Sebagai keluarga multikultural, Mama Gina dan Appa Jay giat mengajarkan perbedaan budaya Indonesia-Korea kepada ketiga anaknya, yaitu Suji, Yunji, dan Jio.
Pasangan yang menikah pada tahun 2012 ini bekerja sama untuk mengajarkan kedua budaya secara berimbang. Tak hanya terkait perbedaan budaya, Mama Gina dan Appa Jay juga secara tidak langsung mengajarkan sikap positif untuk menghargai dan menghormati satu sama lain.
Menghormati di sini bukan hanya kepada orang yang lebih tua saja, tetapi juga lebih muda. Dibanding mengedukasi lewat kata-kata, Mama Gina dan Appa Jay lebih memilih untuk mencontohkannya lewat aksi sehari-hari.
1. Pernah tinggal di Indonesia dan Korea, Kimbab Family belajar perbedaan budaya untuk beradaptasi
Popmama.com/Michael Andrew
Tak lama setelah kelahiran Suji di Korea Selatan, Kimbab Family memutuskan untuk tinggal di Indonesia. Tepatnya, mereka tinggal di kampung halaman Mama Gina, yaitu Bandung.
Meski harus menetap di dua negara dengan perbedaan budaya sangat jauh, Appa Jay mengungkapkan jika keluarga kecilnya tidak pernah mengalami kesulitan yang serius dalam beradaptasi.
Ketiga anaknya yang saat itu masih kecil juga terbilang tidak terlalu rewel ketika berhadapan dengan perbedaan budaya. Suji, Yunji, dan Jio belajar mengenal lebih jauh tentang budaya Indonesia dan Korea dari kedua orangtuanya.
“Kalau sebagai keluarga sepertiya tidak ada kesulitan beradaptasi, karena kita sudah pernah tinggal di Indonesia. Pernah hampir tiga tahun di Bandung. Anak kedua (Yunji) dan ketiga (Jio) juga lahirnya di Indonesia. Saya punya istri Indonesia yang bisa membimbing, jadi nggak ada kesulitan dalam beradaptasi,” kata Appa Jay dalam wawancara eksklusif dengan Popmama.com.
Editors' Pick
2. Proses adaptasi Appa Jay saat tinggal di Indonesia
Popmama.com/Michael Andrew
Lahir dan besar di Korea Selatan, banyak hal baru yang dipelajari Appa Jay saat pertama kali mengunjungi Indonesia. Tak hanya budaya, Appa Jay mengatakan jika perbedaan yang signifikan bisa langsung terlihat adalah fasilitas kota.
“Saat pertama kali saya datang ke Indonesia. Saya bisa langsung melihat perbedaan tinggal di Indonesia dan Korea. Tidak hanya soal budaya, tetapi juga fasilitas, kendaraan, kotanya, dan jalanannya juga beda sekali,” ujar Appa Jay.
Appa Jay mengungkapkan salah satu hal yang hanya bisa ditemukan di Indonesia dan jarang ditemukan di Korea adalah anggota keluarga yang sangat besar. Seperti yang kita tahu, masyarakat Indonesia sangat mengedepankan kegiatan silaturahmi.
Lelaki bernama asli Yeon Seungjae itu sempat heran ketika menyadari jika frekuensi kumpul keluarga di Indonesia terbilang sangat sering. Berbeda sekali dengan masyarakat Korea yang agenda kumpul keluarga cukup dua tahun sekali.
“Saya sempat kaget karena keluarga di Indonesia itu besar sekali, terus sering kumpul juga. Biasanya, kalau di Korea itu anggota keluarganya selain orangtua itu tidak terlalu banyak. Kalau kumpul juga hanya dua sekali setahun. Beda sekali dengan di Indonesia yang kumpul keluarga bisa satu minggu sekali. Sering sekali,” terang Appa Jay.
3. Kimbab Family berkomunikasi sehari-hari menggunakan bahasa campuran Indonesia-Korea
Popmama.com/Michael Andrew
Saat ini, Kimbab Family memutuskan untuk menetap di Korea Selatan. Meskipun sudah tak tinggal di Indonesia, Mama Gina masih mempertahankan kewarganegaraan Indonesia.
Ketika libur sekolah telah tiba, keluarga multikultural satu ini juga menyempatkan waktu berkunjung ke Indonesia untuk bertemu keluarga yang sebagian besar berada di Bandung.
Selama tinggal di Korea, Mama Gina dan Appa Jay juga terbiasa menggunakan bahasa campuran, yaitu Indonesia dan Korea, untuk berkomunikasi dengan anak-anaknya.
