Anak Mudah Menyalahkan Dirinya Sendiri, Ketahui Penyebabnya!
Mendapatkan pengalaman buruk, anak bisa terus-menerus menganggap dirinya bersalah lho, Ma!
17 Februari 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap anak pastinya memiliki cara berpikir yang berbeda dari kebanyakan orang dewasa. Biasanya, cara berpikir anak didasari oleh sesuatu hal dari apa yang ia dengar dan lihat secara langsung.
Apalagi diketahui bahwa anak merupakan peniru yang handal dalam mencontohkan sesuatu, sehingga orangtua dan orang-orang yang berada di sekitar anak perlu berhati-hati dalam bersikap dan berucap.
Tak sedikit juga pengalaman kurang mengenakan yang diterima oleh anak, hal itu justru bisa membuatnya menjadi pribadi yang lebih tertutup, lho.
Bukan tak mungkin, apabila anak akan lebih mudah menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian buruk yang dialaminya, biasanya hal ini disebabkan oleh beberapa alasan tertentu yang mendasarinya.
Adapun perilaku menyalahkan diri sendiri atau disebut juga self-blame adalah suatu kondisi siksaan emosional yang dilakukan seseorang terhadap dirinya sendiri.
Apabila tidak segera diatasi, perilaku ini bisa menjadi salah satu hal yang dilakukan secara tidak sadar oleh anak-anak ketika sedang menghadapi berbagai kejadian.
Bahkan, saat anak tidak sepenuhnya terlibat dalam masalah yang muncul. Kebiasaan yang terus-menerus menyalahkan diri sendiri bisa menyebabkan munculnya rasa insecure yang dapat berdampak pada tumbuhnya potensi diri anak.
Adapun kasus yang lebih parah, kebiasaan ini juga bisa berakibat pada masalah kesehatan mental anak.
Berikut Popmama.com telah rangkum informasi penyebab anak mudah menyalahkan dirinya sendiri. Ketahui berbagai penyebabnya agar Mama dan Papa bisa menghindarinya.
Yuk, simak penjelasannya!
1. Anak berasal dari keluarga broken home
Rasanya memang tidak mudah menjadi seseorang yang menjalani hidup sebagai anak yang berasal dari keluarga broken home.
Mengacu pada faktanya, semua anak pasti sangat menginginkan memiliki sebuah keluarga yang bahagia, harmonis, dan keadaan yang baik-baik saja, namun pada kenyataannya tidak semudah seperti apa dibayangkan.
Biasanya, anak-anak yang memiliki latar belakang keluarga broken home tentunya memiliki ketakutan tersendiri atas rusaknya keharmonisan rumah tangga orangtuanya.
Hal ini dapat berdampak pada mereka yang jadi lebih mudah menyalahkan dirinya sendiri apabila mengingat kejadian tersebut.
Editors' Pick
2. Kekerasan seksual atau fisik yang pernah dialami anak
Salah satu akar utama yang dapat merusak mental anak adalah kekerasan fisik dan pelecehan seksual. Tak sedikit juga anak bisa mengungkapkan perasaannya pada orangtua setelah mengalami kejadian buruk yang diperolehnya.
Semestinya, para orangtua perlu ekstra cermat dalam melihat hal ini dan merasa peka terhadap tindakan anak yang tak seperti biasanya. Sebab, semua anak juga berpotensi dapat mengalami hal serupa.
Perlu diketahui bahwa kekerasan fisik yang dialami anak bukan hanya akan membekas pada fisiknya saja, melainkan juga pada mentalnya, Ma.
Apalagi kalau anak sampai memperoleh pelecehan seksual, maka nantinya mereka akan lebih sulit dalam melupakan memori buruk tersebut. Sehingga hal ini akan memicu anak terus menerus menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian buruk yang dialaminya.