Banyak orangtua tidak sadar kalau anak yang sering dimarahi dengan keras bisa berdampak pada kondisi mental mereka ke depannya. Kritik atau amarah yang didapatkan bisa menurunkan rasa percaya diri, menghambat perkembangan emosi, dan bahkan menyebabkan stres berlebih pada si Kecil.
Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memahami cara-cara yang dapat membantu memperbaiki serta membangun kembali mental anak. Jangan biarkan mental anak rusak begitu saja.
Untuk pembahasan selengkapnya, berikut Popmama.comtelah merangkum beberapa cara memperbaiki mental anak yang sering dimarahi.
Cara Memperbaiki Mental Anak yang Sering Dimarahi
1. Minta maaf dan akui kesalahan
Freepik/Etonastenka
Anak perlu tahu bahwa orangtua juga bisa salah. Tidak ada salahnya bagi Mama dan Papa untuk berusaha memperbaikinya. Minta maaflah kenapa anak jika pernah memarahinya dengan keras.
Dengan meminta maaf, maka menunjukkan bahwa orangtua masih menghargai perasaan anak. Bagaimana pun juga, orangtua adalah manusia yang tidak luput dari kesalahan.
Lebih baik Mama meminta maaf dibanding bersikap seolah tidak ada apa-apa usai memarahi anak. Dengan begitu, anak juga akan merasa lebih dihargai dan ke depannya akan mencontoh apa yang dilakukan Mama.
2. Ciptakan lingkungan yang positif dan aman
Freepik/Wiroj Sidhisoradej
Anak yang sering dimarahi kemungkinan besar merasa tidak aman di rumah. Itu sebabnya, mengubah suasana rumah menjadi tempat yang nyaman dan mendukung akan membuat si Kecil merasa lebih tenang sekaligus terbuka.
Menghadirkan suasana rumah yang nyaman bisa dengan cara menghabiskan waktu santai bersama anak, seperti berbicara sambil bermain atau menonton film kesukaan.
Editors' Pick
3. Gunakan pendekatan disiplin yang positif
Freepik/bearfotos
Mengajarkan disiplin kepada anak tidak harus melalui marahinya. Alih-alih memarahi atau menghukum, gunakan pendekatan yang lebih positif, seperti mengajak anak untuk memikirkan solusi dari kesalahan yang dilakukan lakukan.
Pendekatan ini tidak hanya membantu anak berpikir tentang akibat dari tindakannya, tetapi juga mendorong anak untuk mengambil tanggung jawab secara mandiri.
Anak-anak jadi lebih memahami bahwa disiplin bukan sesuatu yang ditakuti, melainkan sebuah kesempatan untuk belajar dan memperbaiki diri. Cara ini juga membuat anak tumbuh dengan sikap lebih terbuka, percaya diri, dan merasa dihargai.
4. Ajarkan cara mengelola emosi
Freepik/Jcomp
Anak yang sering dimarahi kemungkinan besar akan memilih untuk menyimpan emosinya, atau bahkan ada juga yang emosinya meledak seketika saat merasa tidak nyaman.
Penting bagi orangtua untuk membantu anak memahami bahwa perasaan seperti marah, sedih, atau kecewa merupakan hal normal. Ada cara sederhana untuk mengekspresikan emosi dengan sehat.
Caranya adalah dengan bernapas dalam-dalam atau berbicara kepada orang yang dipercaya. Cara tersebut dapat membantu anak dalam mengelola emosi yang dirasakan.
5. Berikan pujian yang tulus
Freepik
Memberikan pujian yang tulus pada anak akan membantu memperbaiki rasa percaya dirinya. Fokuskan untuk memberi pujian pada usaha dan keberanian anak, bukan hanya merujuk pada hasil akhir saja.
Misalnya, "Mama bangga kamu sudah berusaha keras untuk menyelesaikan tugas ini," “Mama senang kamu sudah berani mengikuti lomba, terima kasih ya adek,”. Kalimat simpel tersebut akan membuat anak merasa dihargai sekaligus termotivasi.
6. Ajarkan pola pikir positif
Freepik/jcomp
Anak yang sering dimarahi cenderung akan berpikir bahwa dirinya tidak cukup baik. Hal tersebut akan berdampak pada penurunan rasa percaya dirinya.
Itu sebabnya, mengajarkan pola pikir positif sangat penting agar anak dapat mengembangkan persepsi yang lebih baik tentang dirinya.
Misalnya, ketika anak merasa gagal dan berkata, “Aku tidak bisa,” orangtua dapat mendorong untuk berpikir, “Ini memang sulit, tapi aku bisa mencoba lebih baik,” atau “Aku bisa belajar dari kesalahan ini.”
Dengan bimbingan ini, anak akan belajar bahwa kegagalan bukanlah akhir, melainkan bagian dari proses belajar.
Pola pikir positif dapat memperkuat ketangguhan anak dan membangun sikap yang lebih optimis terhadap tantangan, sehingga penting untuk perkembangan emosional serta mental si Kecil.
7. Berikan dukungan dan bimbingan konsisten
Freepik/Lifestylememory
Proses memperbaiki mental anak memerlukan konsistensi dari orangtua. Tunjukkan kasih sayang dan dukungan secara terus-menerus, tanpa hanya menunggu momen tertentu.
Konsistensi ini akan membantu anak merasa bahwa dirinya tidak sendirian dan selalu didukung orangtua. Anak jadi akan merasa aman untuk tumbuh dan berkembang ke depannya.
Itu dia beberapa cara memperbaiki mental anak yang sering dimarahi. Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, orangtua dapat membantu anak membangun kembali mental yang sehat dan penuh percaya diri. Selamat mencoba!