Bahaya Hipertensi Membayangi Anak! Kenali Gejala dan Penyebabnya, Ma
Tidak hanya orang dewasa, hipertensi dapat menyerang anak
2 Juli 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hipertensi atau tekanan darah tinggi dianggap sebagai penyakit yang biasa menyerang orang dewasa. Pada kenyataannya, kondisi ini dapat terjadi pada segala usia, bahkan saat masih bayi.
Dilansir dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kejadian hipertensi pada anak berkisar 1-2 persen, bahkan sebuah penelitian di Amerika Serikat terhadap 5100 anak sekolah mendapatkan kejadian hipertensi sebesar 4,5 persen.
Salah satu penyebab utama adalah obesitas. Anak yang memiliki kelebihan berat badan beresiko terserang hipertensi atau diabetes. Dengan kesadaran dan pola hidup sehat, hipertensi bisa dihindari.
Simak ulasan Popmama.com mengenai gejala dan penyebab hipertensi pada anak.
1. Hipertensi pada anak
Hipertensi atau tekanan darah tinggi pada anak-anak diidentifikasi ketika tekanan darah mereka berada dalam persentil ke-95 dibandingkan dengan anak-anak lain dengan tinggi, berat dan jenis kelamin yang sama. Menurut situs Mayo Clinic, seorang anak dikatakan mengalami hipertensi bila tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah diastolik >90 mmHg.
Tekanan darah biasanya rendah pada masa bayi dan meningkat perlahan seiring bertambahnya usia. Anak laki-laki dan anak-anak yang lebih tinggi cenderung memiliki tekanan darah sedikit lebih tinggi daripada anak perempuan atau anak-anak yang lebih pendek.
Hipertensi yang tidak terdeteksi pada anak-anak dapat menyebabkan komplikasi seperti stroke atau serangan jantung, ketika mereka memasuki usia dewasa.
Editors' Pick
2. Gejala hipertensi pada anak
Banyak anak tidak menunjukkan gejala yang jelas dan oleh karena itu tes tekanan darah selama pemeriksaan rutin sekarang dianjurkan untuk anak di atas 3 tahun.
Menurut laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pada bayi baru lahir, hipertensi dapat memberikan gejala sesak napas, berkeringat, gelisah, pucat atau sianosis, muntah, dan kejang.
Namun dalam kasus ekstrim, sakit kepala, pusing, kelelahan, gangguan penglihatan, penurunan kesadaran, mual, mimisan, nyeri dada, kelumpuhan otot, atau sesak napas mungkin merupakan indikator hipertensi.