Anak Maya Septha Jatuh di Trotoar Hingga Benjol Besar, Begini Atasinya
Ketahui cara tepat menangani benjol pada anak akibat jatuh atau terbentur
1 Oktober 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan, jatuh sendiri saat bermain menjadi penyebab utama cedera kepala pada anak usia 9 tahun ke bawah.
Baru-baru ini hal tersebut juga dirasakan oleh anak pertama dari presenter Maya Septha, Devon Sidarta. Pada (29/09/19) kemarin, Maya Septha diketahui mengunggah foto sang Anak yang sedang benjol di area pelipisanya melalui akun Instagram.
Dalam foto tersebut, Maya Septha juga bercerita bagaimana paniknya menjadi seorang Mama yang melihat sang Anak jatuh hingga mengalami benjolan di kepala.
Meski kesal, Maya Septha juga mengaku bahwa dirinya merasa sangat bersalah kepada putra pertamanya tersebut yang sempat luput dari perhatiannya saat bermain.
Begini keterangan foto yang ditulis oleh Maya Septha:
"Siapa yang kalau anaknya jatuh benjol segede bakso gini terus nggak tahan ngomel dulu? Padahal anak lagi benjol mah mana ngedengerin juga. Saya juga tau sih. Cuma reflek emak emak aja. Pas saya 'sadar' baru tanya are you okay?It must be so painful. Next time pay more attention ya. Ngga usah isengin orang ya ngapain. Lari lari jatuh kena trotoar is it worthed? Be safe. Always be safe. (tetep nyerocos lagi antara sedih sama marah) Saya juga pikir-pikir setelahnya. Apakah saya itu marah karena dia iseng, marah karena nggak dengerin waktu dibilang jangan lari, atau marah sama diri sendiri karena saya nggak bisa hindarin dia dari kejedot trotoar? Marah karena khawatir kepalanya kenapa kenapa? Marah karena merasa bersalah harusnya dia nggak usah alami itu? Jadi saya marah sama Devon atau marah sama diri sendiri atau dua-duanya? Karena kalau bagian yg bukan salah dia ya saya harusnya nggak lampiasin ke dia dong? Saya langsung rem. Jangan marah yang ngga perlu. Devon memang iseng dari lahir. Kemarin Devon isengin Alia ambil kok badmintonnya terus lari biar dikejar. Jadilah kejar-kejaran pas kita lagi shooting. Iseng sendiri. Jatuh sendiri. Kena trotoar taman, tapi Devon modelnya nggak cengeng. Dia kalo nggak sakit banget-banget mah nggak nangis. tapi ini pastilah sakit banget,"
Mengetahui kasus yang terjadi pada Devon, anak Maya Septha, lalu apa yang harus Mama lakukan pertama kali saat anak jatuh agar kepalanya tidak ada gangguan?
Jangan panik dulu, berikut Popmama.com telah merangkum 7 pertolongan pertama saat anak mengalami benturan di kepala hingga benjol.
1. Tangani benjolan di kepala sesuai kondisinya
Kebanyakan, jika hanya disebabkan oleh terjatuh saat bermain, misalnya jatuh ketika bermain sepeda, jatuh saat memanjat kursi, cederanya masih bersifat ringan, sehingga tidak mengalami gegar otak atau gejala serius lainnya.
Menurut Dr. Bill Sears, ahli kesehatan anak di University of Toronto, Kanada, tengkorak kepala bertindak sebagai helm alias pelindung bagian otak yang lunak.
Tengkorak dilapisi kulit kepala yang penuh dengan pembuluh darah. Kebanyakan cidera kepala pada anak hanya melukai kulit kepala ini, entah itu menyebabkan lecet, memar, atau benjol akibat pembuluh darah yang pecah.
Saat kepala terbentur, biasanya anak akan menangis karena terkejut dan nyeri.
Lalu, bagaimana mengatasinya?
Tergantung kondisinya, jika benjol kompres dengan es batu yang dilapisi kain.
Jika memar kebiruan berikan salep untuk memecah bekuan darah, sedangkan kalau lecet atau sedikit berdarah cukup bersihkan dengan air lalu dikeringkan dengan kain (tidak perlu obat antiseptik).
Benjol, memar, atau luka akan hilang dalam beberapa hari.
2. Berikan minum dan biarkan anak tidur
Saat terkejut dan menahan sakit, anak perlu ditenangkan, misalnya dengan memberikannya air minum untuk anak yang lebih besar.
Anak biasanya juga jadi mengantuk karena kelelahan menangis. Ajaklah anak untuk tidur agar dia beristirahat.
Periksa kondisinya setiap beberapa menit untuk memastikan mereka tidur dengan nyaman. Pastikan anak tidur nyenyak setelah dia terjatuh, ya, Ma.
Tidur yang nyenyak akan membantu sel tubuhnya memperbaiki diri.
Editors' Pick
3. Berikan obat untuk mengurangi rasa sakit
Anak-anak tentu belum bisa menggambarkan apa yang dirasakan, apakah rasa sakit akibat benturan itu ringan, sedang, atau parah.
