Berapa Berat dan Tinggi Badan Ideal Anak Usia 6-12 Tahun?
Sudahkah anak mama memenuhi standar idealnya?
17 Januari 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pertumbuhan tiap anak tentu berbeda-beda. Ada anak yang mungkin memiliki pertumbuhan cepat dan ada juga yang lebih lambat.
Umumnya, pertumbuhan anak usia 6-12 tahun berjalan stabil, tidak secepat pada masa bayi dan masa remaja.
Sehingga, pertambahan berat dan tinggi badan anak pada saat ini berjalan perlahan.
Rata-rata, berat badan anak akan bertambah sebesar 3-3,5 kg per tahun dan tinggi badan anak bertambah sekitar 6 cm per tahun pada usia ini.
Banyak faktor yang memengaruhi pertumbuhan anak, sehingga pertumbuhan anak pasti berbeda-beda.
Beberapa faktor yang memengaruhinya antara lain:
- Faktor nutrisi (kebiasaan makan),
- penyakit,
- hormon,
- faktor keturunan dari orangtuanya.
Tak ketinggalan, faktor di masa lalu seperti nutrisi yang diberikan saat bayi, berat lahir, dan panjang lahir juga memengaruhi status gizi anak saat ini, terutama tinggi badannya.
Nah, untuk mengetahui lebih lengkap terkait tabel tinggi dan berat badan anak usia 6-12 tahun, berikut Popmama.com telah merangkum beberapa faktanya.
Editors' Pick
1. Tabel tinggi dan berat badan ideal anak usia 6-12 tahun
Dilansir dari laman CDC, Centers for Disease Control and Prevention, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Amerika Serikat, berat dan tinggi ideal anak laki-laki dan perempuan usia 6-12 tahun adalah sebagai berikut.
Dalam tabel tersebut, berat dan tinggi ideal antara anak laki-laki dan perempuan memang berbeda-beda.
Namun, jangan khawatir jika anak tidak memiliki berat dan tinggi seperti di atas. Belum tentu status gizi anak bermasalah.
Anak dengan tubuh kecil belum tentu tidak normal. Begitu juga sebaliknya, anak dengan tubuh sangat besar belum tentu normal.
2. Rumus menghitung indeks massa tubuh (IMS)
Jika anak dengan tubuh kecil belum tentu tidak normal dan anak dengan tubuh sangat besar belum tentu normal, maka bagaimana cara mengetahui status gizi anak normal atau tidak?
Mama bisa mengetahui apakah status gizi anak normal atau tidak dengan cara menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT atau dalam bahasa Inggris disingkat BMI) anak terlebih dahulu.
Mama dapat menghitungnya dengan rumus khusus, yakni berat badan anak dibagi tinggi badan dikali tinggi badan.
Setelah menghitung IMT, Mama bisa mengetahui status gizi anak normal atau tidak berdasarkan tabel di atas.
Jika nilai IMT masih dalam rentang nilai seperti di kolom, artinya anak mempunyai status gizi normal.
Jika IMT anak melebihi nilai di bawah ini, artinya anak kelebihan berat badan dan jika kurang artinya anak mempunyai tubuh kurus.
3. Jenis gizi dan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan anak
Pada usia 6-12 tahun, anak (terutama anak perempuan) akan memasuki masa pubertas.
Sehingga, banyak nutrisi yang harus dipenuhi sebagai persiapan menjelang masa pubertasnya.
Pada masa pubertas, pertumbuhan anak akan berjalan lebih cepat.
Bisa dibilang, masa pubertas merupakan kesempatan kedua anak (setelah masa bayi) untuk memperbaiki status gizinya, termasuk tinggi badannya.
Untuk itu, pastikan anak mendapatkan berbagai macam makanan yang bergizi, seperti yang dilansir dari parents.com berikut ini:
Kalsium, zat penting untuk kesehatan tulang
Kalsium adalah zat mineral yang dapat membantu tulang tumbuh maksimal serta memberi kepadatan, sehingga tidak mudah keropos.
Tidak hanya dibutuhkan oleh tulang, kalsium juga diperlukan untuk fungsi jantung, pembekuan darah, serta fungsi otot, walaupun dalam jumlah yang cukup kecil.
Pada dasarnya, ketika tubuh kekurangan kalsium, maka cadangan kalsium yang ada pada tulang akan diambil untuk mengganti kekurangannya.
Karena fungsi utama kalsium adalah memadatkan serta menguatkan tulang, kekurangan kalsium dapat mengakibatkan osteoporosis di kemudian hari.
