Bacaan Doa Itidal usai Rukuk Lengkap dengan Latin Beserta Artinya
Jangan sampai salah, berikut bacaan itidal ketika salat yang baik dan benar
19 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Salat merupakan ibadah yang diperintahkan Allah SWT untuk dilaksanakan umat muslim dan bersifat wajib. Salah satu rukun salat yang perlu dilakukan adalah itidal dibarengi membaca doa itidal.
Itidal merupakan posisi yang dilakukan setelah bangkit dari rukuk dengan mengangkat kedua tangga dibuat sejajar dengan dua bahu atau telinga sebelum sujud.
Seperti gerakan salat lainnya, itidal dilakukan secara thuma’ninah, yaitu perlahan dan tidak terburu-buru. Dalam haditsnya, Rasulullah SAW menjelaskan doa dan bacaan yang dilantukannya saat melakukan itidal.
Berikut Popmama.com telah siapkan doa itidal dan bacaan itidallengkap dengan latin beserta terjemahannya yang wajib Mama dan anak ketahui.
1. Bacaan doa itidal ketika salat
Itidal termasuk rukun fi'li atau rukun salat yang perlu dilakukan. Ketika melakukan gerakan itidal dalam salat, seseorang perlu mengucapkan doa itidal sebagai berikut:
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
Sami'allahu liman hamidah.
Artinya: “ Aku mendengar orang yang memuji-Nya.”
Editors' Pick
2. Panduan doa dan bacaan itidal yang benar
Dalam hadits, tercantum panduan dalam membaca doa itidal yang dilantunkan ketika menjalankan salat. Tercantum dalam riwayat hadits Bukhari, berikut bunyi hadits yang dimaksud:
وَإِذَا رَفَعَ فَارْفَعُوا ، وَإِذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ . فَقُولُوا رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ
Artinya: "Jika imam bangkit dari ruku, maka bangkitlah. Jika ia mengucapkan "Sami'allahu liman hamidah" (Allah mendengar pujian dari orang yang memuji-Nya), ucapkanlah "Robbana wa lakal hamdu" (Wahai Rabb kami bagimu segala puji)." (HR Bukhari).
Berdasarkan hadits di atas, dijelaskan bahwa bacaan "sami'allahu liman hamidah" hanya dilantunkan imam dan ketika salat sendiri. Ketika salat berjamaah, makmum tidak perlu melantunkan bacaan tersebut, sebagai gantinya bisa membaca "robbana wa lakal hamdu.".
Perlu diketahui jika bacaan "robbana wa lakal hamdu" terdiri dari beberapa versi. Namun tidak perlu khawatir, karena versi-versi tersebut tercantum dalam hadits shahih, yakni:
اللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ
1. Allahumma robbanaa lakal hamdu (HR Muslim).
اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ
2. Allahumma robbanaa wa lakal hamdu (HR Bukhari).
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ
3. Robbanaa lakal hamdu (HR Bukhari).
رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ
4. Robbanaa wa lakal hamdu (HR Bukhari).
3. Doa bacaan tahmid
Bacaan "robbana wa lakal hamdu" dilanjutkan bacaan kedua untuk menjadi doa yang utuh. Bacaan tersebut dikenal sebagai bacaan tahmid yang berbunyi:
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَىْءٍ بَعْدُ
Allahumma robbanaa lakal hamdu mil-assamawaati wa mil-al ardhi, wa mil-a maa syi'ta min syai-in ba'du
Artinya: "Ya Allah, Rabb kami, bagi-Mu segala puji sepenuh langit dan sepenuh bumi, sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu."
