Apa itu Mutisme Selektif? Penyebab Anak Mendadak Mogok Bicara
Mengejutkan memang jika tiba-tiba kemampuan anak untuk bicara menghilang di situasi tertentu
3 November 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah anak mendadak mogok bicara ketika berada di lingkungan baru atau di luar rumah? Atau mungkin sebaliknya, anak yang biasa ramai di luar rumah menjadi pendiam dan tidak mau mengucapkan sepatah kata pun ketika berada di rumah.
Bila hal ini terjadi pada anak, bisa jadi itu adalah selective mutism. Seringkali anak yang tidak berbicara dianggap sebagai pemalu. Terkadang anak malah dianggap tidak sopan atau cuek, bahkan mungkin guru atau orang tua percaya bahwa anak mereka menyandang autisme.
Akibatnya, perlu bertahun-tahun bagi anak untuk didiagnosis secara akurat dan mendapatkan bantuan sesuai yang mereka butuhkan.
Popmama.com merangkum beberapa informasi mengenai selective mutism untuk Mama.
1. Selective mutism adalah spektrum gangguan kejiwaan
Menurut Dr. Elisa Shiphom-Blum, selective mutism adalah gangguan kecemasan masa kanak-kanak yang kompleks yang ditandai dengan ketidakmampuan seorang anak untuk berbicara dan berkomunikasi secara efektif dalam lingkungan sosial. Anak-anak kadang-kadang dapat berkomunikasi dalam situasi di mana mereka merasa aman dan santai.
Gangguan ini adalah spektrum gangguan kejiwaan. Beberapa anak dapat berkomunikasi dengan mereka yang paling dekat dengannya, seperti saudara atau teman, sementara beberapa memiliki komunikasi yang sangat terbatas. Beberapa anak akan mengangguk atau memberi isyarat tetapi tidak berbicara, sementara yang lain mungkin hanya berbicara dengan berbisik.
2. Kondisinya berbeda-beda, tergantung pada lingkungan
Dalam lingkungan sosial seperti sekolah, seorang anak dengan selective mutism mungkin tampak dingin dan tanpa ekspresi, tidak dapat berkomunikasi ketika ditanya pertanyaan atau terlibat dalam bermain dengan teman sebaya.
Ketidakmampuan untuk berbicara sangat menantang karena anak mungkin tidak mengomunikasikan kebutuhan dasar mereka, seperti membutuhkan izin untuk pergi ke kamar kecil atau meminta bantuan untuk membuka kotak makan siang mereka untuk dimakan.
Asosiasi selective mutism menjelaskan meskipun mungkin tidak ada alasan logis untuk takut, perasaan bahwa anak dengan pengalaman selective mutism sama nyata seolah-olah ada ancaman atau bahaya yang sebenarnya.
Pada dasarnya, seorang anak dengan selective mutism mengalami perasaan yang mirip dengan seseorang dengan demam panggung.
Editors' Pick
3. Selective mutism banyak terjadi antara usia 3-8 tahun
Menurut Smart Center, selective mutism biasanya didiagnosis ketika anak berusia antara 3-8 tahun. Alasannya? Ini adalah kerangka waktu ketika seorang anak mulai sekolah, dan gejalanya lebih jelas.
Anak-anak dengan selective mutism biasanya memiliki kecenderungan terhadap kecemasan. Mereka sering menunjukkan tanda-tanda gangguan seperti kecemasan pemisahan ekstrim, sering marah dan menangis, ketidakmampuan untuk fleksibel, masalah tidur, dan rasa malu yang ekstrem.
Ketika pergulatan seperti itu terus berlanjut melewati kerangka waktu yang sesuai dengan perkembangan mereka, orangtua harus curiga ada sesuatu yang sedang terjadi.
4. Selective mutism sulit untuk didiagnosis
Sulit untuk mendapatkan diagnosis selective mutism yang akurat karena kurang dari 1 persen anak-anak mengalami kondisi ini dan tidak setiap dokter dididik tentang hal itu. Orangtua harus mulai dengan membawa anak mereka ke dokter anak, yang biasanya diperlukan untuk kemudian dirujuk ke spesialis yang berkualifikasi.
