Viral Leher Dua Bocah Dirantai Jadi Satu di Majalengka oleh Sang Papa
Leher keduanya dirantai oleh papanya sendiri sebagai bentuk hukuman memberi efek jera
14 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Belum lama ini warga Jatiwangi, Majalengka dihebohkan dengan beredarnya video terkait dua anak laki-laki yang dirantai jadi satu di bagian leher. Posisi gembok rantai pun terkunci dengan rapat.
Tentu kondisi tersebut membuat warga sekitar yang melihatnya secara langsung heboh seketika. Usut punya usut, dua anak laki-laki tersebut dirantai untuk memberikan efek jera pada perbuatannya.
Untuk pembahasan selengkapnya, berikut Popmama.com siap mengulas viral leher dua bocah dirantai jadi satu di Majalengka.
1. Warga menemukan dua bocah tersebut sedang berjalan dalam kondisi terikat rantai
Kades Jatiwangi Yuda Henri Saputra mengungkapkan bahwa kejadian ini terjadi di desa yang dipimpinnya. Kejadian itu pertama kali diketahui warga saat melihat dua anak laki-laki itu berjalan dari rumah orangtua mereka ke rumah neneknya.
"Si anak tersebut jalan menuju rumah neneknya. Ketika di jalan, warga menanyakan. Kamu kenapa dirantai? Warga mungkin, bukan memakmumi atau apa ya. Dengan sifat atau keadaan keluarga. Intinya seolah-olah menyalahkan bapak (bapaknya). Ya kami juga menyayangkan hal tersebut," kata Yuda mengutip dari laman IDN Times.
Saat kejadian berlangsung, dua bocah itu kondisinya sedang bersama sang Papa. Sementara itu, Mamanya berada di rumah nenek dari bocah tersebut.
"Akhirnya, sampailah di rumah neneknya dan ibunya pun berada di sana. Karena saat kejadian, ibunya berada di rumah neneknya. Jadi si bapak sama si anak teh, ditinggalkan di rumah mereka," tutur Yuda
Editors' Pick
2. Warga berdatangan untuk melepaskan gembok rantai yang terkunci
Sesampainya di rumah neneknya, kondisi yang dialami keduanya semakin mencuri perhatian warga sekitar. Warga pun mulai berusaha melepaskan gembok kuat yang mengunci rantai dua leher anak laki-laki tersebut.
"Setelah di sana, akhirnya warga sudah mulai ramai. Terus ada perangkat desa yang lewat, akhirnya diberhentikan. Akhirnya memanggil semua perangkat, dan berusaha melepaskan dulu rantai," ujar Yuda.