Ajarkan 6 Hal ini agar Anak Bisa Memahami Orang Berkebutuhan Khusus
Anak perlu tahu bagaimana bersikap saat bertemu dengan seseorang yang berkebutuhan khusus
1 September 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat anak bertemu dengan seseorang yang tampak berbeda dengannya secara fisik, biasanya mereka akan mengajukan pertanyaan. Dengan mengajukan pertanyaan, bukan berarti anak tidak sopan. Namun, ada baiknya jika Mama mempersiapkan anak jika nanti bertemu atau melihat seseorang yang berkebutuhan khusus. Atau mungkin mereka yang berjalan dengan menggunakan alat bantu.
Mama tentu tidak ingin anak berkata yang tidak pantas atau menatap terus-menerus dengan ekspresi penasaran. Sehingga orang yang ditatapnya atau mendengar pernyataan anak merasa canggung.
Berikut beberapa tips yang disiapkan Popmama.com untuk membimbing anak agar bisa menghormati temannya yang berkebutuhan khusus.
1. Jadikan orang berkebutuhan khusus sebagai bagian dari dunia anak mama
Semakin banyak pertunjukan untuk anak-anak dan orang dewasa yang mengikutsertakan karakter berkebutuhan khusus. Mama dapat membuat ini menjadi bagian dari tontonan rutin anak.
Jika anak mengajukan pertanyaan, jawab mereka, dan jika Mama tidak tahu caranya, cari tahu. Jangan takut menyebutkan nama diagnosisnya.
Anak atau orang dewasa berkebutuhan khusus ingin dilihat sebagai layaknya orang lain pada umumnya. Yang dapat Mama lakukan adalah dengan mengajarkan kepada anak bahwa mereka semua sama dengan anak. Ajarkan juga kepada anak untuk tidak membeda-bedakan orang berdasarkan fisik.
2. Beri penjelasan dahulu sebelum mengajak anak bertemu orang yang berkebutuhan khusus
Jika Mama akan mengajak anak bertemu atau mungkin menonton pertunjukkan yang diperankan oleh anak berkebutuhan khusus, beri penjelasan disertai gambar atau video. Kemudian jawab pertanyaan anak. Misalnya jika ia bertanya "Mengapa anak itu dalam gambar menggunakan kursi roda?" Jangan membuat masalah besar atau menutupinya, cukup jawab pertanyaannya dengan fakta-fakta yang Mama ketahui,
Anak dipenuhi rasa ingin tahu, apalagi jika mereka melihat sesuatu yang di luar kebiasaan. Ini normal kok, Ma.
Editors' Pick
3. Perhatikan kata-kata Mama
Hindari mengatakan sesuatu itu "salah" atau "tidak normal." Anak atau orang dewasa berkebutuhan khusus memang sekilas berbeda namun dalam kehidupan sehari-hari, mereka sama saja dengan orang lain pada umumnya. Dan cacat fisik bukan berarti ada yang "salah" atau indikasi bahwa mereka "sakit."
Anak mungkin mengungkapkan kesedihan karena orang yang memiliki keterbatasan fisik tidak dapat melakukan sesuatu (berjalan, melihat, berbicara).
Tekankan bahwa mereka yang mengalami tidak sedih sepanjang waktu. Mama bisa menunjukkan contoh video Paralympic 2018 di Jakarta.
4. Menjadi role model bagi anak
Anak akan mengikuti teladan mama. Jika Mama memberi tahu anak agar bersikap ramah dan memperlakukan anak atau orang berkebutuhan khusus sama seperti orang lain, namun Mama malah berlaku sebaliknya, maka anak akan cenderung mengikuti apa yang ia lihat.
5. Anak tidak harus terus-menerus membantu, memaksa menjadi sahabat, atau penolong
Anak Mama juga tidak harus melakukan semua yang diinginkan anak atau orang dewasa berkebutuhan khusus. Jika anak tersebut tidak menyenangkan, bukan suatu masalah besar jika anak Mama tidak bermain dengannya. Mereka memang terkadang membutuhkan bantuan namun bukan berarti mereka harus dimanja.
6. Kursi roda dan peralatan medis membuat anak atau orang dewasa yang memiliki keterbatasan fisik menjadi lebih mandiri
Anak Mama tidak perlu fokus pada kursi roda atau alat bantu, tetapi biarkan anak Mama mengetahui bahwa tahu itu adalah membantu mereka, bukan agar mereka dikasihani.
Pastikan anak Mama mengetahui bahwa alat bantu tersebut bukan mainan. Itu adalah perpanjangan dari penggunanya. Sehingga anak harus menganggapnya penting. Dengan ini juga Mama mengajarkan untuk menghargai orang lain.
Tidak mudah membuat anak terbiasa dan ini bukan hal yang instan yang langsung berhasil sesuai harapan Mama. Anak mungkin akan melontarkan komentar atau tatapan yang membuat muka Mama menjadi “merah”. Jangan panik. Yang terpenting adalah anak Mama tidak bermaksud kasar atau tidak sopan.
Selamat mencoba!
Baca juga:
- Ini Cara Bikin Anak Semakin Pintar dengan Pendidikan Inklusif
- Pelajari! Cara Jitu Mencegah Bullying pada Anak Berkebutuhan Khusus
- 11 Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus di Jakarta yang Bisa jadi Pilihan