Sitsofe Luh Nutsukpui, ibu dari seorang anak dengan selective mutism, membawa anaknya yang saat itu berusia lima tahun ke seorang psikolog pediatrik untuk pengujian setelah mengamati mereka berbicara di rumah tetapi tidak di lingkungan prasekolah. Evaluasi mensyaratkan pelaporan orangtua, kuesioner, dan pengamatan.
Dia memaparkan bahwa sulit untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan bantuan selanjutnya, sehingga orangtua harus gigih dalam mengejar mereka untuk membantu anak mereka. Orangtua harus mengikuti insting mereka.
5. Kelainan memiliki gejala khas
Anak dengan selective mutism memiliki tanda-tanda sebagai berikut:
- Gagal berbicara pada situasi tertentu,
- sangat sensitif terhadap beberapa rangsangan seperti suara, cahaya, rasa, atau bau,
- cemas saat berpisah dengan orangtua,
- cenderung menarik diri.
6. Anak dengan spektrum gangguan ini perlu penanganan khusus
Setelah seorang anak didiagnosis dengan selective mutism, ada pilihan perawatan. Tujuannya adalah terapi perilaku kognitif di mana anak didorong untuk mempraktekkan "berani bicara.” Ini adalah proses bertahap di mana anak belajar berkomunikasi dalam lingkungan sosial.
Terapi ini tidak hanya untuk anak. Selain itu, orangtua dapat dilatih untuk membantu melatih anak-anak mereka, serta mengomunikasikan kebutuhan anak ke sekolah.
Mama dan keluarga juga harus meningkatkan rasa percaya diri anak dan memberikan penilaian positif pada anak. Misalnya, jika anak suka kesenian, berikan dukungan sepenuhnya. Buatlah hari spesial untuk menunjukkan bahwa ia seorang masterpiece!
Sering-seringlah mengajak anak ke lingkungan di luar rumah dan perkenalkan lingkungan baru secara perlahan agar ia semakin merasa nyaman dengan lingkungan sekitarnya, termasuk lingkungan sekolah.
7. Selective mutism bisa sangat memengaruhi masa depan anak
Nutsukpui berbagi bahwa selective mutism sangat menantang, baik secara fisik maupun mental. Berbicara adalah aspek utama kehidupan, jadi sangat menyulitkan bila berada di sekolah seharian penuh dan tidak mengatakan sepatah kata pun sampai anak tiba di rumah.
Ini terutama sulit jika anak memiliki kebutuhan yang memerlukan bantuan, yang tidak dapat mereka komunikasikan, seperti merasa sakit, terluka, atau perlu menggunakan kamar kecil.
Anak dengan selective mutism seringkali diabaikan atau disalahpahami. Sebagai orangtua, Mama harus terus-menerus mengamati anak dan berkoordinasi dengan guru untuk mengadvokasi kebutuhan anak. Mendorong anak untuk berani menyatakan keinginan juga penting.
Pada akhirnya, semua orangtua ingin anak-anak mereka bahagia dan sukses. Dalam kasus seorang anak dengan selective mustism, jalan menuju kesuksesan dimulai dengan diagnosis, kemudian menemukan bantuan yang sesuai, dan dengan tekut mengejar pengobatan. Perjalanan itu bisa penuh gejolak dan bermanfaat bagi anak.
Dan ketika anak dengan selective mutism mulai berbicara? Rasa senang Mama pasti tidak dapat digambarkan dengan kata-kata.
Baca juga:
- 6 Tonggak Perkembangan Anak Usia Sekolah yang Wajib Diketahui Mama
- Tak Disadari, Mama Sering Melakukan 4 Hal yang Berakibat Buruk ke Anak
- Segera Bertindak! Begini Tandanya Jika Anak Mengalami Serangan Panik