Tips Seru Ajarkan Anak Sejarah Hari Kemerdekaan Indonesia
Ingat! Bangsa yang besar adalah bangsa yag menghargai sejarahnya
12 Agustus 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Merdeka! Bulan Agustus adalah bulan kemerdekaan Republik Indonesia. Bulan yang sakral ini menjadi saksi negara Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya setelah melewati penjajahan yang panjang. Dengan pengorbanan harta dan benda para pejuang, sudah sepatutnya generasi muda menghargai dan menghormati jasa para pahlawan.
Anak Mama yang memasuki usia remaja harus mempunyai jiwa nasionalisme yang kuat sebagai warga negara Indonesia. Kalau tidak diajarkan sejak dini tentang sejarah dan perjuangan pejuang dalam merebut kemerdekaan dikhawatirkan ia tidak merasa memiliki dan mencintai Indonesia.
Sebenarnya bagaimana cara membuat remaja Mama mempunyai jiwa nasionalisme yang kuat dan mewarisi semangat juang para pahlawan?
Gampang kok, Ma. Berhubung bulan Agustus ini kita memperingati Hari Kemerdekaan, Mama bisa mencoba menjelaskan ke remaja Mama ihwal sejarah kemerdekaan Indonesia sebagaimana yang sudah Popmama.com rangkum berikut ini.
1. Makna filosofi bendera
Seperti lazimnya peringatan atas kemerdekaan, setiap tahun tentu kita wajib memasang bendera merah putih di halaman rumah. Nah, Mama bisa meminta bantuan si Anak memasang bendera di depan rumah. Ceritakan kepadanya mengapa perlu memasang bendera dengan penuh kebanggaan.
Kisahkan juga kepada anak mama makna filosofis bendera negara dan sejarah lahirnya. Jelaskan dengan singkat bahwa merah bermakna keberanian dan putih bermakna kesucian.
Editors' Pick
2. Menyanyikan lagu kemerdekaan
Setelah memasang tiang beserta benderanya, Mama bisa mengajak si Anak menyanyikan bersama-sama lagu kebangsaan. Mungkin ia sudah hapal lagu Indonesia Raya karena setiap upacara bendera hari Senin sering kali menyanyikannya di sekolah. Setelah bernyanyi, Mama bisa menjelaskan makna lagu tersebut kepadanya.
Tak lupa juga jelaskan kepada remaja mama tentang pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya, W.R. Supratman, yang kala itu merupakan anak band sekaligus jurnalis. Lagu Indonesia Raya ini dirampungkan Supratman pada pertengahan 1928 dan diperdengarkan di depan khalayak ketika Kongres Pemuda II.
3. Membaca teks proklamasi
Meski setiap upacara hari Senin di sekolah si Anak mendengar dan membaca teks proklamasi, mungkin sebenarnya ia belum tahu siapa yang menyusun teks tersebut, di mana tempatnya, dan siapa yang hadir ketika teks tersebut disusun.
Ceritakan kepadanya bahwa naskah proklamasi disusun pada tengah malam menjelang 17 Agustus 1945, di rumah seorang perwira angkatan laut Jepang, Laksamana Maeda, yang mendukung penuh kemerdekaan Indonesia.
Penyusun teks proklamasi antara lain Bung Karno, Bung Hatta, Achmad Soebardjo, dan disaksikan B.M. Diah, Soekarni, serta Sayuti Melik. Pada mulanya teks proklamasi ditulis tangan oleh Bung Karno, tapi kemudian diketik ulang oleh Sayuti Melik.
4. Suara teks proklamasi
Setelah Mama menjelaskan peristiwa penyusunan teks proklamasi, beri tahukan juga kepada si Anak bahwa suara rekaman Bung Karno membacakan teks proklamasi kemerdekaan bukanlah seperti yang kita perdengarkan sekarang ini.
Pasalnya, saat Bung Karno membacakan teks proklmasi pada 17 Agustus 1945, dokumentasi yang digunakan untuk merekam peristiwa bersejarah itu belum baik. Karena itu, pada tahun 1951, Bung Karno kembali merekam suaranya di Radio Republik Indonesia (RRI) demi kebutuhan dokumentasi.
5. Upacara kemerdekaan paling sederhana
Ceritakan kepada anak mama bahwa upacara proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 bukanlah upacara yang mewah, melainkan sangat sederhana.
Tidak ada protokol dalam upacara tersebut. Sedangkan bendera yang berkibar merupakan hasil jahitan Fatmawati, yang juga ibu negara Indonesia pertama waktu itu. Bahkan tiang pengibar bendera yang digunakan bukan terbuat dari besi, melainkan dari batang bambu yang diambil dari belakang rumah Bung Karno.
Dengan demikian, remaja Mama jadi bisa memahami bahwa peristiwa besar dan bersejarah justru dimulai dari sebuah kesederhanaan, kebersamaan, dan keyakinan yang kuat.
Berkisah sambil meresapi peristiwa bersejarah merupakan cara yang baik dalam mengajari sejarah bangsa kepada remaja, Ma.