Tetapi kalau ia merasa sangat kesakitan, Mama bisa membantu mengurangi rasa sakitnya dengan memberikan obat pereda nyeri (analgesik), pencegah peradangan, atau penurun demam, seperti parasetamol (atau disebut juga acetaminophen).
Berikanlah sesuai dosis untuk anak.
4. Awasi kondisi anak selama 12-24 jam setelah benturan terjadi
Walaupun awalnya anak hanya menangis dan menunjukkan memar atau benjol, gejala lain yang lebih serius mungkin saja menyusul.
Dokter biasanya juga akan mengandalkan informasi mengenai perilaku anak setelah cedera terjadi, bukan saat benturan terjadi.
Kalau anak bangun dari tidurnya dan mampu berjalan, berbicara, bermain, makan, dan berperilaku seperti sebelumnya, berarti tidak ada masalah berarti.
Gejala lanjutan seperti sakit kepala, mual lalu muntah, atau demam, biasanya terjadi lebih lambat selepas 24 jam.
5. Pastikan anak tidak mengalami gejala susulan seperti muntah dan demam
Bila tidak ada gangguan susulan, seperti demam, maka Mama tidak perlu cemas karena kondisi anak sudah kembali normal.
Berikan makanan yang membangun mood-nya kembali, seperti buah, es krim, atau puding cokelat dingin.
Namun, setelah 24 jam anak bisa saja baru mulai menunjukkan tanda-tanda cedera kepala yang lebih serius.
Antara lain sakit kepala, muntah, demam, sulit dibangunkan, tidak bisa menggerakkan lehernya, bicaranya tidak jelas, susah berjalan, atau benjolnya terus membesar.
Jika anak mengalami hal ini, Mama harus segera membawanya ke dokter.
6. Kompres bagian memar dengan es
Melansir dari Baby Center, jika efek terbentur tadi membuat kulit kemerahan, itu berarti reaksi akibat darah pada pembuluh darah kapiler rusak dan merembes.
Kemudian darah itu terjebak di bawah kulit dan membentuk tanda merah atau kebiruan. Kalau disentuh, akan terasa lunak.
Bila itu terjadi, Mama bisa mengompres dengan air dingin atau es pada bagian yang memar untuk memperlambat aliran darah di area benturan.
Cara ini sekaligus bisa mengurangi darah merembes ke jaringan kulit, mengurangi pembengkakan dan peradangan.
Ada hal yang perlu diperhatikan, cara mengompresnya tidak langsung, tetapi es dibungkus terlebih dahulu dengan kain atau handuk.
Lakukan selama 15-20 menit selama 24 jam setelah memar muncul. Mama bisa melakukannya sambil mengajak main anak.
Untuk memar ringan yang tidak sampai pendarahan, tidak perlu pengobatan khusus karena bisa hilang sendiri.
Biasanya dalam waktu satu sampai dua hari hemoglobin atau zat yang mengandung besi dan membawa oksigen dalam darah, berubah dan memar berubah warna menjadi biru keunguan, bahkan kehitaman.
Meski kondisinya terlihat menyeramkan, Mama tidak perlu khawatir. Tanda itu hanya sementara karena bisa hilang dalam kurun waktu dua minggu.
Biasanya di hari kelima memar berubah jadi kehijauan, kekuningan, lalu kalau sudah mau benar-benar hilang akan menjadi kecokelatan.
7. Perhatikan ciri-ciri memar yang tidak normal
Jika memar pada anak hadir terus menerus disertai pendarahan atau nyeri, itu tandanya ia perlu mendapatkan perhatian khusus.
Ciri-ciri yang pertama, memar terjadi lebih dari dua minggu, memar tanpa sebab tanpa jatuh atau cedera.
Mama perlu curiga jika anak memiliki memar tanpa diketahui sebab yang jelas, ditambah ada peningkatan berat badan secara drastis. Ini adalah tanda anak masuk gejala Immune Thrombocytopenic Purpura atau ITP.
ITP adalah kelainan darah yang disebabkan oleh sistem imun atau kekebalan tubuh manusia.
Penyakit ini terjadi karena kelainan pada sel pembekuan darah atau trombosit yang jumlahnya menurun, sehingga timbul pendarahan.
Pendarahan ini yang menjadi munculnya memar kebiruan, gusi berdarah, atau sampai mimisan.
Nah, itulah ketujuh cara tepat mengatasi benjolan pada kepala anak usai jatuh atau mengalami benturan.
Pernah mengalami hal serupa seperti anak Maya Septha?
Segera periksa kondisi tubuhnya dan lakukan 7 hal di atas.
Semoga bermanfaat!
Baca juga:
- Wajib Baca! Ketahui 3 Fakta Penting Mengenai Benjolan di Kepala Bayi
- 4 Langkah Merawat Memar dan Benjol Pada Kepala Bayi Setelah Jatuh