Waspada Anoreksia Mengancam Ketika Anak Mulai Sulit Makan!
Cari tahu penyebab, ciri fisik dan cara mengatasinya sebelum terlambat
15 Juni 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anoreksia adalah gangguan makan atau eating disorder yang membuat seseorang menghindari makan dan menyebabkan berat badan menurun di bawah normal dan kekurangan nutrisi.
Pada beberapa kasus, anoreksia yang parah bisa membahayakan nyawa. Mama tentunya tidak bisa membayangkan bukan bagaimana bila anoreksia menyerang anak kesayangan mama?
Jika sudah begini, jangan sampai dibiarkan sekian lama dan menjadi kebiasaan buruk mereka.
Ketika anak mama telah mengalami anoreksia, maka Mama harus membawanya ke dokter atau ahli medis lain. Pasalnya, orang yang mengalami anoreksia harus secepatnya diberi penanganan sebelum tubuhnya habis akibat kekurangan nutrisi.
Mengetahui bahaya anoreksia bisa saja terjadi pada anak, berikut Popmama.com telah merangkum beberapa fakta yang perlu Mama ketahui!
Editors' Pick
1. Penyebab anoreksia pada anak
Data terbaru menunjukkan hampir 100 anak berusia antara 5 sampai 7 tahun di Inggris telah dirawat karena menderita gangguan makan anoreksia maupun bulimia dalam tiga tahun terakhir.
Awalnya, anoreksia pada anak dapat terjadi karena gangguan makan yang ia alami. Tak hanya itu, para ahli mengatakan bahwa faktor genetik dan lainnya juga dapat memicu gangguan anoreksia pada anak.
Anoreksia dapat terjadi pada anak usia dini dan terdiagnosis sampai usia remaja.
"Sejumlah faktor bergabung untuk memicu gangguan makan pada anak. Selama ini biologi dan genetika lah yang memainkan peran besar, akan tetapi tekanan budaya dan citra tubuh kini nampaknya juga mempengaruhi otak anak-anak lebih kuat lagi," ungkap Susan Ringwood, kepala charity B-eat, dilansir Thesun.
Ringwood mengatakan anak-anak telah mendapatkan pesan jahat dari foto-foto atau gambar-gambar yang ada di majalah, yang akhirnya membangun anggapan bahwa tubuh super langsing atau bahkan kurus dapat membuatnya semakin menarik.
2. Perilaku dan ciri fisik anak yang menderita anoreksia
Ketika nafsu makan anak sudah mulai menurun dan diikuti oleh beberapa perilaku berikut, maka Mama patut mencurigainya!
- Kehilangan banyak berat badan yang terlihat sangat jelas.
- Menyangkal perasaan lapar, padahal sebenarnya rasa lapar itu ada.
- Tidak mau makan atau mengaku tidak lapar setelah melakukan aktivitas olahraga yang berlebihan.
- Selalu merasa bahwa dirinya gemuk, dan tidak ada kepuasan terhadap bentuk badan yang dimilikinya.
- Serta tidak jarang mereka akan menarik diri dari lingkungan sosialnya. Mereka biasanya tidak mau untuk datang ke pesta ulang tahun teman, atau keluar bersama teman-teman untuk sekedar makan malam.
- Sering kali mereka terlihat untuk sengaja mengeluarkan makanan yang telah mereka konsumsi sesaat setelah makan.
Selain berolahraga secara berlebihan, penderita anorexia biasanya punya kebiasaan makan yang aneh, seperti menyisihkan makan di piringnya dan memotong-motongnya menjadi bagian-bagian kecil, mengunyah lambat-lambat, serta menghindari makan bersama keluarga. Mereka menganggap kulit dan daging pada tubuh sebagai lemak yang harus dimusnahkan.
Selain perilaku yang tidak biasa pada anak, Mama juga harus mengetahui ciri fisik anak yang menderita anorexia.
Berikut diantaranya:
- Kulit kering yang saat dicubit dan dilepaskan, tetap terjepit,
- dehidrasi,
- sakit perut,
- sembelit,
- kelesuan,
- pusing,
- kelelahan,
- intoleransi terhadap suhu dingin,
- kekurusan,
- pengembangan lanugo (rambut halus dan berbulu halus),
- kulit yang menguning.
3. Cara mengatasi anoreksia pada anak
Pengobatan anoreksia adalah dengan menangani masalah fisik dan mental pasien.
Tujuan pengobatan adalah untuk mencegah komplikasi, menangani gejala yang dialami, mengembalikan pola makan dan berat badan normal, serta memperkuat fisik dan mental pasien.
Penderita yang mengalami anoreksia sebaiknya dirawat di rumah sakit, terutama karena pasien dengan anoreksia memiliki gangguan kesehatan yaitu malnutrisi, kekurangan cairan dan elektrolit tubuh, dan gangguan kesehatan serius lainnya.
Pada pasien anoreksia penting untuk dipantau tanda-tanda vitalnya seperti frekuensi nadi, frekuensi nafas, suhu tubuh, monitor rekam jantung (EKG), dan pemeriksaan darah lainnya seperti kadar gula darah dan elektrolit darah.
Penderita anoreksia harus istirahat total dengan pengawasan yang ketat dalam hal makanan serta diberikan obat-obatan untuk psikologisnya, seperti pemberian siproheptadin untuk merangsang nafsu makannya, antidepresan untuk mengurangi gejala depresinya, antipsikotik, dan obat untuk mengurangi kecemasan yang timbul pada penderita.
Selain itu pasien juga dilakukan psikoterapi dengan tujuan untuk dapat mengubah pola pikir penderita terhadap tubuhnya. Psikoterapi dapat berupa internvensi keluarga maupun terapi kognitif dan perilaku.
Selain dua metode di atas, dokter juga bisa meresepkan obat-obatan, seperti antidepresan untuk membantu menangani gangguan mental pada pasien, atau pemberian suplemen untuk membantu penguatan tulang.