Sumber utama kalsium adalah semua produksi susu. Kebutuhan kalsium tergantung dengan usia anak, menurut Kementerian Kesehatan adalah:
- Usia 1-9 tahun: 500 mg/hari
- Usia 10-18 tahun: 1200 mg/hari
Vitamin D, membantu penyerapan kalsium dalam tubuh
Vitamin D berperan dalam penyerapan kalsium yang ada di dalam makanan, kemudian bersama kalsium membuat tulang menjadi lebih kuat.
Vitamin D banyak ditemukan di berbagai macam produk susu, serta paparan sinar matahari. Vitamin D yang dibutuhkan oleh anak adalah:
usia 1-18 tahun: 15 mg/hari
Protein, zat paling penting dalam pertumbuhan
Protein adalah zat gizi makro yang berperan dalam membangun serta memperbaiki jaringan yang rusak.
Di dalam tubuh, protein yang masuk akan diubah menjadi asam amino. Asam amino ini yang akan menjadi bahan baku tubuh untuk membangun sel-sel baru dan jaringan.
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa anak yang diberikan makanan yang kaya akan protein, khususnya protein hewani, memiliki rata-rata tinggi yang normal bahkan lebih tinggi dari anak-anak seusianya.
Sedangkan anak yang tidak mendapatkan asupan protein yang cukup cenderung lebih pendek.
Kebutuhan protein sesuai dengan umur anak yaitu:
- Usia 7-9 tahun: 49 gram/hari
- Usia 10-12 tahun: 56 gram/hari (laki-laki), 60 gram/hari (perempuan)
Serat, kompleks tapi sederhana
Agar proses pertumbuhannya baik dan berjalan dengan normal, serat adalah salah satu zat gizi yang diperlukan anak.
Sebenarnya, serat adalah bagian dari karbohidrat, tetapi zat gizi ini tergolong dengan karbohidrat kompleks tanpa kalori.
Sebuah penelitian menyatakan bahwa mengonsumsi serat dalam jumlah yang cukup dan frekuensi yang sering, bisa mencegah seseorang terkena penyakit degeneratif atau gangguan kesehatan.
Gangguan kesehatan yang terjadi pada anak, seperti obesitas, tentu saja akan mempengaruhi langsung proses pertumbuhannya.
Berikut adalah kebutuhan serat anak sesuai dengan umur:
- Usia 4-6 tahun: 22 gram/hari
- Usia 7-9 tahun: 26 gram/hari
- Usia 10-12 tahun: 30 gram/hari (laki-laki), 28 gram/hari (perempuan)
Antioksidan, sebagai penangkal sakit
Antioksidan adalah zat gizi yang dapat menangkal kerusakan sel dan jaringan di dalam tubuh serta bisa mencegah seseorang terkena radikal bebas yang dapat menyebabkan penyakit degeneratif.
Contoh antioksidan adalah betakaroten, vitamin A, vitamin C, vitamin E, lutein, likopen, dan selenium.
Dalam proses pertumbuhan, antioksidan ini sebenarnya bekerja untuk mencegah anak mengalami obesitas atau penyakit degenratif lainnya.
Ketika seorang anak mengalami obesitas, maka hormon pertumbuhannya akan terganggu dan tentu saja hal ini akan menghambat proses tumbuh kembangnya.
Zat besi, zat gizi yang tidak boleh terlupakan
Zat besi yang ada di dalam tubuh, sekitar 70%-nya berbentuk hemoglobin yang berada di dalam darah.
Hemoglobin merupakan zat yang berfungsi untuk mendistribusikan makanan serta oksigen ke seluruh tubuh.
Zat besi juga dibutuhkan dalam pertumbuhan anak, hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan di Saharawi yang menunjukkan bahwa anak yang mengalami kekurangan zat besi memiliki tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan kelompok anak yang cukup zat besinya.
Berikut adalah kebutuhan zat besi anak:
- Usia 4-6 tahun: 9 mg/hari
- Usia 7-9 tahun: 10 mg/hari
- Usia 10-12 tahun: 13 mg/hari (laki-laki), 20 mg/hari (perempuan)
Nah, itulah beberapa informasi terkait tabel tinggi dan berat badan anak usia 6-12 tahun.
Tak hanya pada usia 6-12 tahun saja, sebenarnya Mama juga sudah harus menjaga asupan gizi dan nutrisinya sebelum anak berusia 2 tahun agar ia terhindar dari stunting.
Baca juga:
- 5 Sumber Gizi Anak Usia Sekolah yang Harus Terpenuhi
- 6 Buah Kaya Nutrisi untuk Mengatasi Demam Berdarah pada Anak
- Perhatikan! Nutrisi Penting untuk Anak 10 Tahun ke Atas