Hal ini dilakukan agar Suji, Yunji, dan Jio tidak melupakan bahwa mereka lahir sebagai anak yang memiliki dua budaya berbeda. Dari situ, mereka juga bisa belajar untuk saling menghargai perbedaan untuk diterapkan dalam lingkungan pertemanan di sekolah.
“Saya dan istri biasa kerja sama mengajarkan anak untuk saling menghargai perbedaan. Jadi, mengajarkan mereka tidak terlalu susah,” ucap Appa Jay.
4. Cara Mama Gina mengajarkan ketiga anaknya untuk saling menghormati satu sama lain
Popmama.com/Michael Andrew
Selain mengajarkan ketiga anaknya tentang sikap menghargai perbedaan, Mama Gina dan Appa Jay juga gencar mengedukasi Suji, Yunji, dan Jio terkait sikap saling menghormati. Menghormati yang dimaksud di sini bukan hanya kepada orang lebih tua, tetapi juga lebih muda.
Ketika mengajarkan sikap-sikap positif kepada tiga anaknya, Mama Gina lebih memilih untuk melakukannya lewat aksi sehari-hari, ketimbang menjelaskan secara teori.
“Kita nggak menuntut anak-anak harus begini atau harus begitu. Kalau mengajarkan nilai positif biasanya lebih ke mencontohkan di hadapan mereka. Misalnya, kita contohin gimana seharusnya bersikap ke orang yang lebih tua dan lebih muda. Ketika melihat orangtunya bersikap demikian, mereka otomatis ngikutin,” ungkap Mama Gina.
Bagi Mama Gina, mengajarkan sikap positif kepada anak-anaknya memang lebih efektif dengan mencontohkan secara langsung. Jika hanya lewat penjelasan saja, ditakutkan anak hanya menyerap saat itu juga dan justru tidak mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Soalnya, kalau ngasih tau ke anak-anak dengan bicara itu bisa capek sendiri, mereka juga pasti nggak dengerin. Memang lebih baik lewat action saja. Mereka bisa lihat sendiri,” tambahnya.
5. Saling bekerja sama untuk memperkenalkan budaya Indonesia dan Korea kepada anak-anak
Popmama.com/Michael Andrew
Sejak dikaruniai anak, Appa Jay dan Mama Gina berkomitmen untuk mengajarkan budaya Indonesia-Korea secara berimbang. Pasangan ini tidak mau jika anak-anak mereka berpikir superior tentang salah satu budaya saja.
“Saya dan istri berusaja mengajarkan kepada anak-anak budaya Indonesia-Korea secara berimbang. Saya tidak mau mereka berpikir budaya yang satu lebih baik dan satu lagi lebih jelek,” tutur Appa Jay.
Sama seperti ketiga anaknya, sampai saat ini Appa Jay akui dirinya masih belajar banyak hal tentang budaya Indonesia. Ketika anak-anaknya bertanya tentang budaya Indonesia, Appa Jay akan berusaha menjelaskan apa yang diketahuinya.
Namun, jika pertanyaan yang ditanyakan sudah terlalu dalam, Appa Jay akan menyuruh mereka untuk bertanya kepada Mama Gina secara langsung.
“Kalau saya kurang tahu tentang budaya Indonesia, saya akan suruh mereka (anak-anak) untuk tanya ke Mamanya. Tapi, kalau saya tahu, pasti akan saya coba jelaskan. Kita selalu berusaha mencoba menghormati satu sama lain, yang penting seperti itu,” pungkas Appa Jay.
Wah, banyak sekali hal baik yang bisa kita tiru dari Kimbab Family ya. Mulai dari cara mengajarkan sikap positif kepada anak, hingga menjaga kekompakan sebagai pasangan suami istri dengan latar belakang berbeda.
Millennial Family of the Month Edisi Maret 2023: Kimbab Family
Editor in Chief - Sandra Ratnasari Senior Editor - Novy Agrina Editor - Onic Metheany Reporter - Putri Syifa Nurfadilah & Sania Chandra Nurfitriana Social Media - Irma Ediarti Design - Aristika Medinasari Photographer - Michael Andrew P. Asst. Photographer - Adi Nugroho Videographer - Krisnaji Iswandani, Norman Indra Issudewo Stylist - Onic Metheany, Putri Syifa Nurfadilah Makeup Artist - Linda Kusumdewi Hair stylist - Yuniarti Ningih Kimbab's wardrobe - UNIQLO, CALLA THE LABEL, KIM AND KIN
