Benarkah Kandungan BPA Dalam Plastik Menyebabkan Autisme?
Seorang dokter anak, Harvey Karp mengungkapkan dugaan itu di forum kesehatan internasional
7 September 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Telah puluhan tahun peneliti mencoba menemukan penyebab autisme. Beberapa tahun terakhir, masyarakat mendapat informasi bahwa beberapa vaksin yang mengandung merkuri memicu autisme.
Namun, penelitian teranyar mengungkapkan bahwa vaksin tersebut aman dan tidak ada bukti kuat sebagai penyebab autisme.
Lalu, apa sih penyebab autisme?
Para peneliti masih belum memastikan hal tersebut.
Namun, Dr. Harvey Karp, seorang dokter anak yang terkenal dengan buku serial The Happiest Baby, di acara makan siang yang diselenggarakan Healthy Child Healthy World and Environmental Working Group, Karp mengungkapkan ia mungkin menemukan penyebab autisme.
Berikut ini Popmama.com telah merangkum hal-hal yang disampaikan oleh Dr. Harvey Karp.
1. Autisme pasti bukan karena vaksin
Dr. Karp mengatakan dengan yakin bahwa penyebab autisme bukanlah vaksin.
“Penelitian mengenai hal ini sudah berlangsung lama dan intens. Peneliti akhirnya menemukan bahwa dugaan vaksin menjadi penyebab autisme adalah salah. Tidak ada bukti kuat mengenai hal tersebut. Dan bisa dipastikan, vaksin justru memberi efek bagus untuk kesehatan,” kata Dr. Karp.
Editors' Pick
2. Bahan kimia plastik menjadi tersangka utama
Dr. Karp menuangkan kegalauannya. Dalam pidatonya yang dikutip Popsugar ia bilang, “Jika bukan karena vaksin, apa ya penyebab anak autistik meningkat? Pasti ada sesuatu yang masuk ke dalam tubuh mereka dan membuat mereka sakit. Pasti ini adalah hal baru yang dulu-dulu tidak pernah memengaruhi manusia,” katanya.
Lalu Dr. Karp mengungkapkan dugaannya bahwa tubuh berubah karena paparan zat kimia yang intens.
“Ini pasti bahan kimia yang memengaruhi endokrin dan menyebabkan kimia tubuh berubah. Saya berani bilang, zat kimia itu adalah senyawa di dalam plastik,” kata Dr. Karp.
3. BPA adalah biang kekacauan
Dr. Karp, menyebut BPA sebagai bahan kimia di dalam plastik yang menyebabkan gangguan hormon dan ujungnya menyebabkan autisme.
“BPA awalnya dibuat sebagai senyawa yang menyerupai estrogen. Tubuh manusia mengandung estrogen juga dan karena tugas hormon ‘memerintah’ tubuh untuk melakukan ini dan itu. Karena bersifat hormonal, BPA bisa memengaruhi tubuh dan kerja otak. Ini bisa terjadi bahkan sejak bayi di dalam kandungan,” kata Dr. Karp.
Dr. Karp mengatakan kecurigaannya itu muncul karena ia melihat kasus autisme pada anak laki-laki dan perempuan berbeda jumlahnya. Jumlah anak laki-laki penyandang austistik lebih besar daripada anak perempuan.
“Perbedaannya mencapai 9 kali lipat. Saya belum tahu penyebabnya. Hal ini perlu penelitian lebih mendalam lagi,” jelas Dr. Karp.
4. Apa itu BPA?
Menurut Environmental Working Group, BPA sudah ditemukan sejak 120 tahun lalu. Namun, baru belakangan ini dipakai sebagai campuran untuk bahan plastik. BPA dapat ditemukan di perlengkapan makan berbahan plastik, botol air plastik, botol susu bayi, dan sebagai bahan penutup makanan kaleng.
Beberapa tahun belakangan ini, penggunaan BPA untuk perlengkapan makan sudah dilarang. Namun, hingga kini, masih ada penggunaan BPA di penutup makanan kaleng.
BPA adalah senyawa kimia yang rantai kimiawinya menyerupai hormon estrogen dan mengganggu hormon endokrin. Ini alasan yang menurut Dr. Karp menyebabkan gangguan syaraf otak dan membuat hormon laki-laki terganggu sehingga kasus autistik banyak dialami anak laki-laki.
Penelitian mengenai bahaya BPA membuat para ahli menggantinya dengan BPS. Namun, menurut Dr. Karp, BPS pun tidak lebih baik daripada BPA. “Pengaruhnya terhadap tubuh manusia, kurang lebih mirip BPA.”
5. Apa yang harus Mama lakukan untuk melindungi kesehatan keluarga?
Karena produk yang mengandung BPA sudah pasti berbahaya dan BPS sebagai pengganti belum jelas efek sampingnya, maka sebaiknya Mama:
- Tidak lagi memakai wadah plastik yang ditandai dengan kode bahan plastik nomor 7. Ciri bahan plastik kode 7 adalah warnanya yang bening dan jernih, kuat, dan tahan pecah. Biasa ditemukan pada botol minum, botol susu bayi, wadah air kemasan galon.
- Makan sebanyak mungkin makanan segar dan menghindari produk dalam kemasan, terutama kalengan.
- Memilih wadah makanan berbahan silikon, karena tidak akan mengandung BPA atau BPS.
Itulah yang bisa Mama lakukan untuk melindungi kesehatan keluarga di rumah. Yuk, mulai lebih teliti Ma.
Baca juga:
- Cara tepat memelihara barang plastik
- Tips memilih botol susu aman untuk bayi
- Rekomendasi botol susu bayi yang aman dan tak sebabkan bingung puting