereka secara nyata dapat melihat proses terjadinya menabung." tambahnya.
Untuk itu, para mama bisa mulai dengan memberi anak uang saku kecil secara teratur untuk membantu mengajari mereka cara mengelola uang mereka sendiri.
Selain hanya memberikan uang kepada anak dan mereka bisa membeli suatu barang, coba bicarakan tentang hal itu dan tanyakan alasannya apa yang membuat mereka ingin lakukan dengan uang itu.
Pertimbangkan untuk meminta anak-anak menyimpan uang mereka di celengan untuk melihat bahwa tabungan mereka sudah terkumpul. Dan biarkan mereka menggunakannya untuk membeli sesuatu yang kecil.
Langkah-langkah ini sangat membantu untuk menanamkan prinsip pada anak di usia muda yang membantunya membangun fondasi yang kuat sedini mungkin untuk memulai kebiasaan menabung yang baik di masa mendatang.
5. Dukung anak untuk membuat sebuah penganggaran uang secara sederhana
Selain mengajari anak-anak tentang menabung, tindakan memberikan uang saku juga bisa menjadi kesempatan untuk mengajari anak-anak membuat anggaran dan mengelola pengeluaran mereka sendiri, Ma.
Dengan berbagai cara yang yang bisa dilakukan kelak akan lebih berdampak daripada sekadar memberi tahu anak-anak mama tentang penganggaran.
"Mempelajari cara membuat anggaran bisa membantu anak-anak mengidentifikasi perbedaan antara kebutuhan dan keinginan yang dapat membantu anak menghindari tindakan pembelian secara impulsif yang disesalkan dengan uang saku mereka," jelas Castro.
Mama dapat membantu anak-anak membagi uang saku mereka menjadi 4 bagian mulai dari kebutuhan, keinginan, tabungan, dan amal, dengan toples atau celengan khusus untuk masing-masingnya.
Dengan begitu, anak-anak bisa belajar bagaimana mulai membagi uangnya berdasarkan hal yang paling penting bagi mereka saat ini.
Mengajari anak-anak cara membuat anggaran juga membantu mereka bisa mempelajari keterampilan hidup penting lainnya, seperti cara menganggarkan sumber daya yang terbatas.
Nah, itulah penjelasan tentang 5 kebiasaan mengelola uang yang harus diajari pada anak usia 7 tahun. Karena anak-anak bisa belajar banyak tentang kehidupan dengan mencontohkan perilaku orangtuanya maka, sangat penting untuk menunjukkan kepada mereka kebiasaan mengelola uang yang sehat pada usia yang sangat muda, Ma.
Dan membiasakan diskusi tentang uang, sambil juga memecahkan permasalahan keuangan untuk menjadikan momen kehidupan yang sederhana dan bisa dipelajari dengan baik untuk anak-anak, Ma.
Baca juga:
- Mengajarkan Anak Mengelola Keuangan dengan Metode Uang Saku
- 7 Tips Mengelola Uang Bulanan Biar Akhir Bulan Tetap Aman
- 5 Cara Bijak Mengelola Keuangan untuk Generasi Sandwich