Daftar Tradisi Lokal di Berbagai Daerah Indonesia
Indonesia memiliki banyak tradisi lokal karena adanya berbagai macam suku dan budaya
10 Maret 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki banyak kebudayaan karena di setiap daerahnya memiliki suku yang berbeda-beda. Pada setiap daerahnya pasti memiliki sebuah tradisi lokal yang dijalankan secara turun temurun sebagai bentuk pelestariannya.
Tradisi menurut KBBI merupakan suatu adat kebiasaan turun-temurun dari nenek moyang yang masih dijalankan dalam masyarakat. Beberapa tradisi lokal di Indonesia memang sudah hilang karena perkembangan zaman, namun masih banyak daerah di Indonesia yang mempertahankan tradisi lokal mereka.
Contoh daerah yang masih melakukan tradisi lokal ialah Banyuwangi, Jawa Timur. Tradisi yang mereka miliki biasa disebut dengan kebo-keboan dimana ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang berlimpah.
Selain tradisi dari Banyuwangi, Popmama.com telah merangkum 15 contoh tradisi lokal Indonesia yang bisa Mama kenalkan kepada anak mama untuk mempelajari budaya Indonesia.
1. Tradisi potong jari, Papua
Suku dani merupakan salah satu suku yang berasal dari Papua. Mereka terkenal akan rasa persaudaraan yang tinggi antara satu sama lain.
Tradisi lokal yang dimiliki oleh suku ini cukup ekstrem karena harus mengorbankan salah satu anggota tubuh mereka yaitu jari. Tradisi ini dilakukan ketika anggota keluarga mereka ada yang meninggal sehingga untuk menunjukkan rasa kehilangan, mereka akan memotong jari mereka sendiri.
Tradisi ini masih dilakukan hingga saat ini, tidak menutup kemungkinan kamu akan menemukan salah satu anggota suku dani yang sudah berusia tua telah kehilangan beberapa jari mereka karena kehilangan banyak anggota keluarganya.
2. Omed-omedan, Bali
Hari Raya Nyepi merupakan salah satu hari raya yang dinanti oleh umat Hindu. Bali merupakan daerah yang warganya mayoritas memeluk agama Hindu, sehingga Bali sudah menjadi tempat bagi mereka untuk menjalankan tradisi selama hari raya.
Omed-omedan merupakan tradisi lokal umat Hindu yang masih eksis hingga saat ini. Tradisi ini berupa kegiatan tarik menarik dan saling berpelukan yang dilakukan oleh anak muda Bali untuk menunjukkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan.
Tradisi ini biasanya dilakukan sehari setelah Hari Raya Nyepi. Daerah yang sampai saat ini masih menjalankan tradisi ini adalah Banjar Kaja, Desa Sesetan, Denpasar, Bali.
3. Tradisi tiwah, Kalimantan
Setiap daerah pasti memiliki kepercayaan masing-masing. Salah satu tradisi dari Kalimantan ini berhubungan dengan kepercayaan Hindu Kaharingan..
Tradisi ini biasa dilakukan oleh Suku Dayak dari Kalimantan yang berupa kegiatan mengantarkan ruh ke akhirat atau yang bisa disebut dengan luwu. Kegiatan ini dilakukan karena masyarakat setempat percaya arwah yang diantarkan dapat hidup tentram dengan Ranying Hatalla.
4. Ma'nene, Sulawesi Selatan
Mama atau si Anak mungkin pernah melihat foto orang-orang yang sedang memberi pakaian kepada orang yang sudah mati atau mumi. Foto itu diambil dari momen tradisi Ma'nene yang biasa dilakukan oleh suku Toraja.
Ritual atau tradisi ini dilakukan karena penduduk setempat percaya bahwa orang yang sudah mati tidak akan meninggalkan mereka, sehingga mereka akan memberi baju dan membersihkan jenazah leluhur mereka.
Jenazah leluhur yang dibersihkan oleh suku Toraja pada tradisi ini bisa mencapai umur puluhan bahkan ratusan tahun, karena mereka memiliki kepercayaan jika tidak memperhatikan atau menghormati leluhur yang sudah meninggal maka hidupnya tidak akan tenang.
5. Tradisi meruncingkan gigi, Sumatera Barat
Jika beberapa orang meruncingkan gigi untuk masalah perawatan, tidak dengan Suku Mentawai.
Suku yang berasal dari Sumatera Barat ini memiliki tradisi berupa meruncingkan gigi yang masih dijalankan hingga saat ini. Tradisi ini biasanya dilakukan oleh pihak wanita dimana mereka harus menahan rasa sakit untuk beberapa waktu sebelum akhirnya gigi akan diruncingkan menggunakan besi atau kayu khusus.
Suku Mentawai percaya bahwa wanita yang memiliki gigi runcing memiliki 'nilai' lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak. Kegiatan ini juga biasanya menjadi tanda kedewasaan bagi masyarakatnya.
6. Metatah, Bali
Jika di Mentawai gigi akan diruncingkan, beda dengan Bali yang akan mematahkan gigi mereka. Tradisi lokal Indonesia yang satu ini dilakukan oleh warga Hindu di Bali.
Tradisi ini wajib diikuti oleh anak laki-laki dan anak perempuan yang sudah beranjak dewasa atau remaja. Hal ini dilakukan karena mereka percaya dengan mematahkan gigi akan membersihkan keserakahan serta sifat-sifat buruk lainnya dari diri seseorang.
