Alergi Kucing Level 5, Mulut dan Mata Anak Zaskia Adya Mecca Bengkak!
Ketahui juga penyebab, gejala, pengobatan, dan pencegahan alergi kucing pada anak
19 September 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pada (18/9/19) kemarin, kejadian yang tak mengenakkan dialami putri sulung Zaskia Adya Mecca, Kana Sybilla Bramantyo, atau lebih dikenal dengan Sybill.
Dalam video yang diunggah oleh sang Mama di Instagram, terlihat Sybill mengalami pembengkakan pada bagian atas bibirnya.
Tak hanya bagian bibir, matanya juga membengkak dan terasa gatal. Penyebab dari itu semua ternyata alergi kucing tingkat 5 yang Sybill alami dari kecil.
Hal ini diungkapkan Zaskia Adya Mecca pada keterangan di unggahannya tersebut.
"Kasiaaaan yampun si Kakak @kana.sybilla pernah tes darah dan hasilnya dia alergi kucing tingkat 5 (top level gitu) semenjak itu kita selalu menghindari kucing... karena takut alergi bikin dia sesek napas dan kumat asma..," tulis istri dari Hanung Bramantyo tersebut.
Zaskia Adya Mecca kemudian menceritakan kronologi putrinya mengalami bibir bengkak. Awalnya, Sybill meminta izin untuk menghadiri pesta ulang tahun temannya di sebuah kafe bertemakan kucing.
Sempat dilarang oleh Zaskia Adya Mecca, namun Sybill bersikaras memohon sembari merengek pada dirinya. Merasa tak tega, Zaskia akhirnya memperbolehkan dengan syarat Sybill tak boleh bersentuhan dengan kucing.
Meski telah mematuhi perintah sang Mama, Sybill masih tetap mengalami alergi dan akhirnya terpaksa pamit di tengah acara.
"Benar dong buat pertama kali akhirnya kita tahu efek alergi kucing ke diri dia walaupun dia beneran behave nggak main sama kucing.. pulang-pulang bibir bengkak segede apaan tau, mata bengep merah," ungkap Zaskia Adya Mecca.
Meski sempat panik, namun Zaskia tetap bisa bersyukur karena dengan begitu sang Anak pun dapat belajar dari pengalaman agar tidak mengulanginya lagi.
"Belajar lewat pengalaman ya nakkk, terkadang harus begini memang biar anak paham kenapa orangtua melarang.. efeknya dia yang akan nggak nyaman sendiri.. tapi semoga nggak semua hal dia harus rasain nggak enak dulu baru tau kenapa parents-nya ngelarang. Insyaa Allah nggak ya Sybil anak solehah.." tutupnya pada keterangan foto.
Mengetahui alergi kucing yang dialami oleh Sybill, berikut Popmama.com telah merangkum beberapa fakta penting terkait penyebab, gejala, pengobatan, dan pencegahannya.
1. Apa itu alergi kucing?
Alergi kucing adalah kondisi di mana tubuh mengalami reaksi alergi akibat terpapar bulu kucing yang mengandung pemicu alergi. Ini terjadi pada seseorang yang sensitivitas sistem kekebalan tubuhnya tinggi terhadap benda asing. Saat penderita terpapar atau menghirup bulu kucing yang bertebaran di karpet, kasur, atau perabotan, sistem imun menganggap bulu kucing sebagai ancaman sehingga tubuh langsung memproduksi antibodi untuk melawannya.
4. Diagnosis alergi kucing
Alergi terdiri dari berbagai jenis. Jika anak mengalami reaksi alergi sehabis menyentuh kucing kesayangan, hal ini juga belum sepenuhnya menandakan jika ia menderita alergi kucing.
Diagnosis perlu ditegakkan guna memastikan apakah anak terindikasi memiliki alergi bulu kucing atau tidak.
Berikut beberapa diagnosa yang perlu dilakukan:
Anamnesis
Dokter akan meminta Mama untuk menjelaskan keluhan yang dialami anak, riwayat alergi (pribadi maupun keluarga), riwayat obat-obatan, dan intensitas kontak fisik anak dengan kucing peliharaan.
Tahap ini penting dilakukan sebelum dokter menegakkan prosedur pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan fisik
Selesai melakukan sesi wawancara (anamnesis), dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik pasien dengan memerhatikan gejala atau ciri alergi bulu kucing yang umum terjadi, seperti mata bengkak dan berair, kulit gatal, dan frekuensi bersin.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang adalah tahap terakhir yang ditempuh dokter untuk memastikan diagnosis atas alergi bulu kucing yang pasien alami.
Pemeriksaan penunjang ini terdiri dari tes tusuk jarum (skin prick test), tes tempel plester (patch test), dan tes darah.
Berikut penjelasannya:
- Tes tusuk jarum (Skin Prick Test)
Dokter akan menyuntikkan jarum khusus yang telah diberi ekstrak alergen ke kulit pasien. Setelah 15 menit, kulit yang mengalami reaksi berupa ruam maupun gatal mengindikasikan jika pasien memang benar menderita alergi kucing.
- Tes tempel plester (Patch Test)
Tes tempel plester atau patch test pada praktiknya serupa dengan tes tusuk jarum, namun medium yang digunakan berbeda.
Jika tes tusuk jarum menggunakan jarum, maka tes tempel plester ini menggunakan plester khusus yang sudah dibubuhi ekstrak alergen.
Pasien diminta mengenakan plester tersebut selama 48 jam. Setelah itu, plester akan kembali dibuka. Kulit yang mengalami ruam atau gatal menandakan jika pasien positif alergi kucing.
- IgE total
IgE total adalah metode tes reaksi alergi dengan cara mengambil sampel darah pasien. Selanjutnya, dokter akan menganalisis apakah ada potensi reaksi alergi pada darah pasien atau tidak.