4. Cara melakukan gerakan itidal yang baik dan benar dalam salat
Ulama memiliki perbedaan pendapat tentang bagaimana cara melakukan gerakan itidal dalam salat. Apakah tangan membuat posisi kembali bersedekap sebelum rukuk, atau kedua tangan dilepas ditempatkan di sisi kiri dan kanan tubuh. Terjadi dua perbedaan pendapat, yaitu:
- Pendapat pertama
Bagi orang yang menjalankan salat, setelah bangkit dari rukuk lalu melakukan itidal, tangan harus bersedekap persis bagaimana keadaan sebelum rukuk. Para ulama mengemukakan alasannya sebagai berikut:
Dari Waail bin Hujr, ia berkata, “Aku melihat Rasulullah SAW apabila beliau berdiri dalam shalat, beliau menggenggam dengan tangan kanannya pada tangan kirinya”. (HR. Nasaaiy juz 2, hal. 125)
Dari Waail bin Hujr, ia berkata: “Saya pernah salat bersama Nabi SAW, ia meletakkan tangan kanannya pada tangan kirinya di dadanya.” (HR. Ibnu Khuzaimah)
Dari Sahl bin Sa’ad, ia berkata, “Adalah orang-orang (para shahabat) diperintahkan (Nabi SAW), bahwa seseorang agar meletakkan tangan kanannya pada tangan kirinya dalam salat.” (HR. Bukhari juz 1, hal. 180)
- Pendapat kedua
Berbeda dengan pendapat sebelumnya, pendapat ini mengedepankan jika gerakan itidal yang dikakukan setelah bangkit dari rukuk itu tangan perlu dilepas seperti sebelum salat. Alasannya tercantum sebagai berikut:
Dari Waail bin Hujr, ia berkata, “Aku melihat Rasulullah SAW apabila beliau berdiri dalam salat, beliau menggenggam dengan tangan kanannya pada tangan kirinya”. (HR. Nasaaiy juz 2, hal. 125)
Dari Sahl bin Sa’ad, ia berkata, “Adalah orang-orang (para shahabat) diperintahkan (Nabi SAW), bahwa seseorang agar meletakkan tangan kanannya pada tangan kirinya dalam shalat”. (HR. Bukhari juz 1, hal. 180)
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, dia berkata, “Nabi SAW melewati aku ketika aku (sedang shalat dengan) meletakkan tangan kiri pada tangan kanan. Maka beliau memegang tanganku yang kanan, lalu meletakkannya pada tanganku yang kiri”. (HR. Ibnu Majah juz I, hal. 266, no. 811)
Dari Qabishah bin Hulab dari bapaknya, ia berkata, “Saya pernah melihat Nabi SAW berpaling (selesai salat) dari sebelah kanan dan dari sebelah kirinya. Dan aku melihatnya beliau meletakkan ini pada dadanya”. Yahya (perawi hadits) menerangkan yaitu beliau meletakkan tangan kanan pada tangan kirinya di pergelangan”. (HR. Ahmad juz 8, hal. 225 hadits no. 22026)
Dari Waail bin Hujr, ia berkata: “Saya pernah shalat bersama Rasulullah SAW, dan beliau meletakkan tangan kanannya pada tangan kirinya di dada beliau.” (HR. Ibnu Khuzaimah juz 1, hal. 243, no. 479)
Dari Thawus, ia berkata: “Adalah Rasulullah SAW meletakkan tangannya yang kanan pada tangannya yang kiri, kemudian beliau memegangnya erat-erat di dadanya ketika salat.” (HR. Abu Dawud juz 1, hal. 201, no. 759)
Dari Waail bin Hujr, ia berkata: Aku berkata, “Sungguh aku ingin melihat salat Rasulullah SAW bagaimana beliau shalat, maka saya melihat beliau, maka beliau berdiri, lalu beliau bertakbir dan mengangkat kedua tangan beliau sehingga sejajar dengan daun telinga, kemudian beliau meletakkan tangan kanannya pada telapak tangan kirinya dan pergelangan tangannya dan lengannya.” (HR. Nasaaiy juz 2, hal. 126)
Jadi itu dia doa itidal dan bacaan itidal lengkap dengan latin beserta artinya. Semoga informasinya membantu ya!
Baca juga:
- Doa Naik Kendaraan Laut beserta Latin dan Artinya, Yuk Amalkan!
- Doa Minum Air Zam Zam, Adab Membacanya, dan Manfaat Mengonsumsinya
- Bacaan dan Doa Tahiyat Awal, Ajarkan Pada Anak Ya, Ma!