Wajib Tahu: 8 Efek Negatif dari Terlalu Sering Memarahi Anak
Memarahi ternyata berefek negatif terhadap perkembangan psikis anak
4 Oktober 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seringkali anak memancing emosi Mama terutama jika Mama sedang sibuk dengan pekerjaan. Tingkah laku anak yang tidak sesuai dapat dengan mudah membuat Mama marah.
Namun tahukah Mama kalau memarahi anak berdampak buruk terhadap psikologis anak? Baik buruknya perkembangan dan pertumbuhan anak, sangat bergantung pada didikan dari orangtua. Sering memarahi anak tidak selalu membuat anak menjadi lebih baik.
Yuk simak ulasan Popmama.com mengenai efek buruk dari terlalu sering memarahi anak.
1. Anak menjadi tidak percaya diri
Efek dari terlalu sering memarahi anak adalah munculnya perasaan takut salah sehingga anak tidak lagi memiliki rasa percaya diri. Kemudian anak memilih untuk berada di zona yang menurutnya aman dari amarah orangtua yaitu dengan tidak melakukan apa pun.
2. Anak memiliki sifat egois dan keras kepala
Perilaku orangtua yang memarahi anaknya terus menerus berdampak yaitu anak akan tumbuh egois dan juga keras kepala. Anak berusaha untuk melindungi diri dan membenci perasaan tersakiti efek dari omelan orangtua. Sehingga anak akan tumbuh menjadi pribadi yang hanya memikirkan dirinya sendiri, keras kepala, dan tidak bisa menerima masukan dari orang lain.
3. Menjadi suka menentang
Kondisi ini menyebabkan anak ingin membela dirinya sendiri yang kemudian muncul perilaku suka menentang. Anak menjadi berani, bahkan berbicara kasar dan menentang orangtua. Muncul pemikiran bahwa semua yang dikatakan orangtua selalu salah dan harus ditentang. Anak juga tidak mau diatur untuk semua hal.
Sikap ini muncul akibat anak sudah terlalu lelah dimarahi terus menerus. Maka muncul keinginan untuk bebas dari situasi tidak menyenangkannya dan membuat dirinya berani untuk menentang.
Editors' Pick
4. Memiliki sifat introvert atau tertutup
Pada beberapa kasus, terlalu sering memarahi anak dapat membuat anak memiliki sikap introvert atau tertutup. Anak lebih pendiam, suka menyendiri, dan merasa bahwa dirinya tidak pernah melakukan hal yang benar, karena sering dimarahi oleh orangtua. Anak akan merasa dirinya tidak memiliki kemampuan yang membanggakan orangtua.
5. Mengakibatkan anak stres
Anak yang lemah lembut akan memiliki respon yang berbeda. Semakin sering anak tersebut mendapatkan omelan orangtua, anak akan makin mudah stres dan larut dalam kesedihan. Kondisi ini akan berefek terhadap perkembangan psikisnya. Bila sudah parah, orangtua sebaiknya konsultasi dengan ahlinya. Hal ini akan menghambat perkembangannya kelak.
6. Meniru perilaku orangtuanya
Anak melihat contoh dari orangtuanya. Jika ia tumbuh dengan omelan, maka bukan tidak mungkin anak menirunya. Besar kemungkinan anak akan mempraktikkannya kepada adiknya atau teman di lingkungan atau di sekolah.
7. Tumbuh menjadi anak yang pemarah
Akibat sering dimarahi, anak menjadi jenuh dan ingin keluar dari situasi tersebut. Anak berusaha untuk memberontak dan mempertahankan dirinya dari amarah orangtua. Selanjutnya ia akan menjadi lebih pemarah dan sulit diatur. Anak lebih suka berada di luar rumah karena lebih nyaman dan aman dari omelan.
8. Menjadi pasif dan kurang inisiatif
Anak menjadi pasif dan tidak memiliki inisiatif serta kreativitas. Ia hanya melakukan apa yang dikatakan orangtua. Karena terlalu sering dimarahi, anak merasa bahwa dirinya tidak pernah berbuat benar dan seringkali kebingungan apakah yang dilakukannya sudah benar. Pada akhirnya anak memilih untuk mengikuti apa kata orangtua agar tidak dimarahi.
Mendidik anak memang bukan hal mudah tetapi ada banyak cara untuk mendidik selain dengan memarahi anak. Perbanyak membaca, berkonsultasi dengan ahli, serta mengikuti seminar parenting untuk mendapatkan banyak bekal mengenai cara membesarkan anak.
Baca juga:
- Lakukan 6 Hal Ini untuk Mengajar Keterampilan Berpikir Kritis ke Anak
- Anak Mama Pemalu? Ini 8 Cara untuk Membantunya Bersosialisasi
- 8 Hal yang Harus Diajarkan kepada Anak Perempuan Menjelang Remaja