Ibu di Cina Ngamuk saat Ajarkan Anak Belajar, Ini Tips Mengatur Emosi
Viral ibu China melakukan kekerasan pada anak, ketahui tips mengendalikan emosi sebagai orangtua!
9 Agustus 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebuah video yang memperlihatkan seorang Mama di Cina sedang memukuli putranya viral di jagat maya. Video itu menunjukkan seorang Mama berulang kali menampar dan meneriakan putranya yang sedang mengejarkan tugas sekolah (PR).
Belum diketahui kapan persisnya peristiwa itu terjadi. Selain memberikan serangan fisik, sang Mama juga berulang kali berteriak dengan meminta anaknya untuk mengerjakan PR dengan benar.
Kemarahan orangtua atas tugas sekolah anak-anak merupakan kejadian yang sangat umum terjadi di Tiongkok. Pasalnya, budaya pendidikan China yang begitu ketat sering membuat orangtua mendorong anak-anaknya untuk belajar selama berjam-jam.
Kendati begitu, perilaku Mama yang tidak diketahui namanya itu tetap saja tak bisa dibenarkan. Bahkan, sejumlah warganet mengklaim tindakan itu sebagai Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Lantas, apa yang menyebabkan orangtua terhitung lebih sabar mengajarkan anak orang lain dibandingkan saat mengajari anak sendiri? Bagaimana tips mengendalikan emosi ketika mendidik anak?
Yuk, simak ulasan selengkapnya telah Popmama.com rangkum.
Kenapa Orangtua Lebih Sabar saat Mengajarkan Anak Orang Lain?
Menjadi orangtua merupakan pekerjaan yang tidak ada habisnya. Mungkin sebagian dari Mama ada yang mempertanyakan, kira-kira mengapa diri kita terlampau lebih sabar ketika mengajarkan anak orang lain dibanding saat mendidik anak sendiri?
Tentu hal ini bisa terjadi karena ada beberapa faktor pemicu. Faktor pertama ialah karena adanya ekspektasi. Setiap orangtua pasti ingin yang terbaik untuk anak-anaknya, termasuk keinginan agar sang buah hati berprestasi.
Ketika anak tidak bisa perform sesuai ekspektasi kita, orangtua cenderung akan marah dan melampiaskan kekesalannya. Yang tidak disadari adalah memarahi atau melakukan aksi kekerasan pada anak sama saja orangtua tengah menghukum diri sendiri.
Lalu, faktor kedua adanya beban mental dan tanggung jawab yang tidak selesai-selesai. Tugas sebagai orangtua tidak hanya perlu mengarkan anak belajar, tetapi juga harus mengurus dan memenuhi kebutuhan hariannya.
Alhasil, tanggung jawab menjadi orangtua sangatlah besar. Ketika merasa capek, ledakan emosi berujung dilampiaskan kepada anak.
Kemudian, faktor utama ketiga yang mendasari orangtua lebih berani melakukan kekerasan fisik kepada anak sendiri adalah karena pemikiran anak adalah kepunyaan orangtua sepenuhnya.
Sehingga, perilaku apa pun yang dilakukan kepada anak, termasuk bertindak abusive kepada anak dianggap sah-sah saja. Sejatinya, ada cara yang bisa dilakukan orangtua tanpa membuat anak terluka.
Berikut tips mengelola emosi sebagai orangtua mengutip dari Maheen Fatima, Psikolog Anak asal Dubai, dalam tulisannya berjudul How to Handle Your Anger at Your Child.
1. Segera tenangkan diri saat hendak marah kepada anak
Ketika menghadapi tindakan menyebalkan dari si Kecil, kemungkinan besar akan membuat Mama merasa marah dan berujung memarahinya. Agar tidak terbawa emosi, usahakan untuk menenangkan diri terlebih dahulu.
Satu strategi yang sangat efektif untuk mengatasi emosi pada anak adalah dengan mengambil napas dalam-dalam. Tarik napas dalam dan hembuskan perlahan, ulangi beberapa kali hingga perasaan Mama menjadi lebih stabil.
Alternatif lainnya, Mama dapat menjauh sejenak dari anak. Setelah merasa lebih tenang, Mama dapat kembali mendekati anak dan berbicara dengan tenang. Nasihati dengan tegas agar perilaku anak tidak diulangi lagi.