Editors' Pick
7. Sekaten
Mama dan keluarga yang berasal dari Yogyakarta dan Surakarta pasti sudah tidak asing dengan tradisi yang satu ini. Tradisi lokal sekaten biasanya dilakukan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Upacara sekaten biasanya dilakukan selama 7 hari dimulai dari gamelan yang akan dibunyikan pada pukul 16:00-23:00 WIB pada tanggal 5 Rabi'ul Awal hingga dikembalikannya gamelan sekaten dari halaman Masjid Besar ke Keraton untuk menandakan upacara telah selesai.
8. Tradisi adu betis, Sulawesi Selatan
Tradisi adu betis atau yang biasa dikenal sebagai Mallanca merupakan tradisi lokal masyarakat Bone, Sulawesi Selatan. Kegiatan ini biasanya dilakukan setahun sekali sebagai perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia.
Dalam acaranya, dua orang akan menjadi penendang dan dua orang akan memasang kuda-kuda untuk menjaga keseimbangan mereka agar tidak jatuh. Masyarakat percaya bahwa tradisi ini menggambarkan nilai kekeluargaan dan gotong royong masyarakat Bone.
9. Seba, Banten
Satu lagi tradisi lokal Indonesia yang dilakukan sebagai rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. Kali ini tradisi tersebut berasal dari Suku Baduy, Banten.
Masyarakat Suku Baduy biasanya akan menyerahkan hasil panen dan menjalin hubungan dengan Pemerintahan Kabupaten Lebak Banten dalam tradisinya. Hal ini dilakukan karena tidak sembarang orang yang bisa masuk ke wilayah Suku Baduy sehingga merekalah yang akan pergi ke luar untuk menjalankan tradisi tersebut.
10. Tabuik, Sumatera Barat
Tradisi tabuik berasal dari masyarakat Pariaman, Sumatera Barat.
Tradisi ini dilakukan untuk memperingati meninggalnya cucu Nabi Muhammad SAW, Husain bin Ali. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada tanggal 1 hingga 10 Muharram yang akan diisi dengan banyak kegiatan dan prosesi ritual.
11. Pasola, Nusa Tenggara Timur
Provinsi Sumba terkenal dengan kuda sandel atau Sandalwood Pony yang dibesarkan di Pulau Sumba. Bagi masyarakat Sumba, kuda ini memiliki peran penting dalam tradisi mereka.
Pasola merupakan kegiatan turun-temurun yang dilakukan oleh warga Sumba tepatnya di Kecamatan Wanoka. Kegiatan ini berupa lomba kemampuan melempar lembing kayu sambil menunggang kuda sebagai tanda untuk menyambut masa tanam.
12. Grebeg Syawal, Yogyakarta
Yogyakarta sampai saat ini masih dikenal sebagai daerah yang mempertahankan budaya dan tradisi mereka. Salah satu tradisi yang berasal dari daerah istimewa ini adalah Grebeg Syawal.
Tradisi satu ini dilakukan setelah bulan Ramadhan untuk memperingati Hari Raya Idul Fitri. Kegiatan tradisi ini berupa mengarak Gunungan Kakung dan Gunungan Putri yang berisikan hasil panen sebagai simbol pemberian dari sultan kepada rakyat.
13. Dugderan, Semarang
Sebagai negara dengan pemeluk agama muslim terbanyak di dunia, Indonesia memiliki banyak tradisi yang berhubungan dengan agama islam.
Salah satu tradisi dari Semarang ini menambah daftar tradisi lokal Indonesia yang dilaksanakan untuk menyambut bulan puasa. Kegiatan tradisi ini berupa arakan warak ngendog (makhluk berkaki empat yang menyerupai macan/singa).
14. Tatung, Singkawang
Dalam bahasa Hakka, Tatung memiliki arti seorang yang dirasuki oleh roh leluhur. Tradisi tatung berarti memiliki arti kegiatan dimana seseorang akan merasa kebal rasa sakit karena dianggap sedang dirasuki oleh roh leluhur.
Kegiatan ini biasanya dilakukan pada hari ke-15 setelah tahun baru Imlek. Tidak jarang orang menganggap tradisi ini sebagai hal yang ekstrem karena orang yang dirasuki tersebut akan melakukan hal-hal di luar nalar seperti menusukkan benda tajam ke tubuh sambil berjalan dalam pawai.
15. Nyembah Berlari, Bintan
Untuk tradisi yang satu ini biasanya akan dilakukan oleh anak-anak yang berada di Tambelan, Bintan. Kegiatan dari tradisi ini berupa anak-anak yang akan menyusuri rumah warga setelah melaksanakan sholat Idul Fitri.
Layaknya perayaan halloween bagi anak-anak di luar negeri, para warga biasanya akan menyiapkan hadiah kecil untuk anak yang datang ke rumah mereka berupa makanan, pernak-pernik, kue, bahkan uang sebagai simbol sedekah.
Itu dia daftar tradisi lokal Indonesia yang bisa dikenalkan kepada anak-anak mama di rumah. Ada baiknya anak mengenal budaya mereka sendiri sehingga tradisi yang ada di Indonesia akan terus dijalankan secara turun temurun sebagai bentuk pelestarian budaya.
Baca juga:
- Apa Itu Tradisi Sesajen di Indonesia, Kenali Manfaat dan Tujuannya
9 Tradisi Unik Hari Kemerdekaan dari Berbagai Daerah di Indonesia