5 Masalah Perilaku Anak yang Tidak Perlu Dikhawatirkan
Setiap bermasalah, anak selalu menyakiti dirinya. Apakah ini normal?
23 Oktober 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Terkadang ada hal-hal yang kelihatannya tidak menyenangkan bagi orangtua tentang perilaku anak sesuai dengan perkembangannya. Misalnya, ketika anak sedang mengembangkan kemampuan menulisnya, ia menulis di sofa kulit di ruang tamu. Ketika Mama memberitahu bahwa perilaku itu tidak dapat diterima, anak pun menangis sambil sesekali membenturkan kepala ke tembok. Ketika anak menyakiti dirinya sendiri, Mama langsung bertanya-tanya apakah ada yang salah dengan dirinya atau apakah Mama bertindak berlebihan.
Namun ternyata seorang anak melukai diri sendiri karena frustrasi, atau ketika mereka sangat kesal merupakan hal yang lumrah. Anak mungkin merasa malu atau marah pada diri mereka sendiri atas apa yang mereka lakukan. Menyakiti diri sendiri merupakan cara untuk mengekspresikan stres dan menyalahkan diri mereka pada saat yang sama, menurut KidsHealth.org.
Agar Mama dapat mengambil tindakan yang tepat, cari tahu apakah perilaku anak adalah normal, untuk melampiaskan rasa kesal saja atau kapan Mama harus mencari bantuan profesial.
Popmama.com mengulas beberapa perilaku anak yang tidak perlu dikhawatirkan oleh Mama.
1. Menggunakan kata-kata kasar
Apakah anak pernah mengatakan bahwa ia membenci Mama setelah dihukum? Ini pasti sangat menyebalkan, tetapi Ari Goldstein, Ph.D., seorang psikolog pendidikan di Deerfield, Illinois, mengatakan bahwa sebelum usia 7 tahun, anak tidak memiliki filter untuk semua ucapannya.
Hal ini terjadi karena mereka tidak memiliki keterampilan sosial, anak yang lebih kecil tidak mengerti bagaimana kata-kata mereka akan berdampak pada orang lain. Jadi, jika anak membuat pernyataan yang menyakitkan, biasanya tidak perlu dikhawatirkan dan diambil hati ya, Ma.
Mama dapat memberi tahu anak bahwa komentar itu tidak baik dan bagaimana perasaan mama setelah ia mengatakan hal itu. Jika pada akhirnya mereka tidak mengerti atau malah semakin getol menggunakan kata-kata kasar, maka inilah saatnya untuk mencari bantuan profesional.
2. Tidak menghargai teman bermainnya
Sebelum usia 3 atau 4, konsep-konsep seperti menjaga tangan untuk diri sendiri dan berbagi belum diketahui oleh anak. Dr. Goldstein menjelaskan bahwa anak yang lebih muda tidak pernah belajar keterampilan mengatur diri sendiri untuk menjaga perilakunya terhadap orang lain.
Namun jika pada saat anak menginjak usia sekolah, upaya Mama untuk mendisiplinkan belum meningkatkan perilaku positif, atau jika seorang anak menjadi gangguan di kelas, bicarakan dengan guru atau ahlinya untuk mengambil tindakan yang tepat.