Bahaya, Kekurangan Zat Besi Memengaruhi Kemampuan Belajar Anak
Segera penuhi kebutuhan gizi anak termasuk zat besi anak-anak yuk, Ma!
4 April 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Masyarakat Indonesia masih banyak yang memiliki masalah berkaitan dengan gizi, terutama untuk anak-anak. Padahal mereka sebagai generasi muda memerlukan kebutuhan gizi yang baik. Dengan terpenuhinya gizi, maka akan menciptakan generasi yang pintar, inovatif, kreatif dan optimal.
Salah satunya gizi yang perlu diperhatikan untuk anak-anak, yakni zat besi. Dengan terpenuhinya zat besi akan membuat anak-anak berkonsentrasi dalam belajar, pintar, tidak mengantuk, dan fokus. Jika zat besi saja tidak terpenuhi, bagaimana dengan zat yang lainnya.
Ternyata zat besi tidak cukup memenuhi kebutuhan gizi anak-anak. Harus diseimbangi dengan gizi lainnya, yaitu vitamin C. Penyerapan zat besi akan lebih maksimal jika diimbangi dengan mengonsumsi vitamin C.
"Banyak anak yang mengalami pertumbuhannya lambat, kekebalan yang lemah, keterlambatan kognitif, dan lainnya. Padahal anak sekolah membutuhkan gizi seimbang dan lingkungan yang nyaman agar tumbuh menjadi lebih baik. Para orangtua pun harus memerhatikan kebutuhan gizi, cara memperbaiki, dan tetap waspada," jelas Prof. Dr. drg. Sandra Fikawati, MPH, ahli Gizi Ibu dan Anak dalam acara Hari Gizi Nasional Ngobras dan Danone pada Senin (25/01/2021).
Untuk itu, perlu adanya zat besi dalam membentuk generasi yang lebih baik. Jika anak tumbuh dengan kekurangan zat besi tentu akan berpengaruh terhadap kemampuan belajarnya kelas.
Kali ini Popmama.comakan memberikan informasi terkait bahaya kekurangan zat besi yang berpengaruh pada kemampuan belajar anak.
1. Kekurangan zat besi bisa merusak sel otak
Usia 1-6 tahun menjadi fase di mana organ dan perkembangan motorik anak-anak mulai semakin matang. Oleh karena itu diperlukan gizi yang baik agar sel-sel otak bisa tumbuh dengan optimal.
Jika, orangtua tidak memantau kebutuhan gizi termasuk zat besi pada anak, maka sel-sel otaknya tidak akan tumbuh secara optimal. Apalagi jika sudah melewati batas usia, yaitu lebih dari 6 tahun.
Kekurangan gizi di masa ini bersifat irreversible atau permanen, bahkan tidak bisa diperbaiki. Maka dari itu, orangtua harus memperbaiki gizinya terlebih memenuhi kadar zat besi. Ketika sudah tercukupi dengan baik, maka pertumbuhan sel-sel otak anak bisa berkembang secara maksimal.
Zat besi yang berasal dari hewani, salah satunya daging merah. Asupan ini bisa menjadi sumber protein yang akan mendukung fungsi kognitif, aktivitas fisik dan imunitas anak.
Editors' Pick
2. Hilangnya konsentrasi dan fokus belajar
Kekurangan zat besi pada anak mampu membuat anak kehilangan konsentrasi dan fokus belajar. Hal ini bisa berpengaruh sampai dewasa nanti, apalagi jika tidak ditangani dengan baik.
Apabila anak kekurangan zat besi, maka akan tumbuh menjadi sosok yang tidak bisa fokus dalam mengerjakan sesuatu.
Jika konsentrasi belajar sudah menurun pasti anak akan malas belajar, mengerjakan tugas, nilai di sekolahnya lebih rendah dari pada seseorang yang gizinya terpenuhi. Selain itu, kekurangan zat besi juga dapat mengganggu performa intelektual dan kognitif.
Orangtua harus sudah mulai memerhatikan pola makan anak-anak agar mendapatkan gizi yang cukup. Selain memenuhi zat besi, tubuh juga perlu mengonsumsi vitamin C agar penyerapan zat besi menjadi lebih optimal.