Fakta Tantrum pada Anak, Bisa Jadi Tanda Ia Kurang Lelah Beraktivitas
Ternyata ini berhubungan dengan sistem sensorik anak, Ma
11 September 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah kejadian ini cukup sering terjadi, anak tiba-tiba kesal dan melemparkan tubuhnya ke lantai di tengah keramaian? Atau mungkin menjerit keras untuk melampiaskan kemarahannya.
Mama mungkin mengalami ketika anak aktif berlarian atau melompat-lompat. Ini membuat Mama bertanya-tanya apakah ada masalah pada anak.
Orangtua sering menemukan perilaku semacam ini melelahkan dan bahkan sedikit membuat malu. Tetapi tahukah Mama bahwa alih-alih bertingkah buruk, apa yang sebenarnya mereka lakukan sebenarnya adalah cara menenangkan diri yang sangat intuitif?
Selain pancaindra, ada juga beberapa sistem sensorik lain yaitu sistem vestibular dan proprioseptif.
Sistem proprioseptif adalah tempat konsep kerja berat berperan dan merupakan salah satu alasan di balik tantrum ini.
Untuk membantu Mama, yuk simak ulasan Popmama.com arti dibalik tantrum yang dilakukan oleh anak.
Sistem Proprioseptif yang Menurun
Tamara Duff, terapis okupasi anak menjelaskan sistem sensorik proprioseptif sebagai "sistem kesadaran tubuh".
“Ada reseptor di otot kita yang memberi umpan balik pada otak tentang di mana anggota tubuh dan bagian tubuh kita berada, tanpa kita harus mengandalkan penglihatan kita. Seperti ketika saya mengulurkan pena di antara tangan saya di belakang, sistem proprioseptif yang bekerja,” kata Tamara.
“Kerja berat dapat membantu menenangkan anak, yang baik secara langsung atau tidak langsung, mencari input proprioseptif. Ketika seorang anak mengalami penurunan kesadaran proprioseptif mereka merekrut sistem tubuh lain dan mencari faktor-faktor eksternal untuk membantu mereka memenuhi kebutuhan ini. Ini kemudian mengarah pada kurangnya perhatian dan 'kesibukan'."
Ketika proprioseptor buruk, kita lebih mengandalkan visi dan sentuhan untuk memberi kita umpan balik, atau secara aktif mencari input proprioseptif melalui gerakan dan bobot eksternal. Pekerjaan berat membantu sistem proprioseptif menjadi terorganisir. Sehingga memberikan umpan balik yang benar sehingga kita tidak perlu mencarinya secara aktif atau mengandalkan sistem tubuh lain untuk memberikan kompensasi.
Editors' Pick
Ketika Tubuh Membutuhkan Kerja Keras
Jadi, ketika anak melemparkan tubuhnya ke lantai , mereka mencari pekerjaan berat. Juga ketika mereka melompat dari sofa ke lantai, bersembunyi di bawah bantal atau menyusup di antara dinding dan lemari, yang mereka cari adalah pekerjaan berat untuk menyeimbangkan sistem umpan balik indra mereka.
Jika ini terjadi, kegiatan yang mengeluarkan tenaga dapat membantu anak untuk menjadi lebih tenang.
Manfaat dari Pekerjaan Berat
Tantrum atau kegiatan berat yang dilakukan anak ternyata memiliki manfaat. Ketika hal ini terjadi, Mama dapat melakukan beberapa kegiatan dengan memanfaatkan kerja berat. Seperti berlatih melakukan posisi duduk yang benar, memegang pensil dengan benar, atau meningkatkan kegiatan koordinasi bilateral.
Input proprioseptif juga dapat membantu anak untuk tidur dengan nyenyak. Setelah mendapatkan cukup istirahat, anak pun dapat berkinerja dengan baik.
Input Sensorik yang Dapat Dilakukan Anak
Untuk membantu anak, minta mereka untuk melakukan beberapa hal ini:
- Bermain di ayunan ketika tubuh mereka secara aktif bergerak maju dan mundur,
- bergantung terbalik di monkey bar,
- melakukan pekerjaan rumah tangga seperti mendorong keranjang cucian, menyapu terasatau menyedot debu,
- bermain dengan kaus kaki yang mudah melar,
- mendorong gerobak atau atau bermain gerobak dorong dengan menggunakan kaki dan tangan,
- berenang,
- bermain dengan adonan tanah liat.
Jadi jika anak tampaknya secara teratur membutuhkan jenis kegiatan ini dan tampaknya jauh lebih tenang setelah melakukannya, kemungkinan mereka melakukan apa yang dibutuhkan tubuh mereka.
Bukankah anak-anak ini menakjubkan?
Baca juga:
- Ini 5 Manfaat di Balik Hobi Mengoleksi Benda Tertentu Bagi Anak
- Wajib Dicoba! 8 Pose Yoga yang Mudah dan Seru untuk Anak
- Mindfulness, Teknik Berpikir yang Perlu Diajarkan Kepada Anak